IS OUR EARTH CALLED A PEACEFUL PLACE?

From BASAbaliWiki
20220518T110613700Z863043.jpeg
0
Vote
Title (Other local language)
Photograph by
Author(s)
Reference for photograph
https://www.instagram.com/p/Ca7PBSFFrNJ/?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    [[1]]
    Competition
    Pengungsi


    Wikithon Gianyar7 Krisna

    30 months ago
    Votes 0++
    Saya ingin menanggapi sedikit tentang tulisan ini. Hal yang membuat saya setuju dengan tulisan ini tertuju pada judul tulisan "Masihkah Bumi Kita Disebut Tempat yang Damai?". Sebenarnya untuk mendapatkan tempat yang damai terbilang sulit, bukannya mustahil tetapi nampaknya pembicaraan ini lebih mengarah ke filsafat. Bila berbicara tentang perang, hal yang diharapkan adalah "tempat aman". Ini jauh lebih riil dibandingkan dengan "damai". Setiap warga negara mengharapkan tempat aman untuk berlindung dan melanjutkan hidupnya. Bila terjadi peperangan seperti yang dialami Rusia dan Ukraina seperti sekarang ini tentu saja kedua negara ersebut menjadi tempat yang benar-benar tidak aman. Warga mereka akan pergi mencari negara lain untuk mendapatkan tempat aman berlindung. Hal yang harus dipahami oleh seorang pemimpin negara adalah keberlangsungan hidup warganya. Salah satu syarat sebuah negara tentu yaitu adanya warga negara. Sehingga keputusan-keputusan pemimpin sudah seharusnya mementingkan warganya. Pilihan untuk berperan tentu saja jalan yang salah dalam memperluas kekuasaan.
    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your attitude and responsibility to refugees who come to your area because of a conflict such as what's happening in Ukraine?

    Description


    In English

    The war between Russia and Ukraine has erupted, thousands of victims have been lost, buildings are on fire, air strikes keep coming. Is it true that the third world war is coming soon? To understand why the war between Russia and Ukraine happened, of course we have to look back. It is said that Russia and Ukraine come from the same cultural roots, you can say they are compatriots, moreover, these two countries have joined the super large country called the Soviet Union. Around 1940 after the second world war, the Soviet Union was like a giant country, then western countries formed a giant military gang that rivaled the name NATO (Nort Atlantic Treaty Organization) an organization of military alliances for security. ice or snow, a "war" carried out through political and economic propaganda, until finally in 1991 the Soviet Union broke up. This causes countries close to Russia to join Nato, what about Ukraine itself? Most of the people there want to side with the west, but when their leader sided with Russia, there was an event called Euromai and a series of demonstrations and riots at the time of refusing cooperation with the European Union, finally in 2014 Russia annexed part of Ukraine in order to maintain influence in the country. there. It is precisely their new leader who is close to NATO, this is the source of the problem. In November 2021 Russia moved 100,000 troops to the Russian-Ukrainian border. High-ranking officials think that Russia will attack in a matter of days, and we all know that prediction will come true, on February 21, 2022, the first attack came, they carried out martial law, all of their citizens were advised to take refuge in houses or war houses, but conditions continued to squeeze. , the leader also directed the citizens to participate in defending their country, the battle was fierce, all the eyes of the world were on them. Other countries began to show which side. But Indonesia did not first say our president in one of his accounts “Stop war. The war torments mankind, and endangers the world.” But we will not escape the impact of this war, the price of the dollar, the price of fuel, noodles and cereals may rise. If asked about what you would do if refugees came to your house, the simple answer would be to accept it. What's the reason? we as social beings certainly have compassion in conscience, judging from the war that took place in Russia and Ukraine, it is very sad, of course it does a lot of harm, not only harm between these two countries, which war is certainly detrimental to other countries as well. If we look at the cause of this war, of course, territorial disputes, between Russia and Ukraine there are no signs that they will end this war. This is very concerning for the people of these two countries, many people have lost their homes, jobs, families, and property. Children who used to be used to learning, adults who did work according to their profession. Since the war everything has changed. As a social being, of course, I am very concerned and sorry to see this incident, of course I will really accept those who want to evacuate to my place. Provide facilities to those who want to come. We live in a government country, we don't do this alone, of course we will involve the government and the state if there are refugees from outside the country who want to flee to our country. Maybe we can do something if there are refugees who come to our country by facilitating transportation and access to those who want to evacuate, because they all need protection, they need proper housing, food, drink, clothing, and education that is safe for them. We need to create a better world for all of us. Pray for peace in our world. Messages of peace kept coming. However, the conflict is not over yet. Hopefully the war will subside soon. Not just in Ukraine, but all over the world.

    In Balinese

    In Indonesian

    Perang Rusia dan Ukraina telah Meletus, ribuan korban telah melayang, Gedung-gedung kebakaran, serangan udara terus datang. Benarkah perang dunia ketiga akan segera ada ? untuk memahami mengapa perang antara Rusia dan ukraina bisa terjadi, tentunya kita harus melihat ke belakang. Konon katanya Rusia dan Ukraina berasal dari akar kebudayaan yang sama bisa dibilang saudara sebangsa, apalagi kedua negara ini pernah bergabung ke negara super besar Bernama Uni Soviet. Sekitar tahun 1940 setelah perang dunia kedua, Uni Soviet ibarat negara raksasa, lalu negara-negara barat membentuk geng militer raksasa yang menandingi Bernama NATO (Nort Atlantic Treaty Organization) organisasi aliansi militer untuk keamanan Bersama anggotanya, puluhan tahun keduanya perang dingin yang tidak berkaitan antara es ataupun salju, “perang” yang dijalankan lewat propaganda politik dan ekonomi, sampai akhirnya pada tahun 1991 Uni Soviet pecah. Hal ini menyebabkan negara-negara dekat rusia bergabung dengan Nato, bagaimana dengan Ukraina sendiri ? Sebagian besar masyarakat disana ingin memihak barat, tetapi pada saat pemimpin mereka memihak rusia, terjadilah suatu peristiwa yang Bernama Euromaidan rentetan unjuk rasa dan kerusuhan pada saat menolak kerja sama dengan Uni Eropa, akhirnya pada tahun 2014 Rusia mencaplok sebagaian wilayah Ukraina supaya tetap memiliki pengaruh di sana. Justru pemimpin baru mereka dekat dengan NATO, hal ini yang menyebabkan sumber permasalahan. Pada bulan November tahun 2021 Rusia menggerakan 100.000 pasukan ke perbatasan Rusia dan Ukraina. Para petinggi berpendapat bahwa Rusia akan menyerang dalam hitungan hari, dan kita semua tahu prediksi itu menjadi kenyataan, pada tanggal 21 bulan februari tahun 2022 serangan pertama datang, mereka melakukan darurat militer seluruh warganya dihimbau berlindung di rumah atau bangker peninggalan perang, namun kondisi terus menghimpit, sang pemimpin pun mengarahkan warga supaya ikut membela negaranya, pertarungan pun berjalan sengit, semua mata dunia tertuju pada mereka. Negara-negara lain mulai menunjukan memihak kemana. Tetapi Indonesia tidak dulu kata presiden kita di salah satu akunnya “Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia”. Tapi kita tidak akan lepas dari dampak perang ini, harga dollar, harga bahan bakar, mie dan sereal mungkin akan naik. Jika ditanya mengenai apa yang akan kamu lakukan jika pengungsi datang ke rumahmu, jawaban simple saya pasti menerimanya. Apa sebabnya ? kita sebagai mahluk sosial tentu mempunyai rasa kasihan secara hati Nurani dilihat dari perang yang terjadi di Rusia dan Ukraina sangatlah miris, tentunya banyak merugikan tidak hanya merugikan antara dua negara ini yang melakukan perang tentunya merugikan negara-negara lain juga. Jika kita mengintip apa penyebab dari perang ini tentunya sengketa wilayah, antara Rusia dan Ukraina tidak adanya tanda-tanda mereka akan mengakhiri perang ini. Hal ini sangat memprihatikan bagi masyarakat kedua negara ini, masyarakat banyak kehilangan tempat tinggal, pekerjaan, keluarga, dan harta benda. Anak-anak yang dulunya biasa melakukan pembelajaran, orang dewasa yang melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Semenjak adanya perang semuanya berubah. Saya sebagai mahluk sosial tentunya sangat prihatin dan kasihan melihat kejadian ini, tentunya saya akan sangat menerima mereka yang ingin mengungsi ke tempat saya. Memberikan fasilitas kepada mereka yang ingin datang. Kita hidup di negara pemerintahan hal ini tidak kita lakukan dengan sendiri, tentunya kita akan melibatkan pemerintah serta negara jika ada pengungsi dari luar negara yang ingin mengungsi ke negara kita. Mungkin hal yang bisa kita lakukan jika ada pengungsi yang datang ke negara kita dengan memudahkan transportasi maupun akses kepada mereka yang ingin mengungsi, karena mereka semua perlu perlindungan, mereka membutuhkan tempat tinggal yang layak, makanan, minuman, pakaian, serta Pendidikan yang aman bagi mereka. Kita perlu menciptakan dunia yang lebih baik untuk kita semua. Berdoa untuk perdamaian dunia kita. Pesan damai terus berdatangan. Walaupun, pertikaian belum juga usai. Semoga peperangan segera mereda. Bukan Cuma di Ukraina, tapi di seluruh dunia.