Tari Sanghyang Penyalin merupakan tarian tradisional yang sakral, dan sering dipentaskan pada saat tilem keenam atau bulan Desember setiap tahun. Umumnya tarian ini dipakai sebagai jawaban pertanda alam oleh masyarakat karena tarian ini bertujuan untuk menyeimbangkan Tri Hita Karana, yaitu menyeimbangkan hubungan manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan Tuhannya. Di samping itu, akhir-akhir ini tarian Sanghyang Penyalin fungsinya telah meluas dapat juga dipakai sebagai daya tarik wisata kaitannya dengan agrowisata yang kini dikembangkan di kawasan wisata Panca Sari Buleleng. Prosesi Tari Sanghyang Penyalin adalah penyalin (rotan) yang dipakai alat menari dihias terlebih dahulu, diisi bunga dan di sela-sela bunga diisi krincingan (lonceng) kemudian diupacarai selanjutnya baru ditarikan. Pada saat ditarikan penyalin tersebut berbunyi karena dihias dengan lonceng.
Enable comment auto-refresher