Ketut Putrayasa adalah seniman kelahiran Kerobokan, Badung, Bali, 15 Mei 1981. Pada tahun 2019, dalam rangka “Berawa Beach Arts Festival”, dia menghebohkan Pantai Berawa dengan karya instalasinya berupa gurita raksasa yang dibuat dari bambu. Dalam acara bertajuk “Deep Blue Spirit” itu, puluhan seniman dari lintas seni merespon gurita raksasa itu dengan pertunjukan musik, tari, puisi, video art. Masih pada tahun 2019, Putrayasa diundang oleh Company Arsitektur and Interior Design menggarap Project Comision Artwork di Paris, Perancis. Tahun 2020, dia menampilkan seni instalasi "Pandora Paradise" di alun-alun Puputan Badung, Denpasar.
Ketut Putrayasa menempuh pendidikan seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar hingga Program Pascasarjana Penciptaan Seni. Dia meraih karya Tugas Akhir (TA) Terbaik dari ISI Denpasar tahun 2014. Dia sering mengikuti pameran bersama, antara lain pameran patung kelompok “BIASA” di Museum Pendet, Ubud (2004), “Sign of Art” di Belgia (2008), “Kuta Art Chromatic” di Kuta (2003), “Articulation” di Kuta (2014), “Chronotope” di Rich Stone Bali (2015), trienale patung “Skala” di Galeri Nasional Jakarta (2017), “Art Unlimited” di gedung Gas Negara Bandung (2018), “Bali Megarupa” di Bentara Budaya Bali (2019), dan sebagainya. Selain aktif berkarya, Putrayasa juga bergabung dengan “MilitanArt”, salah satu komunitas seni yang menggerakkan kehidupan seni rupa di Bali.
Enable comment auto-refresher