I Nyoman Kaler was born in 1892 in Pamogan Village, South Denpasar District. His father, I Gde Bakta, was a versatile artist in his day. His mother, Ni Ketut Taro, owns the art of his grandfather, I Gde Salin. Kaler himself studied with his grandfather and father, who later passed on to him the nandhir dance, butterfly row, Sisia Calonarang, wayang wong, and parwa.
Kaler never received formal education, because as he recalled, until 1900 in Denpasar there were no schools opened. However, his ability to both read and write Balinese script and Latin script cannot be doubted. This skill is obtained from non-formal education on the sidelines of his busy life deepening the arts of dance and percussion. In mastering pagambuhan dance and percussion, he was educated by I Gusti Gede Opium, I Made Sariada, and I Made Nyankan (all from Denpasar) and I Made Sudana from Tegal Taniu.
In 1918, at the age of 26, I Nyoman Kaler deepened the Legong Kraton dance with his teacher, Ida Bagus Boda from Kaliungu Klod, Denpasar. In 1924, he studied dance and percussion with Anak Agung Rai Pahang from Sukawati, Gianyar. Kaler was very impressed with this one teacher. His teacher's extraordinary way of teaching allowed Nyoman Kaler to understand the intricacies and movements of dance in depth. Kaler also became a favorite student because of his amazing talent.
Kaler can play almost all Balinese gamelan instruments and understands very well all pegongan music, gender, angklung, semar pagulingan, and so on. Nyoman Kaler started teaching in1918.
I Nyoman Kaler lahir pada tahun 1892 di Desa Pamogan, Kecamatan Denpasar Selatan . Ayahnya I Gde Bakta adalah seorang seniman serba bisa pada zamannya. Sang ibu, Ni Ketut Taro, juga memiliki seni Kakeknya, I Gde Salin, kemudian darah ayahnya sendiri merupakan guru tari dan tabuh yang punya nama. Kaler sendiri berguru kepada kakek dan ayahnya, yang nantinya mewariskan padanya tari nandhir, baris kupu-kupu, sisia Calonarang, wayang wong, dan parwa. Kaler tak pernah mengenyam pendidikan formal, sebab seingatnya, sampai tahun 1900 di Denpasar belum dibuka sekolah-sekolah. Namun kemampuannya baik baca tulis aksara Bali maupun huruf Latin tak bisa diragukan. Kepandaian ini didapat dari pendidikan non-formal di sela-sela kesibukannya memperdalam seni tari dan tabuh. Dalam penguasaan tari dan tabuh pagambuhan ia sempat dididik oleh I Gusti Gede Candu, I Made Sariada, I Made Nyankan. semuanya dari Denpasar, dan I Made Sudana dari Tegal Taniu. Pada tahun 1918, dalam usia 26 tahun, I Nyoman Kaler memperdalam tari Legong Kraton pada gurunya, Ida Bagus Boda dari Kaliungu Klod, Denpasar. Tahun 1924 memperdalani tari dan tabuh pada Anak Agung Rai Pahang dari Sukawati. Gianyar. Kaler sangat terkesan pada gurunya yang satu ini. Cara mengajar gurunya yang luar biasa itu meinungkmkan Nyoman Kaler memahami seluk-beluk dan gerak tari dengan mendalam. Kaler pun menjadi murid kesayangan karena bakatnya yang mengagumkan. Sampai-sampai sang guru menganugerahkan seekor kuda pada murid yang rajin ini. Kaler menguasai hampir seluruh perangkat gambelan Bali dan memahami betul semua gending-gending pegongan, gender, angklung, semar pagulingan, dan sebagainya. Dari pengetahuan yang dimiliki maka Nyoman Kaler telah mulai mengajar sejak tahun 1918.
Nothing was added yet.
Enable comment auto-refresher
Anonymous user #1
Permalink |