Literature PERTIMBANGAN SAYA JIKA ADA PENGUNGSI DATANG

From BASAbaliWiki
Revision as of 14:55, 18 May 2022 by Baguswiswanata (talk | contribs) (Edited automatically from page Literature PERTIMBANGAN SAYA JIKA ADA PENGUNGSI DATANG.)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
20220518T145241534Z627832.jpeg
0
Vote
Title (Other local language)
Photograph by
Author(s)
Reference for photograph
https://www.infomigrants.net/en/post/25431/refugee-numbers-hit-record-high-in-2019-un-report
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    Competition
    Pengungsi


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    What is your attitude and responsibility to refugees who come to your area because of a conflict such as what's happening in Ukraine?

    Description


    In English

    In Balinese

    In Indonesian

    Terlepas dari berbagai dukungan dan hujatan, perang tetaplah buruk bagi mereka yang sungguh-sungguh cinta damai. Menurut saya, jika saya menjadi presiden atau pemimpin negara-negara yang berkonflik, saya lebih baik mengalah demi selamatnya rakyat saya. Biarlah saya dikatakan pengecut atau penakut oleh negara lain. Yang penting rakyat saya selamat.

    Terkait dengan adanya konflik internasional di Ukraina, saya pribadi sangat menyayangkannya. Pastinya ada banyak korban sipil. Dari berita yang saya dengar, ada sekitar lima juta pengungsi yang mencari perlindungan ke Polandia, Swis, Rusia dan bahkan ke Italia. Saya merasakan penderitaan mereka dan membayangkan bagaimana rasanya jika saya berada di sana. Saya harus melindungi orang-orang yang saya cintai dan segala properti saya. Namun karena situasi tidak menentu, saya terpaksa harus meninggalkan itu semua. Betapa menyedihkannya situasi semacam itu.

    Jadi, jika ada pengungsi datang ke tempat saya, tidak ada alasan untuk menolak mereka, terlepas dari asal mereka. Dalam ranah kemanusiaan, kita tidak boleh melihat manusia berdasarkan negara, ras, agama maupun variabel-variabel subjektif lain. Rasa kemanusiaan adalah sesuatu yang berlaku di mana-mana, di bangsa mana saja, dan bagi seluruh umat manusia. Sebagai sesama manusia, kita tidak bisa hidup sendiri. Kita harus menyadari bahwa tidak ada tempat yang benar-benar aman di bumi ini. Konflik dan bencana bisa terjadi di mana saja, sehingga kita harus selalu saling menjaga dan tolong-menolong. Siapa tahu, di masa depan, kitalah yang memerluka bantuan mereka.

    Dari sisi kewarganegaraan, kehadiran pengungsi memerlukan suatu penanganan secara administrasi. Jika para pengungsi itu datang, pertama-tama yang harus tahu adalah Pak RT, lurah atau prebekel. Kemudian, karena di Bali juga ada banjar adat, kelian banjar juga harus diberitahu. Setelah pengungsi itu didata dan didokumentasikan (identitas apa pun yang mereka punya), kita bisa melapor kepada pihak berwajib. Polisi akan menghubungi pihak imigrasi untuk mendata pengungsi itu, termasuk di mana mereka akan diberikan penampungan (apakah di rumah warga atau di tempat umum). Imigrasi juga akan menghubungi kedutaan besar negara pengungsi itu.

    Jika konflik terjadi terus-menerus di negara mereka, sebenarnya negara kita sudah memiliki prosedur bagi keberlangsungan mereka di Indonesia. Mereka bisa memilih mencari suaka dan menjadi WNI setelah beberapa lama, pergi ke negara lain, atau kembali ke negara mereka. Kalau mereka memilih menjadi WNI, mereka harus menunggu dan melengkapi beberapa persyaratan lain. Jika mereka memilih untuk kembali ke negara asal mereka, pihak yang berwajib akan mendata mereka untuk dilaporkan ke kedutaan.

    Pada dasarnya, dari sisi kemanusiaan, sifat tolong-menolong itu harus diutamakan. Namun, dari sisi politik dan administrasi, semua memiliki prosedur demi keamanan bersama. Kita tidak tahu sifat, tabiat dan tujuan para pengungsi itu. Secara kesehatan, bisa saja mereka membawa virus atau bakteri yang tidak ada di negara kita. Jika virus atau bakteri itu menular ke tubuh kita, kita bisa terkena penyakit baru. Karena itu, pengungsi konflik internasional yang baru tiba seharusnya tidak dibiarkan berada di rumah warga. Mereka harus dikarantina selama beberapa hari, menjalani pemeriksaan medis dan dicek kesehatannya agar tidak berdampak buruk pada warga lokal.

    Kedatangan pengungsi ke daerah kita juga mesti diperhitungkan dari sisi ekonomi. Mereka mungkin saja datang tanpa membawa bekal atau uang. Selama beberapa lama, kita mungkin bisa menyuplai bahan makanan, tetapi kita juga tidak bisa terus-menerus melakukan itu. Para pengungsi ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah. Jika konflik terjadi cukup lama, mereka bisa diberikan lapangan pekerjaan sehingga mereka bisa memutar roda perekonomian mereka sendiri. Pada intinya, ke mana pun kita mencari perlindungan, kebutuhan makan adalah hal paling utama.