Bali’s history is made up of many contradictions. Some of these are intrinsic to Balinese culture and society; others are due to the experience of colonisation by the Dutch and the result of incorporation into the nation-state of Indonesia. Others still stem from forces of modernisation, globalisation, tourism and consumerism. The authors of Bali’s Silent Crisis: Desire, Tragedy and Transition highlight these contradictions to reveal underlying problems that continue to shape, influence and in certain ways, haunt daily life in Bali. They contend that these forces and associated changes have resulted in deep psychological and cultural trauma that remains largely unacknowledged – hence a ‘silent crisis’ – and runs counter to the discourse of Bali as a paradise.
The authors have lived and worked in Indonesia over many years, with much of that time in Bali. With academic backgrounds in cultural studies and health promotion they bring an interesting perspective to their subject and display an obvious concern for the long-term psychological health of Balinese caught up in the profound processes of change, violence, and desire that are encapsulated in the subtitle of their book. From the outset we get a very strong sense of their motivation in researching and writing the book and their commitment to Balinese friends and colleagues. It is clear they have a great deal of affection for their subjects and come to their conclusions based on a long-term engagement with Bali.
The full review of the book is available in:
https://www.insideindonesia.org/review-bali-s-silent-crisis?highlight=WyJiYWxpIiwiYmFsaSdzIiwiJ2JhbGkiLCJiYWxpJyIsImJhbGknLiIsIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3DSejarah Bali terbentuk dari banyak kontradiksi. Beberapa diantaranya bersifat intrinsik di dalam budaya dan masyarakat Bali, lainnya karena pengalaman penjajahan Belanda dan hasil penggabungannya ke dalam negara-bangsa Indonesia. Lainnya juga berasal dari kekuatan modernisasi, globalisasi, pariwisata dan konsumerisme. Para penulis Bali's Silent Crisis: Desire, Tragedy and Transition menyoroti kontradiksi ini untuk mengungkap masalah mendasar yang terus membentuk, mempengaruhi dan dengan cara tertentu, menghantui kehidupan sehari-hari di Bali. Kedua penulis berpendapat bahwa kekuatan-kekuatan ini serta perubahan-perubahan terkait memberikan trauma psikologis dan budaya yang mendalam yang sebagian besar tetap tidak diakui – karenanya merupakan 'krisis diam' – dan bertentangan dengan wacana Bali sebagai surga.
Para penulis telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama bertahun-tahun, dengan sebagian besar waktunya di Bali. Dengan latar belakang akademis dalam studi budaya dan promosi kesehatan, mereka membawa perspektif yang menarik untuk subjek mereka dan menunjukkan kepedulian yang jelas terhadap kesehatan psikologis jangka panjang orang Bali yang terperangkap dalam proses perubahan, kekerasan, dan keinginan mendalam yang dikemas dalam subjudul dari buku-buku mereka. Sejak awal kami merasakan motivasi mereka yang sangat kuat dalam meneliti dan menulis buku dan komitmen mereka terhadap teman dan kolega Bali. Tampak jelas bahwa mereka memiliki kasih sayang yang besar untuk subjek mereka dan sampai pada kesimpulan mereka yang mendasarkan pada keterlibatan jangka panjang dengan Bali.
Ulasan utuh dari buku ini bisa dilihat pada laman:
https://www.insideindonesia.org/review-bali-s-silent-crisis?highlight=WyJiYWxpIiwiYmFsaSdzIiwiJ2JhbGkiLCJiYWxpJyIsImJhbGknLiIsIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3D
Enable comment auto-refresher