Mangku Muriati lahir di Klungkung, Bali, 1967. Dia adalah seniman perempuan Bali yang melukis dengan gaya tradisional klasik Kamasan. Gaya Kamasan adalah bentuk estetik dari lukisan yang menggunakan cerita pewayangan seperti wayang kulit, kebanyakan dari epos Mahabrata dan Ramayana.
Mangku Muriati adalah anak perempuan Mangku Mura (1920-1999), salah satu tokoh pelukis Kamasan. Sejak kecil ia mengikuti ayahnya melukis dengan mewarnai lukisan khas wayang di Desa Kamasan, Klungkung.
Kemudian dia kuliah di Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD), Universitas Udayana Denpasar, Bali dan setelah lulus kembali melukis gaya Kamasan di rumahnya. Jumlah seniman perempuan yang menekuni lukisan gaya Kamasan tak sebanyak laki-laki.
Pada 1990 saat berusia 32 tahun, Muriati menjadi pemimpin ritual atau Pemangku di pura, tempat suci di tempat tinggalnya, Banjar Siku, Kamasan.
Kamasan adalah satu-satunya desa di Bali di mana bentuk seni tradisional ini belum digantikan oleh gaya baru. Walau setia dengan tradisi seni rupa klasik Kamasan, dalam karyanya ia juga menyinggung perkembangan sosial dan politik di Bali.
Murniati memilih tinggal di rumahnya di Banjar Siku, bukan Banjar Sangging yang menjadi tempat berkarya pelukis Kamasan pada umumnya. Ia dinilai sudah membuktikan bisa menggerakkan banjarnya karena karyanya dipesan dan dikoleksi banyak pihak dari dalam dan luar negeri.
Enable comment auto-refresher