I Ketut Sumarta menulis puisi sejak remaja dengan nama pena Dommy Lavawan dan banyak dimuat di Bali Post. Dia lantas rajin berteater dan menulis esei di media massa, hingga menekuni dunia jurnalistik. Dia bergabung dengan Majalah Berita Mingguan EDITOR di Jakarta—yang akhirnya dibredel rezim Orde Baru pada 1994. Setelah pulang ke Bali sejak 1995, dia dipinang sebagai Redaktur Pelaksana harian NUSA hingga dipercaya sebagai Direktur. Sejak awal tahun 2000 bersama kawan-kawannya di Bali dia menerbitkan sekaligus memimpin majalah bulanan kebudayaan Bali, SARAD. Tulisan-tulisannya perihal budaya Bali, antara lain, pernah dimuat di Kompas, Majalah Gatra, Majalah Budaya BASIS. Buku-buku karyanya yang telah terbit, antara lain: Sosok Seniman dan Sekaa Kesenian Denpasar (1999), Batur: Jantung Peradaban Air Bali (2015), dll.
Nothing was added yet.
Enable comment auto-refresher