Didon Kajeng bernama asli Dwi Ari Swandana, lahir di Denpasar, 5 Maret 1976. Sejak kanak-kanak ia aktif dalam berbagai kegiatan kesenian, seperti baca puisi, menyanyi, main drama/teater. Ia sering menjuarai lomba baca puisi, nyanyi, musikalisasi puisi. Ia juga jago merangkai bunga dan telah menerbitkan buku seni merangkai bunga berjudul “Bali Bloom, Inspirational Balinese Floral Art”. Sekitar 2013 ia kehilangan penglihatan akibat glukoma. Belakangan ia harus menjalani cuci darah dua kali seminggu. Namun ia tak pernah patah semangat menjalani hidup. Ia tetap masih bisa bermain teater, misalnya ia tampil di Bentara Budaya Bali dengan monolog “Orgil” pada tahun 2014, ia membaca puisi di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 2016. Ia membina anak-anak tunanetra di Denpasar berkesenian, berteater, menyanyi, menulis puisi. Ia adalah guru, sahabat, panutan bagi anak-anak tunanetra di Denpasar. Bersama anak-anak tunanetra ia mendirikan Komunitas Seni Teratai Bali (Kostra). Didon meninggal 10 Agustus 2021.
Enable comment auto-refresher