In English
Based on Dwijendra Tattwa's ejection, namely the historical story of Dang Hyang Nirartha, which in Balinese narratives it is mentioned that the Dang Kahyangan temple was built on the instructions of Dang Hyang Nirartha or was awakened by sons, grandchildren, great-grandchildren, or the wider community to honor and remember the dharmayatra (journey of God). holy religious broadcasting) Dang Hyang Nirartha mentioned a number of 34 pieces. One of them is Puncak Tedung Temple. Puncak Tedung Temple is located in the Banjar Kertha area, Petang Village about 51 km from I Gusti Ngurah Rai International Airport and at an altitude of 730.77 meters above sea level. According to history, when the Reverend Dang Hyang Nirartha traveled from Pulaki to the eastern part of Bali, he rested on the top of a plateau in the village of Petang. When he continued his journey, he left his umbrella, by the people and ordered by King Mengwi to finally build a holy place in Meru as a tribute to the kindness of Dang Hyang Nirartha.
In Balinese
In Indonesian
Berdasarkan lontar Dwijendra Tattwa, yakni kisah sejarah Dang Hyang Nirartha, yang dalam penuturan masyarakat Bali disebutkan pura-pura Dang Kahyangan yang dibangun atas petunjuk Dang Hyang Nirartha atau dibangunkan oleh para putra, cucu, cicit, atau masyarakat luas untuk menghormati dan mengenang dharmayatra (perjalanan suci siar keagamaan) Dang Hyang Nirartha disebutkan sejumlah 34 buah. Salah satunya Pura Puncak Tedung. Pura Puncak Tedung terletak di daerah Banjar Kertha, Desa Petang sekitar 51 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan pada ketinggian 730, 77 meter di atas permukaan laut. Menurut sejarah ketika Pendeta Dang Hyang Nirartha melakukan perjalanan dari Pulaki ke bagian timur Bali, beliau beristirahat di puncak dataran tinggi di Desa Petang. Ketika beliau melanjutkan perjalanannya, beliau meninggalkan payungnya, oleh masyarakat dan diperintahkan oleh Raja Mengwi akhirnya dibangun tempat suci dalam Meru sebagai penghormatan atas kebaikan Dang Hyang Nirartha.
http://www.dharmopadesa.org/blog/artikel/pura-pura-dang-kayangan.html
Enable comment auto-refresher