Saudara, pasti sudah tidak asing lagi tentang konflik antara Rusia dan Ukraina. Belakangan ini kembali menjadi sorotan karena kedua negara memang dalam tahap krisis tingkat tinggi hingga digadang-gadang invasi yang bisa dilakukan kapan saja. Bersumber pada Berita Internasional Terkini bahwa perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung sampai hari ini, Rabu, 18 Mei 2022 atau sudah memasuki hari ke-84 invasi. Berdasarkan berita terbaru, negosiasi damai antara kedua negara mengalami jalan buntu, kata pejabat Ukraina. The Guardian melaporkan, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan, dia yakin tidak ada kesepakatan damai kalau negosiator mencoba "mentransfer dialog" seperti apa yang dikatakan barat daripada berbicara mengenai situasi langsung di Ukraina. Sampai saat ini, banyak pejuang menyerah dan mereka dipindahkan ke wilayah yang sudah dikuasai Rusia. Menurut PBB, sampai saat ini, sudah ada enam juta pengungsi yang meninggalkan Ukraina sejak invasi Rusia di bulan Februari lalu. Kisah pilu warga Ukraina yang berhasil mengungsi di berbagai tempat salah satunya telah tinggal di Polandia. Rela meninggalkan anak, istrinya pula yang rela berjuang demi negaranya. Terdapat pula warga yang membawa anaknya keluar dari Ukraina karena harus mencari tempat yang lebih aman walaupun separuh nyawa mereka masih tetap berada di daerah tempat tinggalnya. Terlepas dari permasalahan antar dua negara ini, sebagai makhluk sosial tentu berharap hal yang terbaik yaitu kedamaian.
Bagaimana tokoh pengungsi itu juga sama seperti kita ialah makhluk sosial atau manusia yang sama-sama makhluk yang tidak bisa hidup sendiri, pastinya memerlukan bantuan orang lain. Jika manusia normal menginginkan kehidupan yang tentram, pastinya para pengungsi dari Ukraina juga menginginkan kehidupan yang damai. Perbedaan terjadi apabila mereka mengungsi ke tempat lain adalah saat mereka sebagai pengungsi dan kita atau orang yang memiliki tempat tinggal tidak merasakan hal yang mereka rasakan. Secara umum, manusia memiliki hati nurani dan jiwa kemanusiaan. Bayangkan apabila kita berada di posisi para pengungsi tersebut. Tentu kita juga ingin dibantu bukan? Secara otomatis saat mereka sebagai pengungsi mendatangi wilayah kita, alangkah baiknya kita menerima mereka dengan terbuka. Sambutlah mereka dengan apa yang kita miliki, walaupun ini bersifat sementara. Apa yang kita miliki, cobalah untuk berinisiatif dengan memberi kepada mereka. Ajari mereka tentang apa itu rasa peduli, keikhlasan, sabar dan hal lain yang mendukung situasi terkini tentang kondisi mereka saat ini. Cukup hal sederhana saja, seperti kebutuhan pangan yang mereka butuhkan, obat-obatan secukupnya, pun tempat tinggal ala kadarnya.
Segala bentuk pemberian yang sederhana tentu akan membantu pengungsi Ukraina. Bantuan ini juga mesti dikomunikasikan dengan pemerintah Indonesia, agar terjadi kesetaraan dan juga keadilan terhadap daerah yang menjadi tempat pengungsian. Dengan bantuan yang cukup itu perlu juga disisipkan edukasi kepada para pengungsi. Untuk hal ini akan sangat bermanfaat bagi pengungsi dan juga para penerima pengungsi. Mulai dari hal dasar saja, seperti mulai menghibur mereka dengan kebudayaan yang kita miliki. Tidak perlu jauh-jauh dan cukup yang ringan-ringan saja. Selain itu, masyarakat Indonesia juga memerlukan edukasi lebih lanjut mengenai pengungsi Ukraina, dengan demikian keinginan menolong akan tersalurkan dengan baik. Bantuan yang cukup sederhana bagi pengungsi Ukraina, yang pasti adalah konsumsi, tempat tinggal yang layak dan perlakuan yang baik kepada mereka. Maka dalam waktu yang panjang ini akan berdampak baik kepada kedua belah pihak.
Enable comment auto-refresher