I Ngurah Suryawan, dilahirkan di Denpasar Bali 25 Februari 1979. Pendidikan formal ditempuhnya di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali (2006) dengan skripsi berjudul “Bertutur Di Balik Senyap: Studi Antropologi Kekerasan Pembantaian Massal 1965-1966 di Kabupaten Jembrana, Bali.” Pendidikan Magister diselesaikannya di Program Magister Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana (2009) dengan tesis berjudul “Bara di Tepi Kuasa: Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern di Kabupaten Buleleng Bali.” Pendidikan Doktor diselesaikan di Program Ilmu-ilmu Humaniora (Antropologi) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2015) dan menulis disertasi yang berjudul “Siasat Elit Mencuri Kuasa Negara di Papua Barat”. Program penelitian pascadoktoral dimulainya dari tahun 2016-2017 tentang ekologi budaya orang Marori dan Kanum di Merauke, Papua dalam skema ELDP (Endangered Languages Documentation Programme) dan Australian National University (ANU). Menjadi peneliti tamu di KITLV (Koninklijk Instituut voor taal-, Land- en Volkenkunde), Universiteit Leiden 2017 – 2018 untuk menulis penelitiannya tentang terbentuknya elit kelas menengah di pedalaman Papua. Bukunya tentang Papua diantaranya adalah: Jiwa yang Patah (2014), Mencari Sang Kejora: Fragmen-Fragmen Etnografi (2015), Papua Versus Papua: Perpecahan dan Perubahan Budaya (2017), Suara-Suara yang Dicampakkan: Melawan Budaya Bisu (2017), Ruang Hidup yang Redup: Gegar Ekologi Orang Marori dan Kanum di Merauke, Papua (2018), Kitong Pu Mimpi: Antropologisasi dan Transformasi Rakyat Papua (2018), Mencari Bali yang Berubah ( 2018).
Enable comment auto-refresher