Property:Biography text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
G
Om Swastyastu. Yang Terhormat bapak dan ibu dewan juri. Serta para permirsa yang saya cintai dan saya banggakan. Yang pertama mari kita menghaturkan puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa karena atas limpahan anugrah dari beliau kita semua dapat berkumpul disini dalam acara Wikithon Partisipan Publik Bali Berorasi.Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya menyampaikan pidato atau orasi yang berjudul “PERMASALAHAN PEMERATAAN INFRASTRUKTUR JALAN RAYA DI WILAYAH PELOSOK BALI YANG BELUM MERATA MENJANGKAU MASYARAKAT BALI’’. Seperti yang kita ketahui bersama Bali dikenal karena pesona alamnya, bahkan perekonomian masyarakat Bali sangat bergantung pada sektor pariwisata. Tidak mengherankan apabila pemerintah Bali menggenjot pembangunan infrastruktur di daerah – daerah yang mempunyai peluang sebagai destinasi wisata, terutama adalah pembangunan jalan untuk mempermudah akses masyarat serta para wisatawan yang akan mengunjungi suatu wilayah tertentu. Akan tetapi pembangunan infrastruktur jalan tersebut justru tidak merata menjangkau masyarakat Bali sepenuhnya, hal tersebut karena pemerintah hanya fokus memperbaiki dan membangun infrastruktur di daerah – daerah yang mempunyai peluang untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancannegara. Saat ini banyak daerah – daerah di Bali terutama daerah pelosok yang jarang diketahui dan dijangkau wisatawan belum mendapat infrastruktur dari pemerintah daerah. Banyak ditemui jalan yang rusak bahkan tidak diaspal, padahal jalan tersebut banyak digunakan masyarakat berlalu – lalang. Jalan yang rusak sangat membahayakan bagi pengguna jalan hal tersebut karena kebiasaaan masyarakat yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi tanpa menggunakan helm sehingga banyak ditemukan kasus kecelakaan lalu – lintas karena jalan yang rusak. Perbaikan jalan raya terutama di daerah – daerah pelosok belum maksimal dijalankan oleh pemerintah daerah, banyak jalan di daerah Bali yang masih rusak dan hanya dibiarkan. Sehingga saya berharap siapapun yang nantinya terpilih sebagai pemimpin Bali 2024 mendatang supaya infrastruktur terutama jalan di daerah pelosok Bali segera mendapatkan perhatian dan penanganan lebih lanjut serta agar daerah – daerah pelosok Bali lebih dikenal oleh masyarakat maupun wisatawan, sehingga dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat. Mari kita bersama wujudkan pemerataan infrastruktur untuk seluruh lapisan masyarakat.Baik itu orasi yang bisa saya sampaikan, saya mohon maaf apabila ada perbuatan dan perkataan saya yang kurang berkenan saya tutup dengan parama santhi Om Sanhti Sanhti Sanhti Om.  
politik dinasti merupakan sebuah kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga ( MK 10 Juli 2015 ). Ini juga merupakan ancaman kita sebagai bangsa yang berdemokrasi untuk menjaga cita cita reformasi tahun 1998, dengan adanya isu politik dinasti yang dilakukan oleh presiden ke -7 Republik Indonesia, yakni Bapak Ir. Joko Widodo, yang menjadikan anaknya sebagai calon wakil presdien dan juga ketua umum salah satu partai politik di Indonesia, ini yang melandasi isu yang muncul berupa dinasti politik yang dibangunnya. belum lagi pernikahan antara adik jokowi dan ketus MK membuat presepsi masyarakat mengenai politik dinasti yang dilakukan Jokowi. Kebijakan yang dibuat MK mengenai batas umur Capres, dan Cawapres menjadi sebuah isu yang memperkuat isu politik dinasti ini. Pengangkatan Prabowo sebagai mentri pertahanan yang dilakukan oleh Jokowi, juga merupakan suatu hal yang menguntungkan bagi dirinya ( majalah trempo ). Isu ini terus menjadi topik hangat dimasa tahun politik ini. Pertahanan konstitusi untuk mengatasi ancaman politik dinasti sangat penting, terutama didalam pengawasan KPU, maka demi keberlangsungan demokrasi sangat penting kita melaksanakan demokrasi dengan demokrasi yang sesungguhnya  +
Gus Dark adalah seorang kartunis kelahiran Karangasem, Bali, 21 Juli 1982. Dia belajar seni grafis di Sekolah Desain Modern, Yogyakarta. Karakter kartunnya dinamai “Mang Ogel” oleh seorang editor dan diterbitkan di surat kabar secara berkala. Pada 2013, Gus Dark dianugerahi (marine awareness through environmental cartoons) untuk Superstar Supporter Award oleh ROLE Foundation. Tahun 2014 dia bergabung dalam gerakan Relawan Jokowi dengan mengirimkan karya seninya ke "Kolak Kotak". Dia pernah memamerkan kartunnya dalam pameran “Call of Duty” (Pameran Kartun Peduli Sampah Jilid II) di Singaraja; “Show Off” dalam pameran Kartun Surabaya dengan Komunitas Kartun Indonesia. Gus Dark pernah menjadi Juara II dalam acara Kartun Walhi (Wahana Lingkungan Hidup). Bersama Komunitas Kartun Malang, dia bergabung dengan gerakan pameran kartun "Menolak Lupa, Penghargaan untuk Munir". Kemudian bergabung dengan Pakarti (Persatuan Kartunis Indonesia) dan berpartisipasi di acara Indonesia World Record (MURI) "KARTUN KORUPSI TERBANYAK" dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia juga berpartisipasi dalam “Mabesikan: Art for Social Change” yang digelar oleh Search for Common Ground-USA. Dia juga pernah menjadi pemenang ke-2 untuk lomba poster anti korupsi yang digelar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia berpartisipasi dalam Rekor Dunia Indonesia "Komik Terpanjang" dengan 31 seniman dari seluruh Indonesia, berpartisipasi dalam “Ketemu Project” yang digelar Bekraf Indonesia dan British Council. Gus Dark adalah salah satu founder dari “Seni Lawan Korupsi Bali”, sebuah komunitas lintas seniman dalam melawan korupsi. Selain aktif dalam gerakan Tolak Reklamasi Teluk Benoa, dia juga aktif menyebarkan ide dan kritik melalui seni propaganda di media sosial. Kartun-kartunnya juga banyak ditayangkan di BasaBali Wiki. Contoh-contoh kartunnya bisa dilihat dalam www.artinbali.blogspot.com.  +
H
Om Swastyastu, Namo Budaya, Om Awighnam Astu Namo Sidham. Pulau Bali adalah pulau yang sudah memiliki sumber daya alam yang banyak. Sumber daya alam tersebut menjadi penarik wisatawan untuk datang ke Bali. Pulau bali sudah terkenal hingga ke luar negara. Pulau bali yang yang berkembang di pariwisatawan inilah yang menyebabkan banyak para investor membangun bangunan di Bali. Berbeda dengan dulu, Pulau Bali banyak memiliki sawah, dan tumbuh-tumbuhan, serta air jernih yang membuat pikiran terhanyut. Dulu masyarakat Bali mudah mendapatkan hasil-hasil pertanian seperti cabai, sayuran, dan yang lainnya. Sesudah lahan sawah di Bali ini dijadikan bangunan, sedikit lahan yang dijadikan tempat untuk menanam tanaman tersebut. Ini karena yang menyebabkan harga kebutuhan pokok kita di Bali semakin naik. Kalau kita ingat-ingatkan, sepatutnya kita di Bali yang mendatangkan tamu yang banyak membuat Pulau Bali sebagai pulau yang mempunyai pendapatan daerah yang tinggi. Namun, kita semua sudah merasakan yang sekarang harga kebutuhan pokok di Bali semakin naik. Sumber daya alam di Bali semakin sedikit, sawah-sawah di Bali semakin habis. Siapa yang bisa disalahkan kalau sudah seperti ini? Bukannya di sumber daya alam saja tapi, perkembangan teknologi yang semakin mahu membuat kita manja atau bergantung dengan teknologi. Berbeda dengan dulu, Masyarakat Bali di rumah masing-masing mempunyai lahan sawah yang bisa digunakan tempat menanam tanaman yang berguna untuk Masyarakat Bali seperti tanaman cabai, pohon pisang, tanaman tomat, sayuran, dan yang lainnya. Sekarang ada kah saudara sekalian yang menanam tanaman tersebut? Masih ada kah yang mempunyai lahan sawah? Sekarang di Bali banyak yang punya rumah yang sudah kena pengaruh budaya luar. Ini karena sedikit yang mempunyai sawah atau tanaman yang bisa dipakai kebutuhan pokok atau karang kitri. Kalau dikaitkan dengan kenaikan harga bahan pokok di Bali sepantasnya karang kitri ini bisa memulihkan pemenuhan kebutuhan pokok kita di rumah masing-masing. Kalau setiap pekarangan atau halaman rumah di Bali memiliki karang kitri pasti harga pokok di pasar tidak melunjak karena tidak ada kelangkaan barang kebutuhan pokok. Karang kitri ini bisa dimasukan ke pertauran desa adat agar masyarakat semuanya mengembangkan karang kitri di rumah masing-masing dan di desa adat membuat sekeha yang diambil oleh masing-masing kepala keluarga di setiap karang untuk mendapatkan informasi indik karang kitri serta karang kitri di rumah masing-masing bisa dijuan di tingkat desa pekraman. Sekeha itu dijadikan sebuah gerakan Ratribraskita yang memiliki arti Karang Kitri Berbasis Digital, yang memiliki tujuan untuk melestarikan Karang Kitri sane sampun punah lan ngaryanin kehijauan di lingkup rumah tangga. Semoga dengan adanya program RATRIBRASKITA ini dapat memberikan guna yang baik. Mohon maaf saya ucapkan apabila terdapat kekurangan, saya tutup dengan Parama Santih. Om Santih, Santih, Santih Om  
Om Swastyastu, Yang sangat saya hormati, para juri sekalian Yang saya hormati, tim BASAbali Wiki Yang saya hormati, para peserta Wikithon Partisipasi Publik sekalian, Izinkanlah saya berbicara sedikit mengenai masalah hak-hak masyarakat adat. Nama saya I Komang Sapa. Dari dunia lahar Karangasem, saya tinggal di lereng Gunung Agung yang paling megah di Bali, yakni di Desa Jungutan. Sebagai warga negara Indonesia, masyarakat adat harus memiliki hak yang sama dalam hal kepemilikan tanah, kegiatan ekonomi, juga hak sosial. Namun, ada Rancangan Undang-Undang (RUU) Cipta Kerja, terutama pada pasal kepemilikan investasi sebagai langkah pembukaan lapangan kerja baru, bisa menjadi bumerang pada hak-hak masyarakat adat atau masyarakat yang tinggal di desa. Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) pernaj berpendapat bila UU Cipta Kerja ini dapat membuka jalan pada para investor yang akan menjalankan usahanya dan mengolah sumber daya alam. Namun, akan menjadi masalah yang dapat membuat masyarakat di desa tersebut rugi. Karena masyarakat di desa adat masih mencari penghidupan melalui tanah adat, hutan, sawah dan yang lainnya. Bukan hanya dijadikan tempat mencari penghidupan saja, ada juga yang tinggal, membuat pindik, atau memakai lahan tersebut sebagai tempat membangun rumah. Apa lagi, sejak proses RUU Cipta Kerja ini, masyarakat adat tidak disertakan dalam berdiskusi, padahal masyarakat di desa tersebut yang paling terdampak. Baik saudara, karena ada kepentingan yang berbeda di sini, antara masyarakat adat dan investor ini membuat pemerintah merasa dilema, akan mengesahkan RUU Masyarakat Adat ini. Seperti contoh kasus Taman Wisata Alam (TWA) di Batur, Kintamani, Bangli, masih ada pihak dari masyarakat adat atau di desa tersebut yang merasa rugi dengan kedatangan investor. Saudara sekalian, kenapa kita harus bersuara dengan keadaan seperti ini ? Itu karena, kita sebagai Generasi Penerus Bangsa harus ikut melestarikan budaya, nilai-nilai Budaya yang sejak dahulu sudah menajdi identitas bangsa. Terlebih lagi pada perkembangan zaman seperti sekarantg, penting sekali kita ikut dan setuju dalam melestarikan nilai-nilai adat. Ini tidaklah seperti memelihara warisan adat saja, tetapi ada makna pendidikan karakter dan moral kita sebagai manusia yang mudah sekali terkena pengaruh dari luar negeri. Tidak lupa juga, kita harus mengukuhkan adat, mengakui hak-hak masyarakat adat tersebut, melindungi, menghormati, dan memenuhi hak asasi manusia sekalian. Harapan saya kepada calon pemimpin, agar menyelesaikan masalah ini dengan cepat melalui kebijakan yang benar-benar menjadikan Desa Adat lestari meskipun ada investor yang masuk ikut serta dalam mengembangkan wilayah agar semakin kukuh. Begitu pula pemerintah harus datang ke Desa Adat, menimbang-nimbang bersama masyarakat di sana sebelum mengeluarkan izin, apa lagi kebijakan. Baik, sekian yang dapat saya sampaikan kepada hadirin sekalian, apabila ada kesalahan ucap, maka permaklumkanlah. Sebagai penutup, saya akhiri dengan parama santhi. Om Santih, Santih, Santih, Om.  
Handy Saputra lahir di Denpasar, 21 Februari 1963. Ia lulusan Magister Manajemen Universitas Warmadewa, Denpasar. Sejak kanak ia gemar membaca buku yang berkaitan dengan seni dan sastra. Di sela-sela kesibukannya sebagai pebisnis, ia gemar mengoleksi lukisan dan menyalurkan hobinya pada bidang seni, terutama fotografi dan seni rupa. Pameran tunggal pertamanya bertajuk The Audacity of Silent Brushes di Rumah Sanur, Denpasar (2020). Pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Di Bawah Langit Kita Bersaudara, Wuhan Jiayou! di Sudakara Artspace, Sanur (2020), Move On di Bidadari Artspace, Ubud (2020), pameran di Devto Studio (2021), pameran Argya Citra di Gourmet Garage (2021). Lukisannya juga pernah menjadi cover buku puisi Amor Fati (Pustaka Ekspresi, 2019) karya Wayan Jengki Sunarta dan ilustrasi cerpen Wisanggeni karya Yanusa Nugroho yang dimuat di Kompas (Minggu, 19 Desember 2021).  +
Hanifah Puji Utami merupakan perempuan kelahiran 04 Agustus 1995 yang saat ini berdomisili di Bekasi. Hanifah menempuh pendidikan menengah pertama hingga menengah atas di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 sebagai seorang santriwati. Setelah lulus, ia mengajar beberapa pelajaran di pondok selama satu tahun. Pada tahun 2018, Hanifah berhasil menyandang status sebagai Sarjana Ilmu Komunikasi (Jurnalistik) di Universitas Pancasila, Jakarta dan memperoleh predikat Cumlaude. Hanifah kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran dengan mengambil jurusan Kajian Budaya dan lulus pada tahun 2021 dengan predikat Cumlaude. Thesisnya mengangkat isu perempuan dan budaya Bali yang hadir dalam sebuah komik lokal. Hanifah pernah bekerja sebagai seorang penyiar di Radio Elgangga, Bekasi selama satu tahun saat ia kuliah. Saat ini, ia bekerja sebagai Freelance Media Analyst di salah satu perusahaan media di Jakarta, yaitu Digivla. Hanifah pernah mendapat penghargaan sebagai 100 penulis terbaik dalam lomba menulis cerpen Literasi Bangsa tingkat nasional pada tahun 2021. Beberapa publikasi jurnal milik Hanifah juga dapat dilihat pada http://ejurnalpatanjala.kemdikbud.go.id/ dengan judul "Luh Ayu Manik Mas Sebagai Representasi Superhero Perempuan Bali dalam Komik" dan pada https://journals.itb.ac.id/ dengan judul "Pencarian Sensasi pada Pengalaman Perempuan Pendaki Gunung (Studi pada Pendaki Perempuan di Komunitas Wanita & Gunung".  +
Om swastyastu. Yang terhormat Bapak/Ibu dewan juri serta saudara sebangsa dan setanah air yang saya cintai. Saya ucupkan terimakasih kepada Wikithon karena telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti perlomban kali ini dan marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianya, kita semua dapat mengikuti perlombaan pada acara kali ini dalam keadaan sehat. Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan teks orasi yang berjudul Harapan Terhadap DPD periode 2024. Dewan perwakilan daerah (DPD) memiliki peran yang penting dalam sistem politik Indonesia. sebagai lembaga yang mewakili kepentingan daerah, DPD memiliki tanggung jawab besar dalam memperjuangkan kepentingan daerah dan memastikan bahwa suara daerah didengar tingkat nasional. Oleh karena itu, harapan untuk DPD periode 2024 sangatlah penting. Harapan untuk DPD periode 2024 terkait masalah pariwisata di Bali. Bali adalah salah satu destinasi wisata terkenal di Dunia, namun sektor pariwisata di pulau ini menghadapi beberapa masalah yang perlu ditangani. Pertama-tama, harapan utama adalah agar DPD meningkatkan keamanan dan kenyamanan di sektor pariwisata Bali. Keamanan adalah faktor penting yang mempengaruhi keputusan wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jadi diharapkan DPD untuk berkerja sama dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa wisatawan merasa aman dan nyaman saat berlibur di Bali. Ini melibatkan peningkatan kehadiran polisi, pengawasan yang lebih ketat di tempat-tempat wisata, dan penanganan tindak kejahatan dengan cepat dan efektif. Harapan lainnya adalah agar DPD dapat meningkatkan kualitas infrastruktur pariwisata di Bali. Seperti perbaikan jalan terutama di jalan menuju tempat pariwisata yang jalannya kebanyakan rusak atau susah untuk dilalui. DPD juga diharapkan dapat menjaga kelestarian lingkungan di Bali. Pariwisata yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keindahan alam dan budaya pulau ini. Sehingga DPD dapat mendorong penerapan praktik ramah lingkungan di sektor pariwisata, seperti pengolahan sampah yang baik, penggunaan energy terbarukan, dan perlindungan terhadap ekosistem alam. Dengan demikian, Bali dapat tetap menjadi destinasi wisata yang indah dan lestari bagi generasi mendatang. Dalam kesimpulanya, saya berharap untuk pemimpin yang akan terpilih dipemilu 2024 agar memiliki peran yang lebih kuat dalam pembuatan kebijakan yang mewakili kepentingan daerah dengan lebih baik, dengan meningkatkan keamanan dan kenyamanan disektor pariwisata di Bali serta meningkatkan kualitas infrastruktur pariwisata di Bali seperti jalannya. Dengan memenuhi harapan-harapan ini, DPD dapat menjadi lembaga yang efektif dalam memperjuangkan kepentingan daerah dan memastikan bahwa suara daerah didengar ditingkat nasional. Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Apabila terdapat tutur kata yang kurang berkenan di hati hadiri saya mohon maaf. Akhir kata saya ucapkan terima kasih. Om santhi, santhi, santhi, Om.  
Di tahun ini, harga sembako sedang naik dan tidak ada tanda akan normal kembali atau turun dari harga biasanya. Apakah karena banyak gagal panen di musim sekarang sehingga harga melonjak naik? Atau harga pupuk yang sedang naik? Jika memang benar adanya gagal panen dan pupuk yang sedang naik, saya ingin pemerintah daerah bertindak secepatnya untuk mengatasi naiknya harga sembako ini. Seperti mensubsidi kan pupuk dan mengajak para petani dan masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang kecil untuk bertani dengan metode hidroponik. Dengan diadakannya sistem program bertani hidroponik dari pemerintah daerah, ini akan membantu seluruh masyarakat yang ada di Karangasem maupun di luar Karangasem, atau mungkin di seluruh Indonesia untuk mengatasi harga sembako yang terus naik hingga saat ini. Bertani dengan metode hidroponik ini tidak membutuhkan biaya yang sangat besar dan tidak membutuhkan tanah yang sangat-sangat luas, yang dibutuhkan hanyalah konsistensi dalam membuat alat-alatnya. Alat yang dibutuhkan juga tidak harus baru, bisa menggunakan barang-barang bekas seperti paralon yang sudah tidak terpakai namun masih bagus kondisinya dan juga ember/bekas kaleng cat. Jadi, Saya berharap diadakannya progam seperti ini untuk mengatasi bahan sembako yang naik. Dan dengan diadakannya program ini bisa membantu mengurangi angka kemiskinan di karangasem maupun sekitarnya.  +
Helmi Y. Haska, lahir di Bandung, tumbuh dalam lanskap budaya keluarga Minangkabau. Sejak usia dini menulis sajak di Harian Semangat, Padang (1982). Ketika merantau di Bali, 1989, dia banyak menulis di Bali Post Minggu yang diasuh oleh Umbu Landu Paranggi. Sajak-sajaknya terhimpun dalam antologi puisi, antara lain, Bali The After Morning (1997), Dendang Sanur Nyiur Sanur (2015), Cumi-Cumi (2017). Selain itu, menulis buku kajian Bob Marley, Rasta, Reggae, Revolusi (2007). Kini bermukim di Talbingo, Snowy Mountains, NSW, Australia. Aktif dalam komunitas Talbingo Bush Poets Club.  +
Hendra Utay adalah aktor, penulis naskah, sutradara, pelukis, yang lahir di Cimahi, Jawa Barat, 14 Oktober 1976. Ia menetap di Bali. Pernah bergabung dengan Sanggar Posti (1992–1997). Pengalaman di dunia akting dimulai di tahun 1993 dengan bermain di TVRI Denpasar. Juga bermain dalam pementasan Aum (1994), Peti Mati (1997), Dalam Dunia Diam (2000), Sembahyang Kamar Mandi (2000), Monolog Karyo (2001), kolaborasi dengan Commedian de Altre (2002) dari Italia di ARMA Ubud, Oedipus Sang Raja (2005), Racun Tembakau (2005) untuk Pesta Monolog di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Kisah Cinta Dan Lain-Lain (2006), dan Eidipus Sang Raja (2006) kolaborasi kecak dan tari dengan sutradara William Maranda. Menjadi Sutradara dalam Tanah Air Mata (2003), sutradara dan penulis naskah film indie Hitam (2006), The Voice (2007), menyutradarai dan menulis naskah Lakon Di Layon (2008) dan Hong (2008), dan sebagainya. Aktif mengajar teater di beberapa sekolah di Bali.  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_government_best_promote_literacy_in_Bali%3F  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_ocean_be_used_to_help_our_economy_in_an_environmentally_sustainable_way%3F  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_should_billboards_be_regulated_to_save_the_environment%3F  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_Russian_Village_in_Bali,_how_should_we_get_cope_with_it%3F  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_avoid_sexual_abuses_in_Bali%27s_educational_communities%3F  +
Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_reduce_waste_at_school_canteen%3F  +
I
Dari keluarga seniman di desa Pengosekan, Ubud, Dewa Alit adalah seorang seniman yang mandiri dan diakui sebagai komposer terkemuka di Bali yang berpengaruh untuk musik gamelan, baik di Bali dan luar negeri. Secara reguler ia diundang ke luarnegeri sebagai komposer dan guru gamelan. Karyanya “Geregel” (2000) adalah karya yang sangat berpengaruh untuk musik gamelan, baik di Bali dan luar negeri, serta karya tersebut merupakan subyek dari analisis 50 halaman dalam “Perspektif tentang New Music”. Karyanya dimainkan oleh sekehe gong di Bali dan di luar Bali. Salah satu karya yang berjudul “Semara Wisaya” yang dimainkan di New York Carnegie pada tahun 2004 dan komposisi yang lain pula berjudul “Pelog Slendro” muncul di Bang on a Can Marathon pada bulan Juni 2006. Selain dari karya-karya untuk gamelan, Dewa berkarya untuk grup non-gamelan seperti grup percusi NY yang namanya Talujon, Gemalan Electrika dari MIT, AS. Dewa dipilih sebagai salah satu komposer untuk mengikuti proyek “Ruang Suara” oleh Ensemble Modern dari Frankfurt, Germany pada tahun 2015. Dia juga diundang bulan Januari 2017 untuk ikut proyek artist-in-residence oleh The Cultural Department of the City of Munich, Germany. Dewa Alit diundang untuk mengajar dan berkarya di luar Bali, yang meliputi Gamelan Gita Asmara di University of British Colombia, Kanada, Gamelan Galak Tika di Massachusetts Institute of Technology, Helena College di Perth, Australia dan Gamelan SingaMurti di Singapura. Sebagai kolaborator, Dewa Alit telah bekerja dengan musisi dan penari dari seluruh dunia. Diantaranya adalah produksi teater kontemporer “Buddha 12″ disutradarai oleh Alicia Arata Kitamura (Teater Annees Folles) di Tokyo pada tahun 2007, kolaborasi dengan maestro Butoh Jepang Ko Murobushi di Asia Tri Festival Jogya, Jogyakarta, pada tahun 2008, dan penari kontemporer Jepang Kaiji Moriyama dalam karya “Hagoromo” di New National Teatre Tokyo, Japan pada tahun 2014. Dewa Alit mendirikan grup Gamelan Salukat pada tahun 2007, dengan kemauan untuk mengekspresikan pendekatan untuk musik baru. Gamelan ini merupakan satu set barungan baru yang dituning dan didesain oleh Dewa Alit sendiri.  
Bapak I Dewa Made Ariawan, S.Ag., M.Pd.H dan Bapak I Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag., M.Fil.H merupakan pengawi dari geguritan Catur Bhujangga Bali Mula. Bapak I Dewa Made Ariawan, S. Ag., M.Pd. H atau pak Dewa Mangku Dalang lahir di Dusun Serai, Desa Penglumbaran, Kec. Susut, Kabupaten Bangli, pada tanggal 6 Agustus 1986 dari pasangan I Dewa Nyoman Reka & Jro Nyoman Munet. Keseharian beliau yaitu tenaga Pendidikan di Lingkungan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bangli, namun di sela kesibukan beliau diluar bapak dewa ariawan ini sampai sekarang masih aktif dibidang seni yaitu Dalang. Belia juga pendapatkan Juara 2 Utsawa Dharma Githa tingkat kekawin dewasa pada tahun 2017 di Palembang dan Juara 1 Lomba kekawin tingkat dewasa di Bali pada tahun 2016. Bapak I Nengah Asrama Juta Ningrat, S.Ag., M.Fil.H merupakan pelakon seni yang masih aktif dalam menyusun buku, sudah banyak buku yang dihasilkan. Beliau juga pernah mendapatkan prestasi yaitu menjadi Juara 1 Guru Agama Hindu berprestasi di tingkat Provinsi pada tahun 2015. Bapak Juta Ningrat lahir di lingkungan rohaniawan disebelah Utara Lereng Gunung Batur, Songan A, Kec. Kintamani, Kabupaten Bangli, pada tanggal 15 Juni 1980 dari pasangan Jro Gincang & Jro Suwiti. Keseharian beliau selain menyusun buku yaitu sebagai staf pengajar di lingkungan Kementrian Agama Kabupaten Bangli dari tahun 2014 hingga sekarang. Secara garis besar geguritan Catur Bhujangga Bali Mula ini berisi tentang awal mula trah Bhujangga Bali Mula tepatnya warga Kayu Selem di tampur Hyang Gwa Song. Di harapkan bagi warga Kayu Selem yang berada di Bali maupun di luar Bali ini patut terus mengingat leluhurnya sebagai penuntun didalam menjalankan kehidupan sebagai damuh warih Ida Mpun Semeru.  +
Salah satu sastrawan Bali yang berasal dari Bangli yaitu di Guliang Kangin - Taman Bali adalah I Dewa Ngakan Gede Keramas . Telah melahirkan sebuah karya sastra gaguritan yang berjudul TIRTHA HARUM pada tahun 2000. Dalam gaguritan Tirtha Harum menggunakan beberapa pupuh diantaranya , Pupuh Sinom , Pupuh Durma , Pupuh Ginada , Pupuh Kumambang . Dan didalamnya menceritakan atau mengisahkan bagaimana penamaan Tirtha Harum serta tonggak awal dari kerajaan Taman Bali .  +