Property:Response text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
R
Mengurangi sampah sisa upacara agama adalah langkah penting untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Salah satu cara efektif adalah dengan menerapkan prinsip 3R: Reduce, Reuse, dan Recycle. Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai seperti plastik dan menggantinya dengan bahan alami yang mudah terurai, seperti daun pisang atau kelapa, dapat mengurangi jumlah sampah. Selain itu, sisa-sisa upacara seperti bunga dan daun dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Edukasi dan kesadaran masyarakat juga sangat penting. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik, kita dapat bersama-sama menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.  +
Kita sebaiknya tidak menghasilkan banyak sampah saat melaksanakan yadnya atau upacara agama. Sebaiknya mengurangi penggunaan bahan plastik, seperti tas atau kantong plastik, dengan membeli tas kain atau keranjang dari anyaman. Selain itu, kita bisa menggunakan banten kecil atau perlengkapan upacara yang mengurangi penggunaan plastik. Usahakan untuk memakai bunga, janur, dan bahan alami lainnya yang dapat terurai menjadi kompos. Setelah upacara, banten yang masih bisa digunakan dan layak sebaiknya disimpan agar sampah berkurang. Pengelolaan sampah yang baik akan menciptakan lingkungan yang bersih dan dunia yang lestari.  +
MENGURANGI SAMPAH DENGAN CARA 3R Aktivitas keagamaan khususnya agama Hindu pasti memunculkan sampah seperti sampah bunga, buah, plastik, daun dan lain lain. Seperti di pura Batur setiap harinya ketika tidak ada acara besar saja sudah mencapai 100 kilo gram. Apalagi saat ada acara besar seperti odalan gede dan hari raya besar lainnya pasti meningkat berkali kali lipat. Ada dua cara mengurangi sampah: 1.membawa tas ramah lingkungan untuk wadah sarana persembahyangan. 2.Menggunakan daun pisang sebagai alternatif untuk membungkus makanan. Adapun cara lainnya, yaitu dengan 3R (Reuce, Reduce dan Recycle) Kita dapat memanfaatkan sampah sampah yang ada di pura dengan cara menjadikan sampah (buah-buahan) sebagai makanan hewan dan pupuk hijau untuk tanaman disawah atau dilahan kebun. Dan juga dapat mengubah sampah bunga menjadi kompos dan pewangi. Dan semua sampah organik seperti bunga dan daun di daur ulang menjadi pupuk.  +
Mengurangi sampah dalam kegiatan keagamaan bisa dilakukan dengan beberapa langkah sederhana namun efektif. Pertama, pilih bahan dekorasi dan perlengkapan yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Misalnya, gunakan kain atau bahan alami daripada plastik sekali pakai. Kedua, kelola sampah dengan baik; sediakan tempat sampah terpisah untuk bahan organik dan non-organik. Ketiga,kurangi penggunaan plastik untuk wadah bunga atau sarana persembahyangan. Keempat selalu memberi himbauan kepada masyarakat untuk membuang sisa bunga setelah melaksanakan persembahyangan.Dengan langkah-langkah ini, kegiatan keagamaan dapat berlangsung lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.  +
Menurut saya, jika kita sudah selesai beribadah atau sembahyang di pura sebaiknya kita menjadi peziarah. Sampah canange atau bunga yang sudah biasa ditaruh di tempat sampah yang sudah disiapkan agar pura menjadi bersih dan rapi atau kita bisa menjadi peziarah membawa wadah canang bekas persembahan bakti di pura setelah beribadah atau wadah sembahyang digunakan untuk menyimpan canang setelah persembahan bakti dan sudah sampai di rumah masing-masing canang ditaruh di tempat sampah miliknya tidak boleh dibuang sembarangan  +
Tidak membuang sampah disungai karena akan menimbulkan ikan-ikan mati dan air sungai menjadi sangat kotor  +
Para pengunjung pura dilarang membawa alat persembahyangan yang terbuat dari palstik,dan para pengunjung harus membawa sampah sampah selesai sembahyang ke rumah masing masing  +
sampah persembahyangan umat hindu di bali umumnya berupa bekas canang dan dupa, namun tidak jarang juga berupa sampah plastik yang berukuran kecil seperti bekas bungkus tirta, ataupun plastik yang digunakan untuk membungkus canang ada juga sampah plastik berupa botol. Untuk mengurangi sampah tersebut dapat menggunakan eco brick. eco brick adalah sebuah botol yang dikemas padat dengan sampah plastik berukuran kecil fungsi nya adalah untuk mengurangi sampah dengan menggabungkan menjadi satu dalam satu botol. Sehingga sampah plastik yang awalnya sebanyak satu ember berubah menjadi satu botol.  +
Mengurangi sampah saat sesudah sembahyang bisa dilakukan dengan cara, saat selesai sembahyang bunga dan sarana yang lain yang kita gunakan setelah persembahyangan sebaiknya di pungut kembali kemudian di buang pada tempatnya. Selain itu bunga dan serana yang lain yang kita gunakan saat selesai sembahyang bisa menjadi pupuk karna bunga adalah bahan organik.  +
Sebagai umat Hindu di Bali, kita tidak akan pernah terlepas dari upacara keagamaan atau melakukan Yadnya di kehidupan sehari-hari, ketika kita melakukan upacara keagamaan, pastinya akan menimbulkan sampah-sampah dari sisa upacara tersebut yang dapat mencemari lingkungan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengolah sampah agar lingkungan kita selalu asri. Caranya yaitu: 1.Mengurangi penggunaan plastik. Penggunaan plastik sekali pakai sudah umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena cara penggunaannya yang praktis. Sampah plastik dapat mencemari lingkungan karena sampah plastik sangat sulit untuk terurai. 2.Membuang sampah pada tempatnya. Kita harus membuang sampah sesuai dengan jenisnya, ada sampah Organik atau sampah alami dan sampah non organik atau sampah yang sulit terurai. 3.Melakukan Daur Ulang sampah Kita seharusnya melakukan daur ulang sampah dan memanfaatkan barang yang masih bisa digunakan, tujuannya yaitu untuk mengurangi jumlah sampah yang dapat mencemari lingkungan.  +
Untuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivitas keagamaan, kita dapat menyediakan tempat sampah, tidak membuang sampiyan banten di Pura dan bisa melalui edukasi dan kolaborasi dengan komunitas. kita sebagai umat beragama harus bisa menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik dalam kegiatan keagaaan. Selain itu, mengolah sampah dari aktivitass keagamaan menjadi pupuk kompos juga merupakan cara yang sangat bagus untuk mengurangi sampah. Karena sampah yang berasal dari aktivitas keagamaaan kebanyakan berasal dari sampah organik seperti bunga dan janur. Kita juga bisa memasang banner di sekitar area pura untuk selalu mengingatkan umat yang bersembahyang agar tidak membuang sampah.  +
Bali menjadi salah satu pulau di Indonesia yang masih kental dengan tradisi dan budayanya. Aspek menakjubkan dari budaya Bali yaitu banyaknya upacara adat yang dilaksanakan oleh masyarakat Hindu, namun banyaknya upacara adat menimbulkan limbah yang menumpuk dan mengganggu kelestarian tempat persembahyangan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan akibat limbah upakara pun masih sangat lemah. Berdasarkan Rumah Merdeka.id, pemanfaatan limbah upakara di Bali dapat dilakukan dengan mengolah limbah upakara menjadi briket atau biobriket sebagai energi terbarukan yang ramah lingkungan. Pengolahan limbah upakara merupakan bentuk implementasi circular economy sebagai strategi pendekatan yang akan mengubah fungsi sumber daya dalam perekonomian serta meminimalkan konsumsi energi. Hal ini menjadi solusi inovasi untuk mengatasi tumpukan sampah upakara yang dibuang ke TPA. Artikel dari Innovillage pun menyampaikan bahwa pengolahan sampah upakara menjadi briket menyimpan potensi dan keunggulan seperti mereduksi timbunan sampah dan meningkatkan nilai limbah itu sendiri.  +
Dalam kegiatan agama, bisa menghasilkan banyak sampah jika belum disertai dengan upaya menjaga lingkungan. Salah satu contohnya adalah penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi sumber utama sampah. Cara yang baik untuk mengurangi hal ini adalah dengan tidak menggunakan plastik atau bahan yang sulit terurai, melainkan menggunakan barang-barang yang bisa dipakai kembali, seperti bokor anyaman atau tas kain. Saling peduli terhadap lingkungan dan gotong royong membersihkan sampah, meskipun kecil, sangat penting. Pada acara-acara besar, pengelolaan sampah bisa diatur sebelum upacara berlangsung agar tidak menumpuk. Menjaga lingkungan dalam kegiatan agama sudah seharusnya menjadi bagian dari ajaran agama yang turut serta menjaga alam dan keharmonisan. Dalam kegiatan agama, bisa menghasilkan banyak sampah jika belum disertai dengan upaya menjaga lingkungan. Salah satu contohnya adalah penggunaan plastik sekali pakai yang menjadi sumber utama sampah. Cara yang baik untuk mengurangi hal ini adalah dengan tidak menggunakan plastik atau bahan yang sulit terurai, melainkan menggunakan barang-barang yang bisa dipakai kembali, seperti bokor anyaman atau tas kain. Saling peduli terhadap lingkungan dan gotong royong membersihkan sampah, meskipun kecil, sangat penting. Pada acara-acara besar, pengelolaan sampah bisa diatur sebelum upacara berlangsung agar tidak menumpuk. Menjaga lingkungan dalam kegiatan agama sudah seharusnya menjadi bagian dari ajaran agama yang turut serta menjaga alam dan keharmonisan.  +
Ketika melaksanakan upacara, kita dapat menggunakan perlengkapan daur ulang dan mengemas makanan dalam wadah yang dapat digunakan kembali. Hindari penggunaan plastik sekali pakai, dan buang sampah pada tempatnya.  +
Yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah dalam kegiatan keagamaan yaitu, mengubah sisa-sisa bahan organik menjadi pupuk yang digunakan untuk menyuurkan tanamam tumbuh-tumbuhan. Sisa-sisa bahan organik, seperti buah-buahan, bunga, bahkan dedaunan, memiliki banyak nutrisi yang diperlukan oleh tanaman. Dengan membuat kompos, kita tidak hanya mengurangi sampah organik, namun juga menghasilkan pupuk alami yang sangat berguna bagi tumbuh-tumbuhan  +
Untuk mengurangi sampah dalam kegiatan keagamaan di Bali, penerapan prinsip ramah lingkungan sangat penting. Pertama, menggunakan bahan-bahan yang dapat didaur ulang untuk upacara, seperti don pisang. Kedua, mengganti kantong plastik dengan kantong kain. Ketiga, menyediakan tempat penyimpanan sampah untuk tempat-tempat upacara keagamaan, dan memisahkan sampah organik dari sampah non-organik untuk memudahkan daur ulang dan pengomposan. Pertama, bunga yang tersisa dari upacara adat dapat diperoleh dengan mengeringkan bubuk bunga kering, yang dapat digunakan sebagai campuran dalam parfum aromaterapi. Dengan upaya ini, diharapkan dapat mengurangi pemborosan dalam setiap kegiatan keagamaan.  +
Sudah banyak terlihat perilaku orang-orang di pura yang sembarangan membuang sampah, itu yang menyebabkan lingkungan pura menjadi tidak bagus. Contohnya, ketika karya agung di Pura Batur tahun 2024, banyak sampah berserakan di pura padahal sudah ada tempat sampah. Sepatutnya, kita sebagai pemedek juga bersama-sama menjaga kebersihan pura. Sebagai mengimplementasikan kelestarian Prahyangan, menurut saya kita dapat melaksanakan sebagai berikut: 1. Membuang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan. 2. Mengurangi memakai barang-barang non-organik karena susah dilebur oleh tanah, seperti plastik, kaleng, kaca, dll. 3. Mengoptimalkan kegunaan lubang biopori yang sudah ada di pura untuk membuang sampah organik, sisa-sisa kegiatan keagamaan. 4. Membawa sarana keagamaan secukupnya. 5. Membuang sampah menurut kategori pemilahan sampah, yaitu organik, non-organik, dan residu. Jika kita semua sudah disiplin melakukan seperti itu, maka akan bisa mengurangi sampah ketika ada kegiatan keagamaan. Ayo kita bersama-sama memelihara pura agar tetap menjadi tempat yang sakral dan bersih.  +
Mengurangi sampah sudah menjadi tantangan sejak lama. Salah satunya adalah tantangan mengurangi sampah pada upacara keagamaan. Lalu, bagaimana caranya? Berikut merupakan beberapa cara yang dapat kita lakukan. 1. Membiasakan masyarakat untuk menggunakan produk non plastik (sekali pakai) seperti tempat pembungkus sesajen dan lainnya. Sampah plastik merupakan sampah yang paling susah untuk diurai. Plastik juga menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar jika dibandingkan dengan jenis sampah lainnya. 2. Membuat biopori dengan jumlah yang banyak untuk meredam jumlah volume sampah organik. Biopori dapat menjadi langkah cepat dalam meredam volume sampah karena dapat menampung sampah organik secara langsung tanpa harus melakukan penimbunan sementara. 3. Volume sampah yang menumpuk harus langsung diolah. Hal ini bisa dijalankan dengan membangun tempat pengolahan sampah mandiri berskala kecil di setiap tempat keagamaan. Pihak pengurus upacara dapat melakukan kerjasama dengan pemerintah atau terbuka pada pihak swasta untuk pengadaan tempat pengolahan sampah mandiri ini.  +