Property:Response text id
From BASAbaliWiki
T
Tata Cara Mengurangi Sampah Sisa Upacara di Pura Ulun Danu Batur
Pura Ulun Danu Batur adalah salah satu pura kahyangan jagat di Bali. Banyak sekali masyarakat Hindu di Bali yang datang kemari, menghaturkan bakti kepada Dewi Danu agar dunia selalu mendapatkan keselamatan. Namun ketika selesai upacara agama di sini, sampah terutama sampah plastik selalu menumpuk dan mencemari lingkungan. Para umat yang akan datang ke sini diharapkan agar menjaga lingkungan bersama-sama di Pura Ulun Danu Batur. Bagaimana caranya?
1. Yang pertama, jangan membawa sarana yang berbahan dasar plastik di Pura Ulun Danu Batur. Sampah plastik sangat sulit terurai di alam. Sekarang msayarakat harus siap untuk tidak lagi memakai plastik di area pura.
2. Yang kedua, membedakan sampah berdasarkan jenisnya. Para pengurus Pura Ulun Danu Batur harus menyediakan tempat sampah yang banyak dan dibedakan atas jenisnya. Para umat harus mengambil sarana persembahyangan setelah selesai bersembahyang dan ditaruh di tempat sampah.
3. Yang ketiga, harus ada edukasi atau kampanye lingkungan. Sudah menjadi kewajiban masyarakat sekalian agar menjaga kebersihan area Pura Ulun Danu Batur. Oleh karena itu, edukasi dan kampanye lingkungan menjadi upaya yang sangat penting untung mengurangi adanya sampah.
4. Yang terakhir dan yang paling utama adalah membuat peringatan, Perarem, Perdes dan bahkan Pergub mengenai tata cara mengurangi sampah sisa upacara di area suci pura. Yang dapat membuat masyarakat Bali tertib menjaga kebersihan di area pura adalah adanya tata tertib yang mungkin berupa peringatan, Perarem, Perdes hingga Pergub. Apabila pemerintah dan pengurus pura tidak mengeluarkan peraturan, mengenai upaya mengurangi sampah sisa upacara, sudah dapat dipastikan masyarakat tidak akan peduli dengan lingkungan. Begitu pula, perlu diberikan denda atau sanksi kepada masyarakat yang mengotori lingkungan.
Simpulanː
Usaha mengurangi sampah, utamanya sampah plastik sisa upacara agama di puta ulun danu sebagai rasa kasih dengan lingkungan. Dengan tidak membawa sarana plastik, memilah sampah menurut jenisnya, melaksanakan kampanye lingkungan dan membuat peraturan tentang sampah sisa upacara, kita bisa menjaga kebersihan dan kesucian pura dan juga menjaga lingkungan agar tetap asri.
Ajakanː
Mari semuanya menjaga kebersihan Pura Ulun Danu Batur dan tempat suci lainnya dengan cara tidak memakai plastik dan membuang sampah pada tempatnya.
temen temen tahu ga, bumi sekarang banyak banget sampah yang merusak alam bali terutama sampah plastik dan organik. menurut survei umat hindu bali kalo lagi odalan bisa menghasilkan 10 kilo sampah canang, lungsuran buah dan bunga. di pura atau pantai banyak sampah canang berntakan. karena itu seharusnya ada teba modern disetiap rumah dan banjar sendiri atau pura. teba modern itu nanti sisa canang dimasukan kedalam teba yg sudah dicacah sehingga bisa menjadi kompos. sisa buah itu nanti bisa dijadikan eco enzym yg bisa membantu pencemaran air di sungai. sampah plastik wadah canabg bisa diganti dengan besek, sokasi atau daun pisang. semua itu sejalan dengan ajaran tri hita karana yg berarti keharmonisan bersama antar sesama, lingkungan dan tuhan. oleh karena itu para pemuda dan masyarakat bali ayo lestarikan bumi bali bersama sama. +
Segala air adalah minuman keabadian, segala gerak adalah tarian, segala bahasa adalah nyanyian. +
Gotong royong sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga masyarakat Bali dalam melaksanakan upacara agama yang diadakan di pura atau rumah. Namun, saat ini banyak sampah di area upacara, terutama sampah plastik. Cara yang perlu dilakukan untuk mengurangi limbah harus dilakukan dengan mengikuti prinsip Tri Hita Karana. Kita bisa menyediakan sesaji yang menggunakan bahan alami dan menghindari bahan plastik. Untuk tempat sesaji, wadah alami bisa menggantikan plastik. Kantong plastik yang digunakan sebaiknya tidak digunakan, dan sebaiknya tidak memakai plastik polibag saat upacara. Kita juga bisa mengajak untuk berkeliling dengan membawa wadah pribadi yang bersih. Dengan demikian, kita bisa berusaha mengurangi limbah di area upacara seperti ini, sambil menjaga keharmonisan agar tetap terjaga. +
Pura merupakan tempat suci bagi umat yang beragama hindu dan merupakan tempat ibadah bagi 3.71 juta penduduk yang beragama hindu yang tinggal di bali. Sayangnya dengan 3.71 juta penduduk 60% sampah yang dihasilkan merupakan sampah yang berasal dari pura. Banyak masyarakat yang kurang paham dan kurang peduli dengan sampah yang ditimbulkan dari upacara yang dilakukan di pura. Banyak yang hanya mengabadikan dirinya telah berbakti kepada ida sang hyang widhi wasa dalam kaca media sosial namun, melupakan untuk menjaga keharmonisan dengan alam, dan hal ini yang menyebabkan pudarnya tri hita karana (tiga penyebab keharmonisan). Dalam masalah ini tentu memiliki penyelesaian, yakni dengan cara melakukan 3R (Reuse, Reduce, Recyle)
1.Reuse, menggunakan kembali tempat tirta, besek pejati
2.Reduce, mengurangi/ melarang penggunaan plastik di pura
3.Recycle, mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk kompos
Tentunya untuk keberhasilan ini perlu inisiatif diri sendiri akan masalah sampah ini untuk mengembalikan tri hita karana di lingkungan kita. +
Om swastiatu
SISA BUNGA
Sampah Keagamaan tentunya cukup banyak dan berbagai jenis.Salah satu contoh sampah keamanan adalah bunga. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan agar sampah sisa yang mungkin terlihat biasa saja,kita olah menjadi hal yang bermanfaat untuk kita bersama dan yang paling utama bisa menjaga lingkungan agar tetap bersih,Jadi menurut saya sendiri,Cara Kita Mengurangi Sampah Dalam Kegiatan Keagamaan Adalah
1. membuang bunga sisa sembahyang kita pada tempat sampah/tempat yang sudah di sediakan
2. Tidak menggunakan Plastik untuk tempat bunga,bisa di ganti dengan wadah lain yang lebih ramah lingkungan, contoh nya seperti wadah ulatan dll
3. Mengumpulkan sampah bunga untuk di jadikan pupuk kompos yang cukup bermanfaat sebagai pupuk tanaman
Sekian yang bisa saya sampaikan,mohon maaf jika ada salah kata.terimakasih
Om Shanti Shanti Shanti Om +
Sampah juga menjadi permasalahan besar di Bali yang dapat merusak lingkungan dan dunia pariwisata. Jika tidak dikelola dengan baik, sampah bisa menyebabkan pencemaran, menimbulkan masalah kesehatan, serta menghilangkan kebersihan lingkungan. Oleh karena itu, kita harus membangun kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dengan baik. Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Bali menghasilkan sekitar 3.800 ton sampah per hari pada tahun 2022, yang sebagian besar berasal dari wilayah perkotaan dan tempat wisata.
Sampah tidak boleh dibiarkan begitu saja, karena kita memiliki kewajiban untuk menjaga kesucian dan kebersihan bumi ini. Agar sampah bisa dikelola dengan baik, kita harus menerapkan pengelolaan yang tepat. Misalnya, sampah plastik masih bisa didaur ulang, dan masyarakat diajak untuk menjaga lingkungan dengan menerapkan program 3R: Mengurangi, Menggunakan Kembali, dan Mendaur Ulang sampah yang ada. Kita juga harus menggunakan tempat sampah terpilah, serta melaksanakan upacara-upacara pembersihan secara spiritual dan fisik. +
Berbicara mengenai sampah, hal ini merupakan sesuatu yang tidak asing bagi kita. Kita sebagai generasi muda, perlu memiliki upaya untuk mengatasi permasalahan sampah khususnya di Bali. Bali merupakan salah satu pulau dengan aktivitas keagamaan yang padat. Yang pertama bisa dengan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pemnafaatan media vlog atau pun video yang diunggah di media sosial sehingga menambah pengetahuan masyarakat mengenai dampak sampah kepada lingkungan sekitar. Yang kedua dengan menetapkan suatu aturan di lingkungan tertentu, seperti mengurangi penggunaan sampah plastik. Yang ke 3 dibagian pengelolaan, bisa dengan membangkitkan kreativitas masyarakat, dengan cara mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna. Sehingga, hal ini bisa dijadikan modal usaha. +
Pulau Bali, sudah terkenal ke manca nagara yang bernama "Pulau Dewata " atau Pulau Seribu Pura. Sebaga Pulau Seribu Pura, bali tidak lepas dengan yang namanya upacara Dewa Yadnya seperti Piodalan dan Karya Agung di Pura. Jika berbicara tentang keasrian Pulau Bali memang sudah terkenal dari dulu, namun sekarang sudah jauh berbeda. Banyak terdapat sampah plastik di arel Pura dan di pinggir jalan.
Sampah plastik adalah sisa barang yang sudah tidak berguna dan susah sekali terurai. Karena susah terurai, banyak orang yang membuang sampah sembarangan tidak pada tempatnya, itu yang menyebabkan keasrian pulau Bali semakin melemah, dan menjadi masalah dari dulu hingga sekarang. Jika tidak segera ditangani pasti akan menjadi bencana besar.
Kita sebagai pemuda dan calon pemimpin bali dimasa depan seharusnya dari sekarang harus melaksanakan yang namanya "Membuang JaLa".Membuang sampah pada tempatyang tepat, Menjaga kelestarian lingkungan, dan Melestarikan yang menjadi budaya kita untuk melaksanakan upacara yadnya. +
Pada kesempatan kali ini, saya ingin berbagi pandangan tentang bagaimana upaya kita untuk mengurangi kebodohan dalam kegiatan keagamaan. selain karena faktor pariwisata, persembahyangan di Pura juga turut berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah sampah di Bali, sisa sampah upacara adat seperti bunga, daun, dan buah, serta plastik, Menjadi penyumbang terbesar produksi sampah di bali. Dari permasalahan tersebut saya mempunyai beberapa pendapat yang bisa menjadi solusi dari permasalahan sampah hasil aktivitas keagamaan,
1. Melarang penggunaan plastik untuk persembahan di pura dan beralih ke bahan yang dapat digunakan kembali.
2. Mengolah sampah organik dari aktifitas keagamaan menjadi pupuk pertanian untuk mengurangi jumlah sampah dan mendukung pertanian.
3. Menyediakan lebih banyak tempat sampah di pura untuk memudahkan masyarakat membuang sampah pada tempatnya.
4. Membangun TPA khusus untuk sampah kegiatan keagamaan agar dapat dikelola dan diproses dengan lebih baik. +
kita harus membersihkan rumah kita setiap hari agar tidak kotor, dan selalu bersih +
Sampah yang ditemukan di lokasi upacara dapat mengganggu kesucian dan makna dari ritual keagamaan yang dilaksanakan.
Sampah yang berserakan di area pura mengurangi kenyamanan dan keindahan, sehingga umat merasa tidak nyaman beribadah.
Tanggung jawab umat untuk menjaga kebersihan di tempat suci menjadi terhambat, yang berdampak pada pelaksanaan praktik keagamaan.
Ajaran agama yang mengajarkan pentingnya menjaga lingkungan bisa menjadi tidak efektif jika tindakan menjaga kebersihan tidak diterapkan.
Sampah di Gunung Batur dapat menimbulkan stigma negatif terhadap komunitas lokal, yang dianggap tidak peduli terhadap lingkungan dan nilai-nilai keagamaan. +
Tentunya dari kita sudah mengetahui akan banyaknya informasi mengenai permasalahan sampah di negara Indonesia ini. Permasalahan yang biasanya ada dalam aktivitas keagamaan yaitu banyaknya jumlah sampah yang digunakan selama persembahyangan. Maka dari permasalahan tersebut kami membahas tentang salah satu solusi untuk pengurangan jumlah sampah "Penggunaan Tas Anyaman sebagai Tempat Bunga". Sebagian besar penduduk di Bali sering menggunakan plastik atau kresek sebagai tempat untuk bunga. Selain bokor, pada saat ini juga sudah banyak diproduksi tas anyaman sebagai tempat bunga, dengan masyarakat Bali membeli tas anyaman ini sangat berdampak besar untuk meminimalisir jumlah sampah plastik diaktivitas keagamaan. Dari sini kita dapat ketahui bahwa tas anyaman ini bisa mengefisienkan tempat karena dupa dan bokor tersebut sudah terdapat dalam satu tas. Kemudian untuk sampah bunga, kami dapat memberikan solusi seperti memperketat adanya penyediaan tempat sampah Organik dan juga memberikan papan informasi agar masyarakat tidak sembarang membuang sampah di area Pura. +
Upacara keagamaan Hindu pada dasarnya adalah suci dan bijaksana, serta harus dilaksanakan dengan cara-cara yang peduli terhadap lingkungan. Untuk upacara nyegara luu, bahan-bahan alami seperti daun kelapa, bunga, dan pelepah kelapa sebaiknya digunakan sebagai sarana yadnya. Plastik dan bahan yang tidak ramah lingkungan harus diganti dengan bahan yang dapat digunakan berkali-kali, seperti sangku dari kayu atau wadah bambu.
Sebaiknya, sisa upacara seperti bunga dapat dijadikan kompos untuk pupuk organik. Selain itu, edukasi kepada masyarakat agar tidak merusak lingkungan saat melaksanakan upacara sudah mulai menjadi kewajiban dalam menjaga keseimbangan Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (diri sendiri). +
Pesan ini menekankan pentingnya menjaga kesucian dan kebijaksanaan dalam menjalankan upacara agama Hindu dengan cara yang ramah lingkungan. Dalam konteks ini, penggunaan bahan-bahan alami seperti daun kelapa, bunga, dan pelepah dianjurkan sebagai sarana upacara, sementara bahan yang tidak ramah lingkungan seperti plastik perlu diganti dengan alternatif yang lebih berkelanjutan, seperti mangkuk cendana atau wadah bambu.
Lebih baik lagi, sisa-sisa upacara seperti bunga dapat dijadikan kompos untuk pupuk organik. Selain itu, edukasi kepada masyarakat agar tidak mengabaikan lingkungan saat melaksanakan upacara sangat penting, karena praktik ini merupakan bagian dari bakti terhadap Bhuana Agung (alam semesta) dan Bhuana Alit (diri individu). +
Menurut saya ada banyak cara kita untuk mengurangi sampah dalam aktivitas keagaaman yaitu:
1. Menggunakan tempat yang bisa di bawa pulang atau digunakan lagi seperti bokor, jngka,sangku, dan tempat bunga yang terbuat dari bambu
2. Membawa pulang sampah yang sudah di gunakan seperti bunga, dupa dan canang
3. Tidak menggunakan plastik atau daun untuk tempat bunga karena sudah ada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 tentang larangan menggunakan kantong plastik, styrofoam, kresek dan sedotan plastik
4. Apa bila kita membeli makanan atau minuman sebaiknya sampahnya di bawa pulang
5. Menggunakan tas belanja saat membawa alat persembahyangan yang banyak
6. Membawa tempat makanan mandiri daripada kembali makanan yang menggunakan plastik saat tirta yatra yang jaraknya jauh +
Sampah di kelas berserakan di mana mana dikarenakan sampah ini berasal dari para siswa yang suka berbelanja ke kantin tapi malas untuk membuang nya ke tempat sampah sehingga sampah berserakan di kelas saran dari saya adalah bukan mendaur ulang atau menekan kan membuang sampah pada tempatnya karena kurang nya kesadaran dari para siswa nah saran dari saya adalah menggunakan wadah yang dibawa dari rumah ataupun membawa wadah ke kantin sehingga mengurangi ini adalah jalan utama jika sudah terlalu banyak di ingat kan tapi kurangnya kesadaran maka kunci nya adalah mengurangi lah jawaban yang tepat menurut saya +
Cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi sampah adalah dengan yang pertama yaitu Membuat peraturan larangan tidak boleh membuang sampah sembarangan. Yang kedua, di pura seharusnya di sediain tempat sampah organik dan non organik. Yang ketiga adalah memberikan sanksi kepada warga yang melanggar aturan. Yang paling utama yaitu pemerintah membuat aturan yang tidak memperbolehkan menggunakan plastik. +