Property:Response text id
From BASAbaliWiki
P
Bali kini sedang sangat terancam akibat dari kasus overturism yang saat ini telah merusak lingkungan dan kesejahteraan masyarakat lokal. Menurut Badan Pusat Statistik, lebih dari 6 juta wisatawan mengunjungi Bali setiap tahun, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan pencemaran. Meskipun beberapa berargumen bahwa pariwisata meningkatkan pendapatan, namun dampak jangka panjangnya jauh lebih merugikan.Mereka yang mendukung peningkatan jumlah wisatawan sering kali mengabaikan fakta bahwa kerusakan ekosistem dapat mengurangi daya tarik Bali di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa pariwisata berkelanjutan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi yang lebih stabil. Jadi untuk mendetoksifikasi dampak ini, pemerintah harus menerapkan regulasi kuota dan pajak turis yang lebih tinggi serta edukasi wisatawan tentang pentingnya mematuhi norma yang berlaku dan menjaga budaya serta lingkungan Bali. Mari kita jaga keindahan Bali dengan bijak agar tetap lestari untuk generasi mendatang! +
Bali, sebagai pulau dengan mayoritas penduduk beragama Hindu, memiliki tradisi keagamaan yang sangat kental. Upacara keagamaan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bali. Frekuensi upacara yang tinggi di Bali, baik itu upacara harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan, menyebabkan produksi limbah canang meningkat dalam jumlah besar. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karangasem I Nyoman Tari mengungkapkan volume sampah di Karangasem meningkat 25 persen dari Galungan sebelumnya. Bahkan, peningkatan sampah telah terjadi sejak H-2 Galungan. Dalam setiap upacara, digunakan persembahan berupa canang. Canang adalah wadah kecil berisi berbagai jenis bunga, daun, beras, dan bahan lainnya yang dipersembahkan kepada para dewa. Setelah persembahyangan berakhir, sarana tersebut hanya akan menjadi sampah organic. Sehingga, diperlukan adanya suatu upaya untuk mengelola limbah canang agar bias dimanfaatkan untuk menjadi barang berguna. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menciptakan tempat sampah khusus limbah persembahyangan berupa janur. Limbah janur yang sudah terkumpul kemudian diolah mejadi particle board. +
sampah kini semakin banyak,dikarenakan aktivitas manusia sangat padat. kita harus bijak dalam pengurangan sampah, Menurut pendapat saya tentang mengurangi sampah bekas aktivitas keagamaan,jadi cara agar sampah berkurang yaitu sebagai berikut:1.Mengurangi penggunaan kantong plastik, 2.memfasilitasi tempat sampah,3.memisahkan sampah organik dan sampah anorganik,4.melalukan kegiatan pembersihan bersama masyarakat sekitar,5.saat ada odalan di pura batur,6.berikan peringatan agar pemedek tidak membuang sampah sembarangan, 7.dan membuat poster agar masyarakat atau orang yang sembahyang di pure batur tau larangan agar tidak membuang sampah sembarangan +
Wistawan mancanegara yang datang ke Bali semakin tidak terkendali perilakunya. Tanpa adanya pengendalian dari masyarakat sekitar dan pemerintah, dampak-dampak negatif sektor pariwisata di Bali akan terus berlanjut. Saat ini sudah banyak berita yang menginformasikan perilaku turis yang merugikan. Contohnya seperti melanggar lalu lintas, memasuki tempat suci tanpa busana, hingga membuat keributan. Jika perilaku negatif ini terus berlanjut, maka ketentraman dan keasrian budaya di Bali akan terancam. Masyarakat dan pemerintah Bali harus bergerak aktif dalam mengendalikan perilaku wisatawan yang mengkhawatirkan. Dapat dilakukan dengan cara 2P yaitu, Pencegahan dan Penanggulangan. Kita harus bisa untuk mencegah masalah ini terjadi secara berkelanjutan dan juga harus bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan bijak. Mari bersama-sama menjadi pedoman perilaku berwisata yang baik bagi turis asing dan menangani kasus wisatawan mancanegara yang berulah dengan peraturan serta tindak hukum yang tegas. Melalui langkah 2P (Pencegahan dan Penanggulangan), diharapkan kedepannya pariwisata di Bali dapat terus berkembang menjadi lebih baik. +
Jika menceritakan tentang upacara agama umat Hindu memang benar tidak bisa terlepas dari yang namanya sesajen. Sesajen digunakan sebagai sarana dan bukti dari semua yang ingin dipersembahkan kepada Tuhan. Seperti dahulu sebelum dunia maju seperti sekarang, masyarakat setiap membuat sesajen selalu murni hanya menggunakan hasil yang di peroleh alam. Itu berarti agar apa yang sudah kita peroleh itulah yang patut kita persembahkan. Dahulu tidak ada yang membuat sesajen dari unsur dibungkus oleh plastik. Karena itu, walaupun sesudah dilaksanakan upacara agama banyak ada sampah. Tetapi sampah itu tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk terurai. Sisa sesajan berupa buah atau jajan yang sedikit rusak dapat di berikan kepada hewan sebagai makanannya. Begitu pula, jika ada sisa sesajen dari bahan seperti daun, bunga serta bambu dapat di jemur pada ladang luas milik masyarakat setempat. Sembari menunggu beberapa hari sampai kering, jika sudah bisa langsung hancur maka itu tandanya berguna sebagai pupuk, jika tidak maka dapat pula di ambil kembali untuk digunakan sebagai bahan membuat api pada saat ingin memasak di dapur. +
Om Swastiastu +
Om Swastiastu +
Om swastiastu
Sampah plastik
Sampah plastik merupakan ancaman terhadap kelestarian lingkungan. Karena itu
perlunya kesadaran seluruh tubuh untuk tidak membuang sampah plastik. Sampah plastik atau anorganik berbeda dengan
sampah organik yang mudah dicerna.
Sampah plastik membutuhkan waktu sepuluh menit untuk menunggu
ratusan tahun hingga sampah plastik mencair.
Jika sampah plastik tersebut dibakar, hal tersebut bukanlah cara yang baik, karena akan menghasilkan suatu pola yang dapat membahayakan kesehatan. Selain itu juga harus diperhatikan dengan matang mana yang plastik, mana yang bukan plastik, mana yang sampah organik. Semua sampah anorganik sebaiknya dikumpulkan di tempat pembuangan sampah. Kalau sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos.
Dengan permasalahan tersebut, sudah selayaknya seluruh individu harus lebih sadar dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah plastik
Om Santih Santih Santih om +
Sampah plastik adalah barang yang tidak digunakan lagi sampah plastik yang sangat merusak lingkungan pura di Bali seperti contohnya
di pura kayangan jagat yang melaksanakan
piodalan contohnya, di pura Besakih yang ada sampah yang tidak di hiraokan di tepian jalan
di prayangan pura yang tidak di hiraokan
Ada masih sampah plastik yang tidak di hiraokan
Adalah di piodalan panca Yadnya seperti di pura
desa di seluruh pulau Bali
Mari kita semuanya supaya tidak menggunakan
Plastik supaya pura pura yang melaksanakan piodalan supaya tidak ada sampah plastik
Teman teman semuanya supaya menggunakan
yang tidak merusak lingkungan contoh nya sampah organik. +
Di Bali, upacara Manusa Yadnya adalah upacara suci yang melaksanakan ajaran agama serta budaya dalam perjalanan hidup manusia. Upacara seperti otonan, potong gigi (metatah), pernikahan, dan upacara-upacara lainnya termasuk dalam Manusa Yadnya. Namun, dalam era modern saat ini, penggunaan plastik dalam upacara Manusa Yadnya semakin meningkat, terutama dalam kemasan sesajen, perlengkapan upacara, serta kantong-kantong untuk makanan atau persembahan.
Ini menjadi tantangan besar karena plastik tidak dapat terurai dan berkontribusi pada penumpukan sampah yang semakin banyak. Saya merasa sangat penting untuk melakukan tindakan nyata dalam menjaga kesucian upacara Manusa Yadnya tanpa merusak lingkungan. Salah satu cara adalah dengan menggunakan bahan-bahan alami selama upacara. Daun kelapa, pelepah pinang, dan bahan-bahan alami lainnya seperti daun-daunan dapat menjadi pengganti plastik dalam sesajen atau perlengkapan upacara.
Agar tidak dibanjiri sampah plastik, masyarakat Bali perlu mulai sadar dan aktif berpartisipasi dalam menjaga kesucian serta kelestarian lingkungan. Kantong kain atau anyaman bambu bisa menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam upacara. Selain itu, program *reduce, reuse, recycle* harus diterapkan dalam pelaksanaan upacara, terutama dalam pembuatan sesajen yang tidak terlalu bergantung pada plastik.
Saya yakin, dengan usaha kecil ini, baik sekarang maupun di masa depan, kita bisa mempersembahkan doa kepada Ida Sang Hyang Widhi dengan cara yang suci sambil menjaga kelestarian lingkungan. Sampah plastik dapat dikendalikan dalam upacara Manusa Yadnya jika ada kesadaran dan kerja sama dari seluruh masyarakat Bali. +
Om Swastiastu
Seperti yang kita ketahui, bahwa setelah prosesi persembahyangan ataupun hari raya tertentu, maka akan tercipta sisa-sisa sampah yang berserakan pada area pura, terutama sampah plastik dan sampah sarana persembahyangan. Maka dari itu saya berpendapat supaya ketika kita selesai melaksanakan persembahyangan, kita sebaiknya membuang sampah plastik dan sarana persembahyangan tersebut secara terpisah. Agar nantinya sampah-sampah tersebut dapat bermanfaat, misalnya sampah plastik yang dikumpulkan nantinya dapat ditukarkan dengan beras maupun uang di bank sampah terdekat. Sedangkan untuk Sampah-sampah sarana sembahyang dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik, yang nantinya pupuk organik tersebut dapat diperjual belikan ataupun dipergunakan untuk memupuk tanaman yang ada di sekitar pura. Sekian yang dapat saya sampaikan, saya akhiri dengan parama santih
Om Santih Santih Santih om +
Sampah upacara agama
Di bali tidak luput dari upacara agama yang di lakukan setiap hari. Hal ini menyebabkan banyaknya sampah yang ada di lingkungan pulau Bali, terutama sampah organik. Padahal Gubernur daerah Bali sudah mengeluarkan peraturan Gubernur Bali Nomor 47 tahun 2019 mengenai pengolahan sampah,hal ini di sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Adapun faktor yang menyebabkan banyaknya sampah yang ada di pulau bali karena upacara keagamaan terutama pada pura,pantai,dan rumah antara lain;
1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan cara pengolahan sampah,
2. Kurangnya ketegasan dalam aturan-aturan pura,
3. Kurangnya kesadaran akan kelestarian lingkungan tempat melaksanakan yajna atau upacara,
Hal ini menyebabkan banyak sampah berserakan dan mengurangi kelestarian tempat tempat suci dan tempat untuk melakukan upacara lainnya.
Untuk menanggapi hal ini kita sebagai masyarakat bali harus bisa tegas terhadap peraturan yang ada, agar kelestarian dan kebersihan tempat tempat suci dan tempat lainnya tetap terjaga. Selain kita sebagai masyarakat bali sendiri,kita juga harus menghimbau wisatawan agar bisa mengikuti peraturan yang ada. Adapun cara penanggulangannya antara lain:
1. Melakukan sosialisasi untuk menambah wawasan,pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang cara penanggulangan dan pengolahan sampah yaitu 3r( reduce, reuse, recycle)
2. Membuat TEBA MODERN sebagai tempat penampungan sampah organik agar bisa dimanfaatkan sebagai kompos,
3. Untuk pura yang memiliki penunggu monyet atau kera mungkin bisa menggunakan teba modern dan juga tempat sampah dari besi yang cukup berat, agar tidak bisa dibuka paksa sehingga mengurangi sampah berserakan.
4. Melaksanakan konsep TRI HITAM KARANA,
5. Menyediakan tempat sampah di area pura,
6. Memberikan teguran hingga denda terhadap masyarakat yang melanggar aturan pembuangan sampah. +
Bali atau pulau dewata memiliki banyak sekali pariwisata yang menarik.
Hal itu yang menyebabkan banyak wisatawan dari mancan negara ingin berwisata ke Bali.
Hal ini bukan hanya mengakibatkan dampak positif.
Tanpa kita sadari dampak positif dan negatif akan selalu berdampingan.
Hal itu juga yang terjadi pada Pariwisata di Bali.
Banyak pengelola pariwisata senang dengan banyaknya kedatangan wisatawan asing.
Tapi apakah kita sadar bahwa banyaknya wisatawan yang berkunjung juga akan menyebabkan dampak negatif bagi pariwisata di Bali?
Contohnya kemacetan di beberapa daerah,dan sampah plastik semakin banyak dikarenakan kurangnya budaya membuang sampah pada tempatnya.
Hal itu yang nantinya akan merusak pariwisata di Bali.
Untuk mengantisipasi adanya dampak negatif yang terlalu berlebihan ke pariwisata, sebaiknya kita membuat peraturan yang sebagaimana mestinya di taati seperti:
•Mengatur jadwal kunjungan wisatawan untuk menghindari kepadatan saat berkunjung.
•Mengembangkan peraturan dan kebijakan untuk mejaga ketertiban saat berkunjung. +
Nah kalo dari kelompok saya,. Pariwisata di Bali itu sekarang harus menuju ke arah pelestarian Kebudayaan, pariwisata di Bali itu harus sesuai dengan Tri hita karana, kalau tidak terbangun seperti itu, pasti jagat bali hilang taksunya dan keindahannya, jika tetap berbasis hiburan yng tidak berasas Kebudayaan sudah pasti lama kelamaan pariwisata bali bakalan redup sebagai generasi muda agar bali selalu ajeg menunggu masa depan +
Apakah teman-teman pernah melihat sampah berserakan setelah selesai upacara? Bagaimana perasaan kalian saat melihat sampah itu? Itulah yang sering saya lihat setiap selesai sembahyang. Tidak hanya di bagian dalam, tapi juga di halaman tengah dan di sisi luar, semuanya dipenuhi sampah. Saya sering melihat sampah, terutama sampah plastik dari canang yang berserakan, dan rasanya tidak ada yang peduli. Meskipun saya tahu sejak lama sudah ada himbauan untuk tidak meninggalkan sampah di pura, saya tetap saja melihat sampah yang ditinggalkan begitu saja.
Saya penasaran, apakah himbauan itu masih berlaku? Jika kita perhatikan, saat ini banyak sekali canang dan perlengkapan upacara yang menggunakan plastik. Memang lebih mudah dan praktis, tetapi sampahnya, terutama yang plastik, sering kali tidak terurus di tempatnya. Saya belum pernah mendengar ada yang menganggap ini sebagai pencemaran.
Jika kalian perhatikan, demi menjaga kelestarian lingkungan, kita sebaiknya melakukan upacara dengan cara yang lebih baik dan mengurangi sampah. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama, menyediakan tempat sampah di pura, karena banyak orang membuang sampah sembarangan karena tidak ada tempat sampah. Kedua, membersihkan tempat upacara setelah selesai. Kita harus membersihkan tempat upacara dari sampah-sampah yang tersisa. Sampah organik bisa dijadikan pupuk, sementara sampah plastik harus dibuang di tempat yang sudah ditentukan. Ketiga, mengajak umat lain untuk turut menjaga kebersihan saat upacara.
Menjaga kebersihan saat upacara agama bukan hanya kewajiban, tapi juga bentuk bakti kita kepada Tuhan Yang Maha Esa dan alam semesta. Upacara yang baik bukan hanya tentang mempersembahkan sesajen yang banyak, tetapi juga tentang mempersembahkan bakti dari hati yang tulus.
Mari kita bersama-sama mengajak umat Hindu untuk melaksanakan upacara dengan cara yang baik dan berkelanjutan. Ini adalah wujud bakti kita kepada generasi saat ini dan yang akan datang. +
Masyarakat Hindu Bali adalah manusia yang berkualitas. Hal ini dibuktikan dengan kewajiban selalu memelihara alam. Keberadaan alam agar senantiasa damai dan harmonis dipelihara dengan konsep Tri Hita Karana. Masyarakat Hindu Bali menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, hubungan harmonis dengan sesama manusia dan hubungan harmonis alam lingkungan.
Sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan, diharapkan Masyarakat Hindu Bali menjaga kesucian Pura. Menguatkan rasa persaudaraan, saling menghargai dengan semangat gotong royong membersihkan areal Pura. Membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Tidak menggunakan tas kresek saat membawa sarana upakara ke Pura. Mengolah sampah organik seperti daun, kayu, bunga, buah-buahan dan segalanya yang berasal dari tumbuh-tumbuhan menjadi pupuk organik dan eco enzim.
Sangat mulia sekali jika pikiran dan tindakan memilihara alam didasari Tri Hita Karana. Semua Masyarakat Hindu Bali sadar akan kemuliaan memelihara bhuana agung dan bhuana Alit. Sehingga tujuan utama dapat dicapai yaitu moksartam jagadhita ya ca iti dharma. +
Untuk mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan, kita bisa kembali pada penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Sarana upacara yang terbuat dari daun, bambu, dan bunga lebih mudah terurai. Selain itu, penggunaan plastik sebaiknya dibatasi, dengan mengganti kantong plastik dengan tas kain atau bahan yang bisa digunakan kembali. +
Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah :
1. Kurangi penggunaan plastik
2. Gunakan bahan ramah lingkungan
3. Kurangi pemborosan makanan
4. Daur ulang dan kompos +
Menjaga lingkungan hidup sangat penting. Jika tidak, generasi masa depan tidak akan bisa memanfaatkan alam. Saya berusaha setiap hari memberi yang terbaik untuk lingkungan yang sudah memberi banyak kepada saya. Meskipun tindakan saya kecil, dampaknya akan terasa oleh orang lain. Tujuan akhir saya adalah memberikan warisan kepada generasi berikutnya, meninggalkan bumi yang lebih bersih dan alam yang terjaga. +