Property:Response text id

From BASAbaliWiki
Showing 20 pages using this property.
W
Om Swastiastu. Yang terhormat Bapak / Ibu dewan juri Yang kami hormati pengurus dan penjaga lingkungan Batur Serta para pembaca yang saya banggakan. Terlebih dahulu marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas Karunia - Nya lah saya dan kita semua dapat mengikuti seminar ini dengan lancar. Terkait masalah sampah bekas upacara di daerah pura Batur ini saya rasa merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diberikan perhatian lebih. Mengapa? Karena sampah bekas saranak persembahyangan / upacara ini kerap kali tidak hanya berupa sampah organik saja, tetapi banyak juga ditemukan sampah berupa kantong plastik yang sulit terurai yang umumnya digunakan sebagai wadah membawa sarana persembahyangan. Terkait permasalahan ini, saya ingin menuangkan beberapa ide ataupun solusi yang sekiranya dapat diperhitungkan untuk diterapkan di daerah suci Batur. Yang pertama adalah tentang penggunaan kantong plastik sebagai wadah canang / sarana persembahyangan. Solusi yang dapat diambil adalah memperketat pengawasan di pintu masuk Pura Batur supaya orang - orang yang menggunakan kantong plastik dapat ditegur dan membuat plastiknya. Saya rasa aturan ini sudah banyak diterapkan di berbagai tempat di Bali sebagaimana aturan Pergub Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai atau PSP. Hanya saja hal yang perlu ditingkatkan adalah kesadaran diri masyarakat sekitar Batur dan pengawasan yang lebih diperketat. Berikutnya terkait dengan sampah sarana persembahyangan / canang. Solusi yang dapat saya berikan adalah dengan menyediakan 2 tempat terpisah khusus sampah canang itu sendiri. Tempat pertama adalah tempat untuk membuang dasar canang nya atau daun kelapa nya saja. Tempat kedua adalah tempat dimana kita dapat mengumpulkan bunga - bunga bekas dari canang yang tidak terpakai agar tidak dibuang. Mengapa? Hal ini bertujuan untuk mendaur ulang bunga tersebut menjadi barang yang dapat dijual kembali khususnya di daerah suci Batur. Menurut riset saya pribadi melalui berbagai sumber, bunga dari canang dapat dikeringkan dengan metode tertentu yang nantinya dapat diolah menjadi dupa harum ataupun wewangian sejenis. Hal ini juga secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi dan pendapatan untuk biaya perawatan daerah suci Batur hanya dengan bermodalkan sisa bunga yang selama ini terus dibuang, namun tanpa disadari ternyata bunga - bunga tersebut dapat diolah dan menjadi sumber pemasukan untuk daerah suci Batur itu sendiri. Demikian orasi singkat yang dapat saya sampaikan saya ucapkan terimakasih banyak atas perhatian dan kesempatan yang telah diberikan kepada saya, kurang lebihnya, dan jika ada salah - salah kata saya mohon maaf. Saya harap dengan orasi singkat saya ini dapat berkontribusi besar terhadap kelestarian dan keasrian daerah suci Batur kedepannya, serta dapat mengatasi masalah atau krisis yang sedang terjadi. Atas Asung Kertha Warunugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, saya tutup dengan Parama Shanti. Om Santih Santih Santih Om.  
Pengurangan sampah di pura adalah langkah untuk menjaga lingkungan dan keindahan tempat suci. Sampah yang menumpuk tidak hanya mencemari tanah dan air, tetapi juga mengurangi nilai spiritual dari pura itu sendiri. Dengan mengimplementasikan sistem pengomposan, kita dapat mengubah sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar dengan membuat lubang biopori atau teba modern. Selain itu, kesadaran masyarakat sangat penting dalam pengelolaan sampah. Edukasi mengenai cara pengurangan dan pengolahan sampah dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan pura. Salah satu langkah kecil yang dapat dilakukan yaitu dengan mengurangi penggunaan sampah sekali pakai dan membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sesuai jenisnya. Didukung juga oleh pemerintah dengan membuat aturan agar semua taat melaksanakannya, pada akhirnya apa yang telah diimpikan dapat tercapai. Kalau sampah sudah berkurang maka hatipun senang.  +
Permasalahan mengurangi jumlah sampah dalam kegiatan keagamaan selalu menjadi perbincangan maka dari itu cara untuk mengurangi hal tersebut yaitu : Yang pertama yaitu menyediakan tempat sampah di berbagai tempat dan membedakan jenis sampahnya. Yang kedua melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat untuk membersihkan area tersebut. Yang ketiga pembinaan kepada masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sampah. Yang keempat memberikan sanksi bagi yang membuang sampah sembarangan. Yang kelima membuat poster untuk menginformasikan tentang jangan membuang sampah sembarangan di area persembahyangan. Yang keenam berperan aktif, dan menyadarkan masyarakat terkait pengelolaan sampah dan sikap hidup yang bertanggungjawab melalui pendekatan agama. Yang ketuju menyediakan fasilitas daur ulang sampah bagi masyarakat untuk mencegah terjadinya dampak buruk dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Demikian pendapat saya untuk mengurangi hal tersebut saya harap hal yang saya berikan tadi bermanfaat untuk kedepannya.  +
Y
Yadnya memiliki arti penting dan tidak terlepas dari perlengkapan upacara. Dalam melaksanakan yadnya, kita memerlukan dana yang haturkan untuk mendapatkan berkah. Menurut sastra agama, mereka yang tidak melaksanakan yadnya akan mengalami kesengsaraan. Namun, pelaksanaan yadnya terkadang masih menimbulkan masalah, seperti sampah dan limbah yang sulit diatasi. Oleh karena itu, penting untuk membatasi upacara dengan menggunakan sarana dan perangkat ramah lingkungan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengurangi dampak negatif dari yadnya sesuai tanggung jawab masing-masing. Pemerintah juga menekankan peraturan mengenai penggunaan perangkat ramah lingkungan dalam pelaksanaan yadnya agar manfaatnya dapat dirasakan tanpa menimbulkan penderitaan.  +
a
Bali terkenal dengan banyak tradisi dan adat istiadatnya. Dan pastinya banyak ada upacara Yadnya yang diselenggarakan . Hal tersebut tentunya memicu masalah sampah yang sangat membludak. Seperti halnya yang terjadi di daerah Pura Batur ,Kintamani Bangli ,Bali . Setiap piodalan ataupun hari hari suci keagamaan banyak pemedek memakai plastik dan membuang sampah sisa sembahyang di area pura . Kita beralih ke contoh lain yaitu di pantai Goalawah ,disana sering dijadikan sebagai tempat melakukan upacara Yadnya seperti Melasti , nganyud dan lain sebagainya . Sehingga menimbulkan banyak sampah berserakan di sekitar pantai bahkan di laut . Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi membludaknya sampah hasil dari Yadnya ,yaitu dengan cara membawa pulang semua sampah persembahyangan seperti plastik ,plaus ,canang dan yang sejenisnya ,sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.  +
b
menurut saya tentang sampah yang sudah digunakan pada upacara keagamaan,,seperti saat kitaa bersembahyang di berbagai pura, kita sering melihat sampah sampah canang yang berceceran dimana mana, sepatutnya kita sebagai umat Hindu yang baik kita hrus mempunyai kesadaran terhadap tempat suci yang kita datangi, canang canang yang sudah selesai digunakan dapat kita kumpulkan dan buang ke TPA agar tidak memumpuk di pura. tidak hanya di pura namun saat ada persembahyangan bersama disekolah untuk menyambut hari raya purnama, tilem, pagerwesi, saraswati, kita juga perlu menjaga kebersihan sekolah dengan cara tidak membuang sampah canang sembarangan dan buang pada tempatnya. sampah sampah plastik yang digunakan untuk membungkus canang pun perlu kita kurangi untuk dampak negatif dri penggunaan sampah plastik. ada baiknya kita menggunakan keben untuk menyimpan canang dan peralatan sembahyang lainnya agar darat mengurangi sampah plastik  +
Mungkin banyak sekali sampah-sampah yang ada dipura jikalau sehabis aktivitas keagamaan dipura. Bagaimana cara kita untuk mengurangi sampah tersebut? . Pendapat saya tentang cara mengurangi sampah-sampah setiap aktivitas keagamaan yaitu menyiapkan tong sampah yang berwarna hijau yang artinya sampah organik dan tong sampah kuning artinya sampah anorganik sebanyak mungkin dipura tersebut. Jadi dari tong sampah hijau yang organik kita bisa membuang sisa bunga-bunga yang sudah tidak terpakai lagi menjadi pupuk padat organik yang berfungsi untuk mengingkatkan daya simpan air, mengingkatkan aktivitas biologi tanah untuk tumbuh-tumbuhan yang ada dipura tersebut. Dan dari tong sampah kuning yang anorganik seperti botol plastik dan plastik bisa kota gunakan menjadi kerajinan contohnya membuat tempat duduk dari tutup botol dan membuat pot tanaman dari botol. Jadi kita bisa kreasikan sampah yang ada dan dapat mengurangi sampah tersebut. Yang terpenting kita bisa mengurangi sampah dekor demi sedikit.  +
bukan yang ini  +
c
Jika membicarakan tentang sampah ketika telah selesainya upacara agama hindu,terdapat 2 jenis sampah yaitu sampah anorganik adalah sampah yang sulit terurai oleh alam contohnya tas plastik. Untuk mengurangi sampah anorganik usaha yang bisa dilakukan adalah tempat bunga tidak lagi menggunakan plastik yang hanya sekli palai tapi diganti dengan menggunakan bokor atau tas ayam yang ke dua sampah organik yaitu sampah yang bisa terurai oleh alam sampah organik contohnya dupa,canang,bunga. Kalau sampah organik ini tidak bisa kita ganti karna canang,dupa,bunga adalah sarana yang menjadi saksi persembahyangan. Usaha uang bisa dilakukan agar sampah organik ini tidak berserakan di pura yaitu membuat peraturan di pura,agar masyarakat tidak membuang sampah di pura,tapi tidak semua masyarakat peduli untuk melaksanakan peraturan tersebut,jalan keluar yang bisa dilakukan adalah membuat tempat khusus untuk sampah organik seperti lubang boipon di sekitar pura sebagai tempat sampah organik. Ayo bersama sama kita peduli pada sampah organik dan anorganik di pura  +
Yang pertama - tama saya akan menjelaskan mengenai sampah organik yang sering kali kita ketemui dimana pun itu. Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari sisa - sisa makhluk hidup, seperti hewan, manusia, dan hewan yang dapat terurai secara alami. Salah satu contoh dari sampah organik yaitu sampah upacara / sampah yang biasanya sisa digunakan untuk upacara keagamaan di Bali. Biasanya di Bali saat upacara adat/ upacara keagamaan sangat banyak ada sampah yang berserakan di dalam pura maupun di luar pura. Salah satu nya yaitu sampah yang berbentuk canang ataupun bunga. Orang orang biasanya sehabis sembahyang mereka membuang sampah tersebut secara sembarangan dan kadang juga ada yang membuang sampah tersebut ke sungai. Tidak hanya sampah canang saja yang dibuang sembarangan, terkadang bahan bahan sesajen lainnya pun kadang dibuang secara sembarangan. Kami seharusnya sebagai warga Bali harus bisa melestarikan lingkungan dan budaya kita sendiri, jangan karena ulah kita sendiri, lingkungan kita rusak karena membuang sampah sembarang dan tidak sesuai dengan tempatnya. Apalagi hampir seluruh daerah di Bali sudah menerapkan membuang sampah sesuai tempatnya dan harus di pilah kembali.  +
Biasanya setelah upacara, sejumlah besar sampah dikeluarkan tergantung pada seberapa besar atau kecil upacara tersebut. Perhatikanlah hari-hari yang suci dan hari-hari yang suci. Jika satu hari penuh hanya menghasilkan satu juta ton sampah, maka pada hari penuh Galungan dapat menghasilkan dua hingga tiga kali lipat sampah. Cara untuk mengurangi sampah dalam kegiatan keagamaan dapat dilakukan dengan mengganti plastik bekas dengan gelas atau wadah anyaman lainnya. Dengan cara ini, kita dapat mengurangi sampah anorganik dalam bentuk plastik kresek. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan wawasan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menyortir dan mengelola sampah dengan baik dan benar. Selain sosialisasi dan informasi kepada masyarakat, pemerintah juga harus mendorong masyarakat untuk lebih sadar dan sadar akan kondisi mereka. Meskipun sulit untuk memasukkan perilaku pada masyarakat yang sudah terbiasa dengan banyak hal, namun percaya pada perkembangan yang lambat, masyarakat pasti akan menyadari bahaya dari sampah. Selain itu tokoh-tokoh penting dalam masyarakat juga harus aktif dalam membantu masyarakat dalam pembiasan mengelola sampah dengan baik dan benar.  +
Bali, dengan banyaknya upacara keagamaan Hindu, menghadapi masalah sampah pasca-upacara. Gubernur Bali mengeluarkan peraturan Nomor 97 Tahun 2018 yang mengatur penanggulangan sampah pasca-upacara. Pengumpulan dan Pemisahan Sampah dari upacara harus dipisahkan menjadi organik (sisa bunga, dupa) dan non-organik (plastik). Pengolahan Sampah Organik: Sisa bunga dan dupa dapat diubah menjadi pupuk kompos serta aromaterapi. Daur Ulang Plastik: Plastik dapat didaur ulang menjadi Ekobrig, bahan bangunan dari plastik daur ulang. Kesadaran masyarakat merupakan point penting mengenai pengelolaan sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan Bali.  +
Penanggulangan sampah saat di pura untuk menanggulangi sampah pada acara keagamaan area pura, perlu adanya kesadaran diri pada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,dan juga mengingat kan tentang masalah sampah pada area suci pura dengan menempatkan beberapa tempat sampah pada setiap sudut area pura agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,cara lain juga bisa dilakukan dengan cara mengganti plastik sebagai wadah tempat canang,bunga dan wadah tirta di gantikan dengan menggunakan sokasi dan toples bekas.cara ini dapat mengurangi sampah plastik yang menjadi masalah saat ini. bila ada yang melanggar aturan tersebut akan diberikan sangsi berupa membersihkan area pura setiap purnama dan tilem itu mungkin akan membantu penggulangan sampah yang ada di bali saat ini. sekian pendapat dari saya terimakasihh  +
(pura bersih masyarakat nyaman) * sampah di bali adalah sampah yang lumayan banyak salah satunya di area pura, bali tidak lepas dari persembahyangan maka dari itu di area pura terdapat bayak sampah * dampak dari banyaknya samaph di area pura cukup banyak yaitu (menimbulkan bau tidak sedap,merusak pemandangan,dapat menimbulkan penyakit, udara tidak bagus, akan terjadinya banjir kecil/besar di area pura,dan bisa menghambat salura) * solusinya : buanglah sampah sisa persembahyangan ke tempat sampah yang sudah di sediakan * kesimpulan: mari kita bersama sama tingkatkan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya dan kurangi memakai sampah pelatik ke area pura supaya sampah bisa teratasi dan sediakan tong sampah sebayak mungkin supaya masyarakat sesudah selesai sembahyang bisa membuang samaph pada tempatnya, (berani membuang sampah berani terkena sansi).  +
(pura bersih masyarakat nyaman) * sampah di bali adalah sampah yang lumayan banyak salah satunya di area pura, bali tidak lepas dari persembahyangan maka dari itu di area pura terdapat bayak sampah * dampak dari banyaknya samaph di area pura cukup banyak yaitu (menimbulkan bau tidak sedap,merusak pemandangan,dapat menimbulkan penyakit, udara tidak bagus, akan terjadinya banjir kecil/besar di area pura,dan bisa menghambat salura) * solusinya : buanglah sampah sisa persembahyangan ke tempat sampah yang sudah di sediakan * kesimpulan: mari kita bersama sama tingkatkan kesadaran dalam membuang sampah pada tempatnya dan kurangi memakai sampah pelatik ke area pura supaya sampah bisa teratasi dan sediakan tong sampah sebayak mungkin supaya masyarakat sesudah selesai sembahyang bisa membuang samaph pada tempatnya, (berani membuang sampah berani terkena sansi).  +
Menurut saya sampah dilingkungan pura itu sangat tidak bagus karena Pura adalah tempat untuk sembahyang yang seharusnya bersih dan nyaman,jika sampah dilingkungan pura tidak di perhatikan akan membuat lingkungan pura menjadi tidak bersih dan jorok itu yang membuat kita menjadi tidak nyaman untuk sembahyang selain itu jika lingkungan pura tidak di perhatikan kebersihannya akan membuat sarang serangga yang membuat kita selalu waspada dan ketakutan saat ingin sembahyang. Cara untuk mengatasi sampah dilingkungan pura adalah selalu menyediakan tempat sampah di area pura,melalukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan pura selesai sembahyang tapi sebisa mungkin setiap seminggu sekali kita mengadakan gotong royong untuk memastikan kebersihkan pura tetap terjaga dan selalu mengingatkan masyarakat untuk membuang sampah ketempat sampah yang sudah disediakan dan ikut menjaga kebersihan pura.  +
oke  +
dengan cara memperbanyak bahan alami dalam kegiatan keagamaan. contohnya menggunakan daun pisang sebagai alas prasarana, lalu janur kita gunakan sebagai bahan pembuatan canang, dan mengganti semua peralatan keagamaan yang berbahan plastik dengan bahan alami atau organik. setelah persembahyangan kita memungut sampahnya dan membuang ke tempat sampah. dan juga saya memiliki saran untuk mengkolaborasikan pasraman kilat dengan gotong royong. karna saat melakukan pasraman kilat kita bisa memapari materi keagamaan dan juga pentingnya kebersihan lingkungan sekitar. dengan pasraman kilat, kita secara langsung bisa memaparkan dan mempraktekan pentingnya membuang sampah pada tempatnya. maka orang orang sebagian besar akan sadar dan mampu mempraktekannya. setelah memapari materi keagaman dan sampah bagi lingkungan, di lanjuti dengan melaksanakan gotong royong bersama untuk membersihkan lingkungan sekitar. saya rasa dengan adanya kolaborasi ini maka lingkungan akan bersih, itu cukup efektif bagi kebersihan lingkungan. semakin sering kita melakukan kegiatan ini maka akan membiasakan orang membuang sampah dan membersihkan lingkungan.  +
Om Swastyastu, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita smua, shalom, namo budaya, rahayu. Sebelumnya izinkan saya untuk memperkenalkan diri, perkenalkan nama saya Komang Krisna Putra Adinata asal sekolah dari SMA NEGERI 3 SINGARAJA. Terimakasih atas waktu dan kesempatan yang sudah diberikan, pada kesempatan kali ini saya ingin menyampaikan mengenai pendapat saya terhadap bagaimana cara mengurangi sampah dalam setiap aktivitas keagamaan. Pada setiap kegiatan keagamaan pastinya kita akan menghasilkan limbah/sampah, baik itu sampah organik maupun an-organik. menurut pendapat saya cara mengurangi sampah pada setiap kegiatan keagamaan yaitu: A).Pertama, di setiap pura pastinya memiliki panitia acara, para panitia dapat memberikan edukasi kepada para masyarakat supaya membuang sampah bekas persembahyangan pada tempatnya. b).Kedua, menyediakan fasilitas tempat pembuangan sampah (bak sampah) pada setiap tempat persembahyangan terutama daerah yang sering menghasilkan limbah/sampah. c).Ketiga, terdapat tempat pengolahan sampah yang dihasilkan dari kegiatan keagamaaan, supaya sampah tersebut tidak menumpuk lalu menjadi sarang penyakit namun dapat menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Seperti, sampah bekas canang (organik) diolah menjadi pupuk dan sampah plastik (an-organik) dirubah menjadi kerajinan. d).Keempat, terdapat petugas kebersihan yang berfungsi menjaga kebersihan pura demi kenyamanan para masyarakat yang melakukan persembahyangan. e).Kelima, menciptakan suatu program yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan pembersihan pura secara rutin, sehingga dapat menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dalam diri masyarakat. Sekian penyampaian pendapat mengenai bagaimana cara mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan, terimakasih atas kesempatan yang telah diberikan, saya berharap pendapat saya dapat direalisasikan pada setiap aktivitas keagamaan. Akhir kata saya ucapkan "parama santhi" Om Shanti Shanti Shanti Om.  
limbah organik dan non organik pada saat upacara adat khusus nya di bali belum semua masyarakat peduli terhadap hal tersebut contohnya pada penggunaan sampau plastik dan sampah bekas bunga disaat ada upacara melasti di pantai,banyak sekali masyarakat yang belum mengerti dan peduli pada hal tersebut,oleh sebab itu sampah plastik yang ada disekitar berterbangan dibawa angin dan sampah plastik tersebut hanyut terbawa ombak ke dalam air dan menyebabkan ikan yang ada di dalam tercemar karena sampah tersebut sama seperti makanan atau mangsa"pada ikan tersebut hal itulah yang menyebabkan ikan yang memakan sampah tersebut menjadi mati. oleh sebab itu masyarakat khususnya dibali agar peduli dan sadar terhadap kebersihan dan keselamatan lingkungan seperti ambil sampah plastik atau sampah bekas bunga yang dipakai sehabis sembahyang dan buang pada tempat sampah yang ada disekitar,dan sebaiknya masyarakat dibali agar semuanya memakai tempat atau wadah bunga untuk dibawa pada saat ada upacara agama untuk mengurangi sampah plastik dari situlah masyarakat sudah menjunkkan sikap peduli terhadap lingkungan sekitar dan sudah mengurangi penggunaan sampah plastik,tidak hanya itu dampak dari hal tersebut,masyarakat dibali juga sudah melaksanakan kepedulian terhadap lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan jika sudah melakukan hal tersebut selain menjaga lingkungan agar tetap bersih masyarakat juga pasti akan lebih nyaman dalam melakukan upacara agama  +