"Education during the Covid-19 pandemic"

From BASAbaliWiki
Revision as of 03:08, 9 July 2021 by Eka Werdi (talk | contribs)
0
Vote
Title (Other local language)
Photograph by
Author(s)
Reference for photograph
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    Competition
    Video


    Muh. Fahrul

    38 months ago
    Votes 0++

    Menurut saya, Pendidikan dimasa covid-19 ini hanya dilakukan karena formalitas bukan lagi berujuk pada tujuan awal sebagaimana tertera dalam UUD 1945 yaitu "mencerdaskan kehidupan bangsa"... Sebab sekitar 80% orangtua dan siswa mengatakan bahwa sekolah daring hanya membuat pelajar semakin buntu(bodoh)... Kenapa? Karena pertama =>Akses terhadap google sudah tak ada pengawasan jadi otak pelajar tak terbiasa lagi untuk belajar.. Sebab jika ada tugas atau ujian, anak"nya hanya langsung membuka google yang dimana disitu sudah tertera semua jawaban atau rumus"... Sedangkan jika disekolah pas ada ujian pasti dilarang nyontek.. Itupun masih ada yg melakukan secara sembunyi".. Nah gimana klo online ini.. Buat apa sembunyi"... Itulah alasan sya mengatakan siswa tak ada usaha lgi untuk mempertajam otaknya... Ke-2... Belajar online membuat siswa jenuh saat belajar... Saya tidak tau kenapa.. Tapi belajar online sangat membuat minat belajar siswa down... Begitu yg saya rasakan dngan bbrpa teman" saya bahkan adik" saya...

    Jadi harapan saya.. Semoga sekolah daring nanti ini bukan lagi hanya sekedar formalitas tapi bisa sesuai dengan tujuan awal yakni mencerdaskan kehidupan bangsa agar generasi bangsa beberapa tahun kedepan bisa menjadi generasi yang betul" kita andalkan...
    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description


    In English

    The global epidemic has hit the world, as well as what happened in Indonesia, so the stay at home program was implemented as an effort to suppress the expansion of COVID-19. At the Open University, March is the beginning of the tutorial semester for the 2020 registration period, both online tutorials (tuton) and face-to-face tutorials (TTM). UT Semarang, is entering its first tutorial for students who take the TTM learning mode. To comply with the government's program, the learning mode has been shifted to virtual classes, so that students can still get their right to acquire knowledge but stay safe by staying at home. The TTM class is replaced using the tuweb mode (webinar tutorial). The new mode was obtained by students, thus encouraging this research to be carried out. How are students' readiness with the renewal of learning modes? How is the mastery of technology needed by students in welcoming their learning? The research method used is a quantitative method with a questionnaire. The population was taken from 100 students of UT Semarang, Batang Regency working group from various semesters. The results of the study show that 82% of students support and are more enthusiastic in preparing technology for a new mode of learning using Tuweb. Suggestions and input from students also make evaluations in service more excellent at UT and the world of education in the global situation that is being hit by this epidemic."

    In Balinese

    In Indonesian

    "Pendidikan di masa pandemi Covid - 19 Wabah global telah melanda dunia, begitu pula yg terjadi di Indonesia, sehingga program stay at home dilaksanakan sbg upaya menekan perluasan covid-19. Pada Universitas Terbuka, bulan Maret adalah awal semester tutorial masa registrasi 2020.1, baik tutorial online (tuton) maupun tutorial tatap muka (TTM). UT Semarang, sedang memasuki tutorial perdana pada mahasiswa yang mengambil modus pembelajaran TTM. Untuk menaati program pemerintah, modus pembelajaran dialihkan menjadi kelas virtual, agar mahasiswa tetap mendapatkan haknya memperoleh ilmu tetapi tetap aman dengan di rumah saja. Kelas TTM diganti menggunakan modus tuweb (tutorial webinar). Modus baru didapatkan mahasiswa sehingga mendorong penelitian ini dilakukan. Bagaimana kesiapan mahasiswa dengan pembaharuan modus belajar? Bagaimana penguasaan teknologi yang diperlukan mahasiswa dalam menyongsong pembelajarannya? Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan kuesioner. Populasi diambil dari 100 mahasiswa UT Semarang, pokjar Kabupaten Batang dari berbagai semester. Hasil dari penelitian menunjukkan 82% mahasiswa mendukung dan semakin semangat dalam menyiapkan teknologi untuk modus baru pembelajaran menggunakan tuweb. Saran dan masukan mahasiswa juga menjadikan evaluasi dalam pelayanan lebih prima pada UT maupun dunia pendidikan pada keadaan global yang sedang terkena wabah ini."