Om swastyastu, halo semuanya perkenalkan Nama saya Luh Putu Sinta Widyani Putri. Saya adalah seorang siswa. Sebagai seorang siswa saya turut sedih atas terjadinya konflik seperti di Ukraina vs Rusia. Meskipun tempat tinggal saya jauh dari lokasi konflik, namun terlintas di pikiran saya. Bagaimana jika korban konflik tersebut mengungsi ke tempat tinggal saya? Dan bagaimana sikap serta tanggung jawab saya?. Namun sebelum membahas itu kita akan mengulas sedikit tentang konflik Ukraina vs Rusia.
Konflik Rusia vs Ukraina yang terjadi saat ini juga disebabkan keinginan Ukraina untuk bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Keinginan Ukraina tersebut semakin memicu ketegangan antar keduanya.
NATO sendiri adalah organisasi pertahanan dan keamanan di kawasan Atlantik Utara yang meliputi negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada.
Beberapa negara bekas Uni Soviet juga menjadi bagian dari NATO, seperti Lithuania, Estonia, dan Latvia.
Dan beginilah tanggapan Indonesia Indonesia terus menyuarakan sikap terkait perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.lPemerintah Indonesia menyadari bahwa perang Rusia-Ukraina berdampak secara kemanusiaan, pun pada ekonomi global.Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan sikap Indonesia saat ini terhadap konflik dua negara tersebut Indonesia masih konsisten mendorong terjadinya perdamaian dan dihentikannya perang antara Rusia dan Ukraina. Konsisten, pada saat kita bicara mengenani penghormata pada kedaulatan dan integeritas teritori negara lain,” ujar Retno, Rabu (6/4).
Indonesia terus menerus mencari cara agar perdamaian terjadi antara kedua negara, dan mengintensifkan upaya tersebut.
“Dari sejak awal, kita terus menyerukan agar perang dapat segera diakhiri. Kita dorong diinsentifkan perundingan untuk mencari jalan damai,” tutur Retno.
Rusia jalankan operasi militer khusus ke Ukraina sejak beberapa waktu ke belakang. Korban berguguran dari kedua pihak, namun upaya perdamaian belum tercapai.
Lalu apa dampak konflik Ukraina vs Rusia terhadap warganya? Khususnya para pelajar?
Tentunya para pelajar di Ukraina akan kesulitan mengakses pembelajaran. Akibatnya akan terjadi ketertinggalan pembelajaran dan pengetahuan dari anak-anak belahan dunia lain.
Saya turut sedih, mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran seperti saya di sekolah. Ini tidak seperti ajaran tat twam asi. Di mana saya adalah kamu kamu adalah saya. Saya sudah merasakan apa yang para pelajar Ukraina rasakan, namun mereka tidak bisa merasakan pembelajaran seperti saya. Jikalau ada pengungsi yang datang ketempat saya, saya sangat ingin berbagi ilmu pengetahuan dengan mereka namun apa daya, kita bebeda bahas, ini menjadi suatu penghalang itikad baik saya.
Dan sikap saya terhadap para pengungsi dari Ukraina adalah menerima mereka dengan baik, tidak mempermasalahkan kehadiran mereka. Bahkan jika mereka hendak mengikuti pembelajaran bahasa Inggris di sekolah saya, saya tidak akan keberatan. Karena ini salah satu cara saya membantu mereka.
Namun jika anggaran sekolah yang tadinya untuk kami, untuk belajar dan lain sebagainya di alokasikan untuk dana sosial, tepatnya untuk para pengungsi, saya agak keberatan apa lagi jika ke 100% di berikan kepada mereka, di masa pandemi seperti sekarang ini sudah sangat berat, jadi saran saya jika mereka para pengungsi datang ke sekolah, bisa lah membawa buku, agar tidak banyak kami mengeluarkan biaya.
Tanggung jawab saya adalah karena saya sebagai siswa, belum bisa melakukan banyak hal tanggung jawab saya hanya sedikit diantara nya: menjaga kerukunan dengan para pengungsi, belajar yang rajin, dan mempergunakan sosial media dengan baik terutama mengomentari hal-hal tentang konflik Ukraina vs Rusia.
Hanya ini yang bisa saya sampaikan, semoga opini saya bermanfaat. Dan konflik Ukraina vs Rusia segera berakhir dengan damai tanpa banyak korban lagi.
Om Santhi Santhi Santhi Om
Enable comment auto-refresher
Luh Putu Sinta Widyani Putri
Permalink |