Harmonious is not cool, but an obligation
- Title (Indonesian)
- Rukun itu tidak keren tapi kewajiban
- Title (Balines)
- -
- Original title language
- Balinese
- Photo Reference
- Fotografer
- Photograph credit
- Religion or culture
- Indonesia
- Category
- Responden (life participants)
- Author(s) / Contributor(s)
- Ivan Lee S
- Institution / School / Organization
- Life Participant
- Related Places
Videos
Description
In English
With the cases that occurred, the meaning of harmony faded. It is only spoken in the mouth but cannot be felt in reality. The point of view that pillars are cool, in my opinion, is not quite right, because Mr. Basuki Tjahaya Purnama once said "if an official is not corrupt, then he doesn't need to be respected, because that is his oath of office". The same is true with harmony, we must understand, have and do this with our fellow human beings. From the smallest scale, that is, in the family you have to provide education about harmony, then it's the same at school. This is the most basic foundation in the formation of character. In society we also have to have the courage to be agents of change, setting an example that whatever religion is embraced (which has been recognized by the Indonesian government) is good. Not fighting like in the office, namely working overtime to replace colleagues who are having holiday services. One heart can be shown by not choosing friends and being able to play with all friends at school. Agree to help smooth the holiday worship. Kind and peaceful by saying Sorry, Thank you and Please to anyone.
Some are just small things that can be done. The advantage of attracting religious harmony is that discounts and holidays can be enjoyed by anyone. So, what extraordinary things will you do today to maintain harmony?In Balinese
In Indonesian
Dengan kasus-kasus yang terjadi, arti dari kerukunan itu menjadi pudar. Hanya terucap dimulut namun tidak tidak dapat dirasakan secara nyata. Sudut pandang bahwa rukun itu keren menurut saya kurang tepat, karena Bapak Basuki Tjahaya Purnama pernah berkata “kalau seorang pejabat tidak korupsi, ya tidak perlu dihargai, karena itu memang sumpah jabatannya”. Sama halnya dengan kerukunan, hal itu memang sudah wajib kita pahami, miliki dan dilakukan kepada sesama manusia. Dari skala paling kecil, yaitu dikeluarga harus memberikan edukasi perihal kerukunan, lalu di sekolah pun juga demikian. Ini adalah pondasi paling dasar dalam pembentukan karakter. Dalam masyarakat kita juga harus berani menjadi agen perubahan, memberikan contoh bahwa apapun agama yang dianut (yang sudah diakui oleh pemerintah Indonesia) adalah baik. Tidak bertengkar seperti dikantor yaitu lembur menggantikan rekan yang sedang ada ibadah hari raya. Bersatu hati bisa ditunjukan dengan tidak memilih-milih teman dan bisa bermain dengan semua teman di sekolah. Bersepakat untuk membantu kelancaran ibadah hari raya. Baik dan damai dengan mengucapkan Maaf, Terima kasih dan Tolong kepada siapapun.
Sebagian hanyalah hal-hal kecil yang dapat dilakukan. Keuntungan menarik rukun beragama adalah diskon dan libur hari raya dapat dirasakan oleh siapapun.Nah, jadi hal luar biasa apa yang akan kamu lakukan hari ini untuk menjaga kerukunan?
Enable comment auto-refresher
Nia Prasetya
Permalink |