Indomitable Regeneration by Dian Dewi Reich
Summary
In English
Indomitable Beings by Dian Dewi Reich for “Manus, a Conscious Journey”
Australian-Indonesian painter and photographer, Dian Dewi Reich, the founder of the Sawidji Artist Collective, finds herself at the very cross-section of Manus, a Conscious Journey’s creative process. As she claims to be equally attracted to the bizarre world depicted by Hieronymus Bosch and the visuals demonstrating philosophical narratives of Balinese religion, we can say that she embodies the spirit of this collective exhibition through her work Indomitable Beings. Presented in three separate themes all interconnected: plants, animals, and humans. Three categories of living creatures on planet Earth, are separated by biological classifications but united in destiny.
In Balinese
In Indonesian
Indomitable Beings karya Dian Dewi Reich dalam “Manus, a Conscious Journey”
Pelukis dan fotografer Australia-Indonesia, Dian Dewi Reich, pendiri Sawidji Artist Collective, mendapati dirinya berada di tengah-tengah proses kreatif Manus, sebuah Perjalanan Sadar. Karena ia mengaku tertarik pada dunia aneh yang digambarkan oleh Hieronymus Bosch dan visual yang menunjukkan narasi filosofis agama Bali, kita dapat mengatakan bahwa ia mewujudkan semangat pameran kolektif ini melalui karyanya Indomitable Beings. Disajikan dalam tiga tema terpisah yang semuanya saling berhubungan: tumbuhan, hewan, dan manusia. Tiga kategori makhluk hidup di planet Bumi, dipisahkan berdasarkan klasifikasi biologis namun bersatu dalam takdir.
Text Excerpt
Bahasa Kawi/Kuno
⏤
In English
Plants, Indomitable ReGeneration
Plants were the first conquerors of our planet, transitioning from water to land. They are Earth’s first children, our eldest siblings, as she notes. They were indeed the first beings. In Balinese philosophy, plants are associated with “breath” or “wind”, rather than primarily with “soil”, as is commonly done. It is then accurate to say that the wind, in a conquering manner, disperses seeds and deploys life.
Dian Dewi Reich perceives a certain ferocity in this undeniable fact, which is reflected in the somewhat intimidating aspect of her plant sculptures upon closer inspection. She further adds that they are the finest children, maintaining an unsevered umbilical cord with mother Earth. Of all beings, they are the most connected to the earth and are the closest to understanding it in essence.
In Balinese
In Indonesian
Tanaman, Regenerasi yang Tak Terkalahkan
Tumbuhan adalah penakluk pertama planet kita, yang bertransisi dari air ke darat. Mereka adalah anak-anak pertama di Bumi, saudara tertua kita, seperti yang dia catat. Mereka memang makhluk pertama. Dalam filsafat Bali, tumbuhan diasosiasikan dengan “nafas” atau “angin”, bukan dengan “tanah”, seperti yang lazim dilakukan. Maka tepatlah jika dikatakan bahwa angin, dengan cara yang menaklukkan, menyebarkan benih dan menyebarkan kehidupan.
Dian Dewi Reich merasakan keganasan tertentu dalam fakta yang tak terbantahkan ini, yang tercermin dalam aspek yang agak mengintimidasi pada patung tanamannya jika dilihat lebih dekat. Dia lebih lanjut menambahkan bahwa mereka adalah anak-anak terbaik, yang menjaga tali pusar tetap utuh dengan ibu Pertiwi. Di antara semua makhluk, merekalah yang paling terhubung dengan bumi dan paling dekat memahami hakikatnya.
Index
Enable comment auto-refresher