OKA RUSMINI lahir di Jakarta, 11 Juli 1967, tinggal di Denpasar Bali. Bukunya yang telah terbit: Monolog Pohon (1997, puisi), Tarian Bumi (2000, novel), Sagra (2001, kumpulan cerpen), Patiwangi (2003, puisi), Kenanga (2003, novel), Warna Kita (2007, puisi), Pandora (2008, puisi), Tempurung (2010, novel), Akar Pule (2012, kumpulan cerpen), dan Saiban (2014, puisi).
Penghargaan yang telah diterimanya: cerpen “Putu Menolong Tuhan” terpilih sebagai cerpen terbaik majalah Femina tahun 1994. Masih di majalah yang sama, novelet “Sagra” menjadi pemenang pertama cerita bersambung terbaik tahun 1998, sedangkan cerpen “Pemahat Abad” terpilih sebagai cerpen terbaik periode 1990-2000 majalah sastra Horison. Tahun 2002 ia menerima Penghargaan Puisi Terbaik dari Jurnal Puisi. Novelnya, Tarian Bumi meraih penghargaan Penulisan Karya Sastra 2003 dari Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional dan tahun 2012. Novel Tempurung mendapat tiga penghargaan sekaligus: Penghargaan Bulan Bahasa dari Badan Bahasa Pemerintah RI (2012), Anugerah Sastra Tantular dari Balai Bahasa Denpasar (2012) dan penghargaan South East Asian (SEA) Write Award, Bangkok Thailand (2012). Kumpulan puisinya, Saiban mendapat Kusala Sastra Khatulistiwa (2013/2014).
Ia sering diundang di berbagai festival sastra nasional dan internasional, di antaranya: mewakili Indonesia untuk temu penulis se-ASEAN pada Oktober 1997 yang bertajuk Bengkel Kerja Penulisan Kreatif ASEAN di Jakarta, pada 2002 dan 2003 ia diundang pada Festival Puisi International di Surabaya dan Denpasar, dan pada 2003 menjadi tamu undangan Festival Winternachten yangdiadakan di Hague dan Amsterdam. Ia juga menjadi penulis tamu di Universitas Hamburg, Jerman, tahun 2003. Diundang ke Singapore Writer Festival (2011), and OZ Festival, Adelaide, Australia (2013), serta termasuk delegasi penulis Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 ketika Indonesia menjadi negara tamu kehormatan.
Sejumlah cerpen, puisi dan novelnya telah diterjemahkan ke dalam pelbagai bahasa, di antaranya, Tarian Bumi diterjemahkan ke beberapa bahasa asing: Erdentanz (bahasa Jerman, 2007), Jordens Dans (bahasa Svenska, 2009), Earth Dance (bahasa Inggris, 2011), La danza della terra (bahasa Italia, 2015) dan ke bahasa Korea (2016).
Enable comment auto-refresher