- Full Name
- Ni Made Purnama Sari
- Pen Name
- Photograph by
- Link to Photograph
- Website for biography
- Place
- Klungklung
- Related Music
- Related Books
- Related Scholars Articles
Biography
In English
Since 2007, she has won various writing awards, including 2nd place in the short story competition at Balai Bahasa in Bali, 3rd place in Short Story Writing at the Jakarta Language Center, General Winner of the 2007 Sampoerna AGRO Poetry Writing and Reading Contest in Indonesia and 2nd Place in the National Poetry Writing Competition of the Semarang Arts Council. 2007. Her essay won first place in the Kompas Gramedia Essay Competition (2007). He has often won various poetry reading competitions, and read short stories since he was in junior high school.
His poetry has been included in the anthology of the 100 Best Indonesian Poems, the Pena Kencana Sastra Award (2007), the anthology book of the 5 Cities Poetry Gathering in Payakumbuh “Kampung Dalam Diri” (2008), and the Best Indonesian Poetry Anthology of the Pena Kencana Sastra Award (2008 and 2009), the Gathering Indonesian Literature (2010 and 2011), Ubud Writers and Readers Festival Anthology (2010), 'Couleur Femme' Anthology: A Collection of Indonesian-French Poetry published by the Alliance Francaise Denpasar and the Jakarta Paris Forum (2010) and so on. In addition, her work (biographical essay) has also been published under the title 'Time of God: Wianta' (2007). She also took part in the Folklore Writing program of the Jakarta Language Center in 2010.
In Balinese
In Indonesian
Sejak 2007 meraih berbagai penghargaan penulisan, antara lain Juara II Sayembara Cerpen Balai Bahasa se-Bali, Harapan III Penulisan Cerpen Pusat Bahasa Jakarta, Juara Umum Lomba Penulisan dan Pembacaan Puisi Sampoerna AGRO 2007 se-Indonesia serta Juara II Lomba Penulisan Puisi Nasional Dewan Kesenian Semarang 2007. Esainya meraih juara I Lomba Esai Kompas Gramedia (2007). Kerap menjuarai berbagai perlombaan baca puisi, maupun baca cerpen sejak masih SMP.
Puisinya termasuk dalam Buku Antologi 100 Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana (2007), buku antologi Temu Penyair 5 Kota di Payakumbuh “Kampung Dalam Diri” (2008), serta Antologi Puisi Indonesia Terbaik Anugerah Sastra Pena Kencana (2008 dan 2009), Temu Sastrawan Indonesia (2010 dan 2011), Antologi Ubud Writers and Readers Festival (2010), Antologi ‘Couleur Femme’: Kumpulan Puisi Indonesia-Perancis yang diterbitkan Alliance Francaise Denpasar beserta Forum Jakarta Paris (2010) dan sebagainya. Selain itu, karyanya (esai biografi) juga telah dibukukan dengan tajuk ‘Waktu Tuhan: Wianta” (2007). Ia juga turut dalam program Penulisan Cerita Rakyat dari Pusat Bahasa Jakarta tahun 2010.
Ni Made Purnama Sari telah diundang dalam berbagai acara, baik pertunjukan maupun diskusi sastra, di Bali serta di beberapa daerah lain di Indonesia antara lain Malang, Surabaya, Yogyakarta, Padang dan Jakarta, termasuk Diskusi dan Peluncuran Buku Antologi Cerpen ‘Lobakan’ yang membahas kaitan antara sastra dan sejarah peristiwa 1965 di Bali (2009) di Goethe Institut Jakarta. Selain itu, dia juga diundang dalam Program Penulisan Majelis Asia Tenggara (MASTERA): Esai yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta (tahun 2009), Mentor Program Penulisan Esai dan Workshop Kepemimpinan Tempo-Institute (2010), Temu Sastra Mitra Praja Utama (MPU) tahun 2010, festival sastra internasional Ubud Writers and Readers Festival (2010), Temu Sastrawan Indonesia IV di Ternate (2011), program Penulisan Writers Journey bersama para penulis Australia (2012), dan Padang Literary Biennale 2014. Antologi puisi pertamanya, “Bali – Borneo” (2014), mendapat penghargaan dari Yayasan Hari Puisi Indonesia 2014.
Tahun 2015 ia mendapatkan beasiswa penelitian dari Frans Seda Foundation dan Universitas Indonesia untuk melakukan riset sosial budaya bekerjasama dengan Universitas Tilburg, Belanda. Juga diundang dalam Emerging Writers Festival 2015 di Melbourne (atas kerjasama Australia-Indonesia Institute), Pembacaan Sajak di Monash Asia Institute (Monash University, 2015) serta Salihara International Literary Biennale 2015.
Enable comment auto-refresher