Wayan Ceteg dilahirkan di Banjar Tampak Gangsul, Denpasar, 17 Juli 1906. Ia tidak pernah sekolah, namun fasih membaca aksara Bali dan huruf latin. Ia belajar memahat pertama kali pada A.A. Made Gede dari Jeroan Gerenceng dan sejak umur 15 tahun ia telah mulai belajar mengukir sendiri. Di tahun 1930 dengan modal seadanya ia memberanikan diri bekerja sebagai pande mas (tukang emas). Selain itu ia juga menyalurkan bakatnya dengan mengukir kayu dan batu padas. Tak jarang ia juga membuat wadah atau bade dan lembu untuk upacara pengabenan.
Selain barang-barang dari emas, gagang keris, hasil karyanya berupa penyekat ruangan yang dikerjakannya bersama kawan-kawan tersimpan di sejumlah museum di Eropa, di antaranya menjadi dokumentasi sebuah museum di Paris. Rumahnya di kawasan Banjar Tampak Gangsul juga masih menyimpan hasil karyanya berupa pernik-pernik perhiasan emas dan perak, gagang keris, dan beragam panil mungil. Karya patungnya juga masih bisa dinikmati masyarakat hingga sekarang, seperti patung Saraswati di serambi Fakultas Ilmu dan Budaya Universitas Udayana.
Nothing was added yet.
Enable comment auto-refresher