Mekotek
From BASAbaliWiki
Information about Holiday or Ceremony
Mekotek
Where did this ceremony take place:
Aktivitas di atas merupakan tradisi rutin yang dilakukan warga Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Masyarakat setempat menyebutnya Mekotek, selai itu, tradisi ini juga dikenal dengan nama Ngerebek.
1. Sejarah terlaksananya Tradisi Mekotek
Beberapa literasi mengatakan, tradisi Mekotek lahir pada zaman kerajaan Mengwi sedang jaya-jayanya. Tepatnya, tradisi ini dimulai saat penduduk Mengwi menyambut kepulangan para prajurit yang pulang dari medan perang usai mengalahkan kerajaan Blambangan di Pulau Jawa.
Pada awal lahirnya, tongkat yang dibuat serupa piramid berbahan dasar besi. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat setempat merubah tongkat besi menggunakan kayu pulet yang sudah dikupas kulitnya dan diukur panjangnya sekitar 2-3,5 meter.
Sejak lahirnya tradisi ini rutin dilaksanakan, hingga 1915 pelarangan terjadi. Kala itu, Nusantara dijajah oleh Belanda. Pelarangan itu bukan tanpa alasan, Vereenigde Oostindische Compagnie atau VOC khawatir akan terjadi pemberontakan jika tetap mengizinkan tradisi ini.
2. Tujuan pelaksanaan tradisi Mekotek
Tradisi Mekotek memiliki dua tujuan khusus dalam pelaksanaannya. Pertama, sudah jelas untuk mengingat kajayaan nenek moyang mereka (Kerajaan Mengwi) sesuai dengan sejarah munculnya tradisi unik asal Bali ini.
Kedua, tradisi ini juga bertujuan untuk tolak Bala, melindungi dari serangan penyakit dan memohon keselamatan. Tujuan ini lahir karena pasca pelarangan oleh Belanda wabah penyakit menyerang daerah setempat yang memaksa mereka kembali menggelar Mekotek.
3.Prosesi tradisi Mekotek
Hari Raya Kuningan dalam Kalender Hindu menyajikan banyak tradisi bagi masyarakat Bali. Salah satunya Mekotek ini. Tradisi ini rutin dilakukan sekali 6 bulan atau atau dalam Kalender Hindu dilaksanakan setiap 210 hari, tepatnya pada hari Sabtu Kliwon Kuningan tepat pada hari raya Kuningan atau selesai hari raya Galungan.
Untuk menggelar tradisi Mekotek masyarakat yang mengikutinya diwajibkan memakai pakaian adat madya yaitu kancut dan udeng batik dan berkumpul di pura dalem Munggu. Setelah semuanya seragam, mereka baru memulainya dengan melakukan persembahyangan terlebih dahulu.
Merahputih.com
Enable comment auto-refresher