Sungguhlah kenikmatan duniawi menjerumuskan manusia pada kemudaratan hidupnya sendiri. Manusia sibuk mengejar bahagia yang semu. Harta dan tahta seolah menjadi tolak ukur terpandang tidaknya seseorang. Ketika dihadapkan pada kenyataan yang menyakitkan, barulah ia tersadar, bahwa sang jiwa juga perlu dibasuh.
Namun membasuh sang jiwa tidak dapat ditempuh dengan menimbun emas. Ataupun tidak didapatkan dengan menduduki tahta tertinggi sekalipun. Makanan sang jiwa murni merupakan bhakti yang tulus, yakni penyerahan dan pengakuan diri dengan segala keterbatasan dan kealpaan.
Harapan demi harapan tersirat dalam setiap doa. Berserah dan menuju cahaya yang kuasa mencapai pikiran yang suci. Keegoisan dan kuasa kami tinggalkan. Menyatu dengan alam dan berirama bersama dinamika kehidupan
Enable comment auto-refresher