Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- reduce religious ceremony waste + (_)
- jaga lingkungan bali + (_)
- how to reduce waste while performing the agan ceremony + (_)
- Maintain the cleanliness of the temple without rubbish + (_)
- "React and Prevent: How to Deal with Waste in Religious Activities" + (“Sikapi dan Cegah : Cara Mengurangi Sampah … “Sikapi dan Cegah : Cara Mengurangi Sampah dalam Kegiatan Keagamaan”</br> </br> Permasalahan sampah dalam kegiatan keagamaan di Bali sangat banyak. Oleh karena itu demi menjaga kesucian dan keharmonisan Bali, sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dan Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Masyarakat Bali harus mengambil peran untuk mengurangi sampah, sebagai berikut :</br>a). Meningkatkan pengetahuan masyarakat desa tentang sampah, seperti sosialisasi atau lainnya. b). Menetapkan aturan terkait pengelolaan sampah dalam kegiatan keagamaan. Misalnya Pura Besakih, salah satunya larangan penggunaan kantong plastik. </br>c). Menyadarkan komunitas pedesaan tertentu tentang sampah. Seperti halnya komunitas “Bisa Normal” di Desa Wongaya Gede. Makna Pengolahan Sampah Karya Agung Pura Batukaru. </br>d). Bank sampah sebagai tempat memilah dan mengumpulkan sampah yang dapat digunakan kembali. </br>e). Kerjasama antara pelajar dan warga desa atau kerjasama antar desa terkait pengelolaan sampah. </br>f) Evaluasi. terkait pengelolaan sampah. f) Evaluasi.)
- Negligence in giving alms or “Beryadnya” is caused by taking it for granted and not making the effort. + (“Ulah elah, alih aluh” sama seperti prakti … “Ulah elah, alih aluh” sama seperti praktis, ekonomis dan cepat. Di era saat ini diibaratkan seperti lautan tak bertepi, perkembangan globalisasi tak terbatas. Istilah tersebut digunakan sebagai dasar oleh masyarakat Bali dengan melaksanakan budaya Bali yang bernafaskan Hindu dengan konsep dasar Tri Hita Karana.</br></br>Tri Hita Karana ini terlihat sekali disetiap aktivitas masyarakat Bali ketika melaksanakan yadnya. Yadnya yang dilaksanakan sudah pasti menggunakan sarana atau media yang dikenal dengan istilah upakara. Banyak hal yang didasari oleh ucapan ulah, elah, alih, aluh, tersebut ketika melaksanakan upacara dan membuat upakara atau banten, menyebabkan banyak yang tidak peduli seperti apa kehidupan yang akan mendatang jika terus menerus menggunakan sarana-sarana yang tidak ramah lingkungan. Memang saat ini semua terasa mudah namun akibatnya akan diwariskan kepada keturunan-keturunan kita dimasa mendatang.</br> </br>Maka dari itu, mari bersama-sama kita peduli agar seluruh masyarakat Bali kembali belajar menggunakan segala sesuatu yang ramah lingkungan dalam melaksanakan yadnya. Astungkara jalan tersebut dapat mengatasi masalah mengurangi sampah atau limbah disetiap upacara yadnya yang diselenggarakan.etiap upacara yadnya yang diselenggarakan.)