Gandrung
- boys who danced in girls' costumes en
- the name of the dance is derived from ‘gegandrungan’, meaning ‘being in love’. The Bali version of this dance is performed by male dancers; through soft, supple and feminine movements, these male dances take on the role of a woman during their performance. There is magic on stage during this performance, and not only in a descriptive sense. The Gandrung is an interactive piece, whereby a member of the audience, man or woman, is invited to dance along side the dancer – this type of dance is called ngibing. The magic lies in the ability of the dancer to enchant this ‘stage guest’, like a snake charmer controlling the movements of a cobra the dancer is able to keep the guest enthralled and involved. Together, performer and audience, dance as if they are ‘in love’. en
- Sejenis tari joged bungbung yang ditarikan oleh seorang penari pria berpakaian wanita. id
- nama tarian ini berasal dari 'gegandrungan', yang berarti 'jatuh cinta'. Versi Bali tarian ini dilakukan oleh penari pria; melalui gerakan lembut, kenyal dan feminin, tarian laki-laki ini mengambil peran seorang wanita selama penampilan mereka. Ada keajaiban di atas panggung selama pertunjukan ini, dan tidak hanya dalam arti deskriptif. Gandrung adalah karya interaktif, di mana seorang anggota penonton, pria atau wanita, diundang untuk menari bersama penari - jenis tarian ini disebut ngibing. Keajaibannya terletak pada kemampuan penari untuk memikat 'tamu panggung' ini, seperti seorang pemikat ular yang mengendalikan gerakan seekor kobra yang dapat membuat sang penari terpesona dan terlibat. Bersama-sama, pemain dan penonton, menari seolah-olah mereka 'jatuh cinta'. id
- joged yg ditarikan berpasangan antara pemain dan penonton laki-laki id
Wit ne uli Kaki Tiwas lan Nini Tiwas sane seneng melancaran ring alas e Duk dina anu ring desa genah nyane meneng keni grubug lan ring tengah alas e nyane polih sipta jagi ngalakasanayang sesolahan jagi nyomia grubug ento, Nyane ngawentenang sesolahan ring catus pata desa sareng alit2 nyane dados pragina, Sesolahan kakawitin antuk nyatur desa jagi nyomia grubug, lan wus puput nyatur desa, alit2 nyane masolah ring catur pata desa, akeh krama sane tedun jagi miragi, krama ne merasa bagia, bagia ring sesolahan alit2 saking Kaki Tiwas lan Nini Tiwas, Grubug ical, Metu saking rasa bagia ring catus pata desa puniki, sesolahan puniki kawastanin "gaan di rurunge"
Ngelantur kruna punika dados kruna "gandrung"The Gandrung dance was initiated by grandfather Tiwas and grandmother Tiwas who liked to wander in the forest.
One day in the village where they lived there came a plague … and in the forest they found the inspiration to perform a dance to banish the plague. They performed the dance at the crossroads in the village with their children as the dancers. The ritual began with a nyatur desa procession to overcome the plague … and after the procession their children danced at the crossroads. Many of the villagers came to watch the performance and they felt great joy … great joy watching the performance of the children of grandfather Tiwas and grandmother Tiwas. And the plague vanished. And because of the feeling of great joy at the crossroads in the village, the dance performance was called “gaan di rurunge” …. and later shortened to “gandrung”.Berawal dari Kaki Tiwas dan Nini Tiwas yang suka berkelana kehutan...
pada suatu saat di desa tempat beliau bermukim terjadi wabah..dan di dalam hutan beliau mendapat pewisik untuk melakukan sebuah pertunjukan untuk menetralisir wabah tersebut...beliau mengadakan pertunjukan di catus patha desa dengan anak-anak beliau sebagai penarinya...ritual dimulai dengan nyatur desa utk menetralisir wabah...dan setelah selesai nyatur desa anak-anak beliau menari di catus patha desa..banyak masyarakat yang datang untuk menonton...mereka merasa bahagia,senang dengan pertunjukan anak-anak dari Kaki Tiwas dan Nini Tiwas,wabah menghilang...dari rasa senang di perempatan desa ini, maka pertunjukan dinamakan "gaan di rurunge"...kemudian kalimat ini berubah menjadi kata "gandrung"