Selamat kepada saudara Cenk Sing Taen Makonceng sudah menjadi juara dalam turnamen Ceki Nasional, dari Bapak Blong Lengar Nyablar. Taen nepuk baliho selamat cara kene, Nyama? Pejabat-pejabate berebut masang ucapan selamat ke atlet-atlet ane berhasil dadi juara. Foto pejabate gede sajan hampir setengah baliho, foto atlet ane dadi juara cenik ketiprit misi urem. Yen dadi idih tiang teken Bapak Ibu pejabat, eda pesan buin masang baliho cara kene. Nelah-nelahang anggaran dogen. Yen seken makeneh ngemaang selamat, eda misi masang foto pribadi. Foto atlet ane menang dogen nake pajang. Bapak, Ibu kan sing milu bertanding. Adi juari sajan milu magandong?
“Selamat kepada saudara Cenk Tidak Pernah Bercebok sudah menjadi juara dalam turnamen Kartu Ceki Nasional, dari Bapak Blong Berkepala Botak”.
Kamu pernah melihat baliho ucapan selamat seperti ini? Para pejabat berebut untuk memasang ucapan selamat kepada para atlet yang berhasil menjadi juara. Foto pejabatnya besar sekali, hampir mengisi setengah baliho, foto atlet yang menjadi juara sangatlah kecil juga buram. Bila saya boleh meminta kepada Bapak Ibu pejabat, jangan lagi membuat baliho seperti ini. Menghabiskan anggaran saja. Apabila benar bermaksud memberikan selamat, jangan memasang foto pribadi. Cukup memajang foto atlet yang menang saja. Bapk, Ibu kan tidak ikut bertanding. Kenapa berani sekali ikut digendong?
Enable comment auto-refresher