Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Response text id" with value "Tata cara membersihkan area pura". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • If You Pray Well, You Will Also Be Good At Throwing Away Rubbish.  + (Sebenarnya mengurangi jumlah sampah dalam Sebenarnya mengurangi jumlah sampah dalam kehidupan sehari hari butuh kesadaran extra dalam merealisasikannya. Yang kita ketahui, dalam aktivitas keagamaan khususnya Hindu di Bali sangatlah banyak menghasilkan sampah baik organik dan non organik. Seperti banten, sampah plastik, dan banyak lagi. Budaya memang sulit untuk dirubah, tapi dari sekarang kita bisa tumbuhkan kesadaran untuk mengurangi penggunaan sampah. </br>Langkah pertama yang paling penting menurut saya adalah </br>Menyediakan tempat sampah disudut yang bisa dijangkau. Baik itu berupa kantong sampah maupun tong sampah ( organik dan non organik )</br>Dan diikuti langkah langkah kecil diantaranya.</br>1. Mengganti sebisanya penggunaan sampah plastik di upacara keagamaan. Seperti contoh: penggunaan bokoran sebagai pengganti kantong plastik. Mengganti penggunaan plastik sekali pakai dengan toples sebagai wadah tirtha.</br>2. Limbah - Limbah upacara keagamaan baik organik maupun non organik bisa diolah atau didaur ulang kembali sebagai pewangi atau ekoenzim yang berguna maupun dapat dijual dimasyarakat</br></br>Dengan cara seperti itu, kita sebagai umat hindu khususnya di Bali, dapat selalu menjaga alam maupun disaat upacara keagamaan. Jikalau sudah terlaksana, sampah-sampah akan berkurang dan tertata rapi. Dan kembali ke diri sendiri, butuh perhatian dan pengertian dari kita semua agar dapat menjaga kebersihan sekitar. Jikalau kita semua ingin sembahyang yang dengan nyaman dan baik, kita juga harus bijak dalam membuang sampah.ta juga harus bijak dalam membuang sampah.)
  • starting from ourselves  + (Sebenarnya,banyak cara untuk menanggulangiSebenarnya,banyak cara untuk menanggulangi sampah saat upacara agama,tapi yang paling penting sebenarnya,adalah dari diri kita sendiri.</br></br>Kita tidak sadar,membuang sampah sembarang,adalah cara untuk merusak lingkungan secara perlahan,kita hanya berpura pura peduli,pada saat ada acara gotong royong,yang sebenarnya kita lakukan selama ini,hanya berkata kata tanpa ada tindakan,bagi saya,cara terbaik menanggulangi sampa,dari kesadaran kita sebagai umat Hindu, setelah kita sadari, barulah kita lakukan dan laksanakan,karna,</br></br>Pemikiran tanpa tindakan, hanyalah omong kosong belakanpa tindakan, hanyalah omong kosong belaka)
  • Self-awareness  + (Sebenarnya,banyak cara untuk menanggulangiSebenarnya,banyak cara untuk menanggulangi sampah saat upacara agama,tapi yang paling penting sebenarnya,adalah dari diri kita sendiri.</br>Kita tidak sadar,membuang sampah sembarang,adalah cara untuk merusak lingkungan secara perlahan,kita hanya berpura pura peduli,pada saat ada acara gotong royong,yang sebenarnya kita lakukan selama ini,hanya berkata kata tanpa ada tindakan,bagi saya,cara terbaik menanggulangi sampa,dari kesadaran kita sebagai umat Hindu, setelah kita sadari, barulah kita lakukan dan laksanakan,karna,</br>Pemikiran tanpa tindakan, hanyalah omong kosong belaka.pa tindakan, hanyalah omong kosong belaka.)
  • SOLUTION FOR PROCESSING WASTE LEFT OVER FROM CEREMONIES INTO COMPOST  + (Sebuah penelitian terbaru dari Bali PartneSebuah penelitian terbaru dari Bali Partnership menunjukkan bahwa timbulan</br>sampah di Pulau Bali mencapai 4.281 ton per hari. Sebesar 60% dari total sampah</br>tersebut merupakan sampah organik, 20% sampah plastik, dan sisanya terdiri dari</br>kertas, logam, gelas dan sampah dari Pura. Pulau Bali yang memiliki julukan</br>Pulau Seribu Pura juga merupakan salah satu kontributor sampah di TPA. Jenis</br>sampah dari tempat suci Pura sebagian besar adalah sampah dari sisa kegiatan</br>upacara adat. Sekitar 3 juta umat Hindu yang melakukan persembahyangan di</br>Pura juga turut berpengaruh terhadap produksi sampah sisa upacara Peningkatan produksi sampah tersebut belum diikuti dengan upaya pengelolaan</br>sampah yang sesuai. Sehingga, sampah dari Pura umumnya dikumpulkan dan</br>diangkut ke TPA untuk ditimbun bersama jenis sampah lainnya. Pemilahan yang</br>dilakukan di rumah tangga juga tergolong rendah, sehingga sampah canang masih</br>tercampur dengan sampah lainnya. secara sederhana di rumah masing-masing. Sedangkan</br>penanganan sampah dilakukan dengan cara mengolah sampah secara sistematis</br>dan terintegrasi, mulai dari pemilahan, pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,</br>pengolahan, hingga pemrosesan akhir sampah. Permasalahan yang masih terjadi</br>adalah masih tercampurnya sampah dari sumber sampai ke TPA, sehingga</br>sebagian besar sampah yang seharusnya bisa diolah namun berakhir di TPA.</br>Begitu juga dengan sampah canang, sampah yang terkumpul di pura atau rumah</br>tangga masih tercampur dan tidak dipilah, namun dikumpulkan dan langsung</br>diangkut ke TP Sebagai bagian dari budaya Bali, sesajen berupa bunga, daun, buah-buahan dan</br>bambu disajikan hampir di setiap upacara adat. Beribadah merupakan cara hidup</br>masyarakat Bali sebagai bagian dari tiga prinsip penyebab kebahagiaan atau Tri</br>Hita Karana. Beribadah atau Parahyangan adalah wujud hubungan yang</br>harmonis antara manusia dengan Tuhannya. Kegiatan tersebut dilakukan di</br>beberapa hari suci, seperti bulan purnama, bulan mati, upacara hari pengetahuan,</br>dan sebagainya. Persembahan pada umumnya terdiri dari bunga, daun, buah-</br>buahan, kelapa, dan bahan alami lainnya.</br></br>Pengolahan sampah sisa upacara adat yang Sebagian besar adalah sampah organik</br>telah dilakukan dengan melakukan pengomposan. Komposisi sampah upacara</br>adat yang didominasi oleh bahan organik, memang sangat potensial untuk</br>dijadikan kompos.g sangat potensial untuk dijadikan kompos.)
  • HANDLING WASTE IN RELIGIOUS CEREMONIAL ACTIVITIES  + (Secara umum, upacara adat haruslah berasalSecara umum, upacara adat haruslah berasal dari ritual atau ibadah. Salah satu limbahnya adalah serbuk organik yang masih tersisa untuk upacara adat. Umat Hindu yang melakukan ibadah di pura harus menjaga kebersihan pura selama upacara ritual. Peningkatan produksi sampah tidak disertai dengan upaya pengelolaan sampah yang tepat, sehingga sampah yang dihasilkan dikumpulkan dan dibawa ke TPA untuk ditempatkan bersama dengan jenis sampah lainnya.</br></br></br></br>Cara sederhana untuk kita menanggulangi masalah tersebut adalah dengan 3R, yaitu (Reuse, Reduce, dan Recycle) dengan melalakukan ketiga kegiatan ini sampah bisa dikurangi penumpukannya. Pengomposan juga bisa dilakukan untuk mengolah sampah dari sisa upacara adat. Kompos sampah yang kebanyakan terdiri dari bahan organik juga sangat berpotensi dijadikan kompos, yang dimana ini bisa di manfaatkan untuk berniaga. </br></br>Perilaku masyarakat yang sering menggunakan barang sekali pakai seperti plastik, botol, dan kaleng bisa diganti dengan bahan bahan yang lebih ramah lingkungan. Kita bisa mengganti plastik dengan keben, botol dan kaleng kita ganti dengan tumbler yang bisa kita gunakan berkali kali. Disis lain, limbah makanan atau buah buahan yang tersisa pun bisa kita jadikan pakan untuk hewan ternak, serta yang paling penting untuk menjaga kebersihan area disekitarnya adalah tersedianya sarana pembuangan sampah untuk mengurangi timbulan sampah plastik yang tercecer.ngi timbulan sampah plastik yang tercecer.)
  • Test Gus Arya  + (Segala air adalah minuman keabadian, segala gerak adalah tarian, segala bahasa adalah nyanyian.)
  • how to reduce waste at religious ceremonies  + (Selesai upacara keagamaan kita harus menanggulangi sampah organik dan sampah anorganik)
  • trash became a problem on Tample  + (seluruh pengunjung agar tidak membuang sampah di sekitar lingkungan pura)
  • dealing with waste after completing prayer activities  + (seperti yang dapat kita lihat, sampah bekaseperti yang dapat kita lihat, sampah bekas upacara agama di pura semakin lama semakin banyak disebabkan oleh kurangnya kesadaran umat kita tentang menjaga kebersihan areal pura. itu sebabnya kita sebagai warga hindu di bali memiliki peran yang cukup penting untuk mengatasi hal tersebut, selain dengan aturan aturan yang sudah di buat pemerintah kita juga harus memliki kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan areal pura. menanggulangi sampah bisa dimulai dari kesadaran diri sendiri, seperti setelah selesai sembahyang sampah canang maupun dupa di ambil dan di buang ke tempat sampah,penggunaan plastik juga harus di kurangi seperti tidak menggunakan plastik sebagai tempat canang, plastik tersebut bisa diganti dengan bokor atau tempat ramah lingkungan lainnya. dengan memiliki rasa tanggung jawab kesadaran tersebut serta dengan menaati aturan yang di buat pemerintah niscaya sampah bekas sembahyang di areal pura akan semakin berkuranghyang di areal pura akan semakin berkurang)
  • Remembering Tri Hita Karana  + (Seperti yang kita ketahui masyarakat di BaSeperti yang kita ketahui masyarakat di Bali sulit sekali menerapkan kebudayaan membuang sampah pada tempatnya. Apalagi pada saat ada kegiatan keagamaan. Contohnya pada umat yang beragama hindu ketika ada upacara yadnya pasti akan menghasilkan sampah yang berserakan di mana mana sehingga membuat masyarakat terganggu. Maka dari itu kita harus menanggulangi sampah sampah tersebut dengan cara mengajak masyarakat untuk memilah sampah dan memanfaatkannya dengan cara mendaur ulang dan bisa di jadikan kompos untuk limbah organik seperti canang. Menerapkan zero waste"sebagai suatu gerakan untuk tidak menghasilkan sampah seperti mengurangi penggunaan sampah plastik. Marilah kita terapkan budaya membuat sampah pada tempatnyabseperti program pemerintah provinsi bali yaitu nangun sat kerthi loka bali. Kalau bukan kita siapa lagi? Kalau tidak sekarang kapan lagi? Sekian terimakasih.k sekarang kapan lagi? Sekian terimakasih.)
  • Bali's Sacred Sites Drowning in Trash: A Crisis of Tradition and Environment  + (Seperti yang kita ketahui, Bali memiliki sSeperti yang kita ketahui, Bali memiliki sangat banyak pura. Oleh karena itu, Bali sering disebut sebagai 'Pulau Seribu Pura'. Selain itu, keindahan alam dan kekayaan budaya Bali juga sangat terkenal di seluruh dunia. Namun, di era modern ini, Bali juga menghadapi berbagai masalah, salah satunya adalah sampah yang dihasilkan dari upacara agama. Sampah plastik, styrofoam, dan sisa-sisa upacara lainnya menjadi masalah besar dan mencemari lingkungan. Hal ini dapat merusak keindahan alam Bali, menyebabkan pencemaran air, dan bahkan menimbulkan penyakit.</br></br>Oleh karena itu, masyarakat Bali perlu lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pelaksanaan upacara agama. Kita harus mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan beralih ke bahan-bahan alami. Selain itu, sampah organik dari sisa upacara dapat diolah menjadi kompos. Agar upaya ini berhasil, diperlukan kerja sama dari pemerintah, pura, masyarakat, dan pelaku pariwisata agar Bali tetap lestari pelaku pariwisata agar Bali tetap lestari)
  • How to reduce waste at traditional ceremonies  + (Seperti yang kita tau bahwa provinsi Bali Seperti yang kita tau bahwa provinsi Bali menghasilkan sampah organik sebesar 900ton perhari yang disebapkan oleh sampah sisa canang yang di pakai dalam aktivitas upacara adat. Kita bisa menggunakan cara melilah sampah dengan membedakan yang kering dengan yang basah. Yang kering seperti dedaunan bekas meletakan bunga atau sarana upacara. Sedangkan yang basah seperti bunga dan buah-buahan. Sampah kering seperti bisa kita olah menjadi bahan penyambut api seperti mengukup Tirta</br>Sampah basah bisa kitak olah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat buat tanaman.pupuk kompos yang bermanfaat buat tanaman.)
  • Ulu (top,front) Teben (battom,back)  + (Seperti yang sudah kita ketahui pulau BaliSeperti yang sudah kita ketahui pulau Bali begitu banyak memiliki budaya dan tradisi yang sudah diakui dunia. Berbicara tentang budaya dan tradisi tentu saja berkaitan dengan upacara keagamaan khususnya agama hindu di Bali seperti upacara piodalan di pura maupun merajan/sanggah (tempat suci di rumah), pengabenan, galungan&kuningan, hari raya saraswati, dan lain sebagainya. Dalam upacara keagamaan tidak terlepas dengan bahan maupun sarana yang harus digunakan untuk memperlengkap dan menunjang upacara keagamaan baik itu banten dan sarana persembahyangan. Bahan dan sarana yang digunakan sudah tersedia di alam ini sendiri dengan diolah terlebih dahulu untuk bisa dijadikan banten atau sarana/perlengkapan lainnya, seperti bambu, daun kelapa muda bahkan tua, daun-daunan, dsb. Di era modern ini untuk mempermudah suatu kegiatan digunakanlah sarana-sarana yang begitu instan yaitu tidak terlepas dengan penggunaan plastic, pada saat upacara keagamaan plastik sudah banyak digunakan untuk mewadahi canang/banten, begitu juga jika orang-orang ingin meminta tirta mereka menggunakan plastic untuk mewadahi tirta tersebut. Hal kecil seperti itu akan memperbanyak penumpukan sampah yang tercampur pada saat kegiatan upacara keagamaan.</br>Seperti pada saat upacara keagamaan di pura agung besakih pemedek begitu banyak, bunga, dupa, dan canang-canang yang sudah dihaturkan dibuang di tempat sampah yang sudah penuh menyebabkan penumpukan sampah yang begitu banyak. Upacara keagamaan yang dilaksanakan dirumah juga dapat menimbulkan sampah-sampah entah itu sampah organic maupun anorganic. Jika upacara keagamaan dilaksanakan dirumah tentu dahulu setiap rumah memiliki teba yang terletak di belakang rumah, ini yang dimaksud dengan “teben” yang berarti bawah atau belakang, teba inilah yang digunakan untuk membuang sampah sehari-hari maupun sampah pada saat kegiatan upacara keagamaan, teba inilah yang memiliki peran penting untuk mengurangi sampah dan menampung bahkan bisa digunakan untuk membakar sampah-sampah. Disamping itu pada zaman sekarang setiap rumah sudah jarang memiliki teba mungkin karena sudah digunakan untuk membangun atau hal-hal lainnya. Namun sekarang orang-orang berbalik dengan dahulu dengan membuang sampah tidak lagi dibelakang rumah melainkan di depan rumah, ini yang dimaksud dengan “ulu’’ yang berarti atas atau depan, yang dimana akan diangkut dengan truck sampah.</br>Untuk mengurangi sampah pada upacara keagamaan di Bali khususnya di pura jika sesudah menghaturkan canang-canang, dupa, bunga yang sudah tidak dipakai jangan dibuang di areal pura bawalah sampah tersebut ke rumah atau buanglah pada tempat yang memang dikhususkan untuk membuang sampah organic maupun anorganik. Karena sampah seperti bunga yang dikeringkan akan bisa di daur ulang yang dapat digunakan untuk membuat dupa. Maka dari itu jagalah teba serta buanglah sampah pada tempatnya dan kurangi sampah plastic. Bali ajeg dan lestari dikarenkan kesadaran masyarakat Bali untuk menjaga tanah kelahiran yaitu tanah Bali.ntuk menjaga tanah kelahiran yaitu tanah Bali.)
  • Organic Waste Handling  + (Setiap ada kegiatan upacara agama sudah paSetiap ada kegiatan upacara agama sudah pasti banyak sampahnya itu sebabnya harus diperhatikan dan segera ditangani, karena pura merupakan tempat suci selain itu pura jadi ikon pariwisata di bali setiap ada upacara keagamaan delapan puluh persen sudah pasti materialnya sampah organik. Pengolahan sampah yang berasal dari sampah upacara keagamaan dilakukan dengan dua jalan,pengurangan dan penanganan, selanjutnya sampah itu diolah mulai dari memilih, pewadahan, sampah itu dikumpulkan sampai keprosesnya, karena sampah upacara keagamaan kebanyakan yang dinamakan sampah organik dan sampah yang berasal dari sisa makanan itu bisa dilakukan pengomposan, sampah organik seperti daun diolah dijadikan pupuk gunanya sebagai penyubur semua jenis tanaman .Selain itu sampah organik bisa juga diolah lagi menjadi gas atau bahan bakar, sampah yang berasal dari sisa makanan dan sisa buah diolah dengan manggot dijadikan pakan ternak.</br>Begitu tata cara penanganan agar sampahnya tidak sampai menumpuk</br>Terimakasih.mpahnya tidak sampai menumpuk Terimakasih.)
  • protect the earth of Bali by throwing rubbish in its place  + (Setiap kita melakukan persembahyangan di aSetiap kita melakukan persembahyangan di acara keagamaan kita sering menemukan sampah yang berserakan di bawah yang sering sekali tidak dipedulikan oleh masyarakat yang melakukan aktivitas persembahyangan dipura. Sampah yang paling sering ditemukan yaitu sampah plastik dan daun-daunan. Upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah saat melakukan aktivitas keagamaan sampah saat melakukan aktivitas keagamaan)
  • Luxurious Appearance, Rubbish Scattered Around  + (Setiap sembahyang kepura pasti penampilan Setiap sembahyang kepura pasti penampilan yang diutamakan daripada kebersihan pura itu sendiri pakaian mewah, dan riasan yang cetar. Itu yang sekarang menjadi hal yang sering ditemui dipura. Apalagi jika odalan di pura-pura besar, contohnya pura besakih dan pura batur pasti semua yang tangkil selalu tampil mewah. Akan tetapi sampah yang berserakan tidak ada yang memperhatikan. Sampai terasa bukan tempat sembahyang melainkan seperti tempat membuang sampah. Ini yang sekarang perlu dipikirkan solisinya. Sebagai generasi muda kita harus bisa menjadi contoh yang lebih baik dari Masyarakat yang kurang akan kesadaran. Solusinya yakni dengan bentuk organisasi muda mudi. Nah, organisasi ini yang nantinya akan mengelola kebersihan dan menjaga kebersihan pura. Bisa dengan membuat lubang biopori untuk mengatasi sampah organik sisa persembahyangan (bunga ). Bisa juga dengan memberikan informasi kepada Masyarakat agar membawa sampah canang dan plastiknya Kembali kerumah, agar tidak berserakan begitu saja di pura selesai sembahyang. Nah, Itu yang menjadi tugas dan tujuan dibentuknya para muda mudi di setiap pura. Agar nantinya tidak hanya penampilan saja yang mewah tapi sampahnya berserakan.saja yang mewah tapi sampahnya berserakan.)
  • Environmentally Friendly Efforts in Hindu Religious Activities through Dharma Teachings and Use of Natural Materials  + (Solusi tepat untuk mengurangi sampah dalamSolusi tepat untuk mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan Hindu adalah dengan mengedukasi umat mengenai pentingnya menjaga lingkungan sesuai ajaran dharma. Penggunaan bahan alami seperti daun dan bunga segar untuk persembahan harus lebih diutamakan daripada plastik. Membawa tas kain atau wadah yang bisa digunakan kembali juga penting. Pemuka agama dapat mengeluarkan panduan resmi tentang praktik ramah lingkungan selama upacara, serta menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik. Dengan kerjasama komunitas dan kesadaran bersama, kita bisa beribadah dengan lebih bersih dan tetap menghormati alam.n lebih bersih dan tetap menghormati alam.)
  • “Clean and Pure: Innovation to Reduce Waste in Religious Ceremonies”  + (Solusi yang tepat untuk mengurangi sampah Solusi yang tepat untuk mengurangi sampah di upacara keagamaan yaitu:</br></br>1. Melaksanakan program tukar sampah. Jika pemedek sudah membuang sampah di tempatnya, pemedek tersebut diberikan benang tridatu atau yang lainnya.</br></br>2. Wajibkan pemedek membawa canang yang sudah dihaturkan ke rumah masing². Canang tersebut dibawa kembali pulang, sesarinya langsung dimasukkan di tempatnya.</br></br>3. Wajibkan pemedek menggunakan barang² tidak sekali pakai. Para pecalang menjaga di pintu masuk, jika ada pemedek yang akan masuk ke areal pura, priksa dulu pemedek tersebut membawa plastik atau tidak. Jika membawa, jangan diizinkan masuk ke pura.</br></br>4. Jika ada, pakai robot pembersih otomatis. Sesudah sembahyang, robot itu bergerak keliling memungut sampah bunga, dupa, kwangen, dan lain sebagainya yang sudah digunakan.</br></br>5. Jika masih ada pemedek yang membuang sampah sembarangan, jika melihatnya kita bisa memvideokan dan memviralkannya. Jika belum pernah viral pasti tidak pernah jera.elum pernah viral pasti tidak pernah jera.)
  • dealing with leftover waste from donations  + (Solusi yg ampuh untuk mengatsi sampah paltik banten yakni mengurang membungkus jajak menggunkan plastik)
  • Reducing Waste in Temples as an Implementation of Preserving Prahyangan  + (Sudah banyak terlihat perilaku orang-orangSudah banyak terlihat perilaku orang-orang di pura yang sembarangan membuang sampah, itu yang menyebabkan lingkungan pura menjadi tidak bagus. Contohnya, ketika karya agung di Pura Batur tahun 2024, banyak sampah berserakan di pura padahal sudah ada tempat sampah. Sepatutnya, kita sebagai pemedek juga bersama-sama menjaga kebersihan pura. Sebagai mengimplementasikan kelestarian Prahyangan, menurut saya kita dapat melaksanakan sebagai berikut:</br>1. Membuang sampah di tempat sampah yang sudah disediakan.</br>2. Mengurangi memakai barang-barang non-organik karena susah dilebur oleh tanah, seperti plastik, kaleng, kaca, dll.</br>3. Mengoptimalkan kegunaan lubang biopori yang sudah ada di pura untuk membuang sampah organik, sisa-sisa kegiatan keagamaan.</br>4. Membawa sarana keagamaan secukupnya.</br>5. Membuang sampah menurut kategori pemilahan sampah, yaitu organik, non-organik, dan residu.</br>Jika kita semua sudah disiplin melakukan seperti itu, maka akan bisa mengurangi sampah ketika ada kegiatan keagamaan. Ayo kita bersama-sama memelihara pura agar tetap menjadi tempat yang sakral dan bersih.tap menjadi tempat yang sakral dan bersih.)
  • Good Practices for Reducing Waste in Religious Ceremonies  + (Sudah bisa dipastikan, dalam upacara agamaSudah bisa dipastikan, dalam upacara agama, sampah plastik menjadi masalah besar. Kantong plastik, botol plastik, serta bungkus banten (sesajen) menjadi sampah yang sangat sulit terurai. Agar masalah ini tidak terus berlanjut, saya bisa menggunakan bahan-bahan alami yang lebih ramah lingkungan. Banten yang terbuat dari janur, daun, atau klakat (anyaman bambu) lebih baik dan mudah terurai, sehingga sampah plastik bisa dikurangi. Kantong plastik lebih baik diganti dengan tas kain atau anyaman bambu yang lebih ramah lingkungan. Daripada botol plastik, lebih baik menggunakan botol yang bisa digunakan kembali. Selama pelaksanaan upacara agama, saya bisa lebih sadar untuk menjaga lingkungan yang bersih dan lestari, agar tercipta harmoni dengan alam. Menjaga kesucian alam adalah bagian penting dari ajaran agama Hindu, maka saya harus berupaya menjaga lingkungan yang suci serta mengurangi sampah plastik dalam setiap upacara agama.sampah plastik dalam setiap upacara agama.)
  • my opinion about how to reduce amount of waste  + (Tanggapan saya mengenai cara mengurangi sampah di acara keagamaan adalah dengan mengurangi pemakaian sarana keagamaan yang sekali pakai.)
  • Maintaining cleanliness in religious environments  + (Tanggapan saya terhadap isu ini adalah bahTanggapan saya terhadap isu ini adalah bahwa agama, pada intinya, seharusnya mengajarkan moralitas, tanggung jawab sosial, dan penghormatan terhadap alam sebagai ciptaan Tuhan. Namun, jika praktik-praktik keagamaan dijalankan tanpa memperhatikan dampak negatif terhadap lingkungan, maka praktik itu perlu ditinjau ulang. Setiap komunitas, baik agama maupun tidak, memiliki tanggung jawab untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam.k menjaga harmoni antara manusia dan alam.)
  • My response to  + (Tanggapan saya terhadap pertanyaan ini, kita harus mempunyai tanggung jawab kepada lingkungan sekitar dan tidak membuang sampah sembarangan)
  • Procedures for reducing waste in temples  + (Tata cara mangda luu pure nenten Aken tur Tata cara mangda luu pure nenten Aken tur ngranayan purene cemer</br></br>1. pamedek atau pengunjung dilarang keras membawa atau menggunakan tas kresek, pipet plastik, sterofoam serta produk lain yang berbahan plastik sekali pakai</br>2. Pamedek yang membawa sarana dilarang membuang sisa lungsuran di kawasan suci.</br>3. antaranya adalah menyediakan tempat sampah yang memisahkan antara sampah organik dan non-organik dan disebarkan di titik-titik strategis dan tidak terlalu jauh antara tempat sampah satu dengan lainnya</br>4. Menegaskan pemeriksaan pada pamedek atau pengunjung sehingga pihak pengelola tidak lagi kecolongan jika ada yang membawa tas kresek,</br>5. Denda juga bisa menjadi pilihan agar menjaga kawasan suci ini agar dapat memberikan efek jera dan menyadarkan pamedek atau pengunjung dan juga edukasi pentingnya untuk tidak membuang sampah sembarangan di kawasan</br>6. Mengunakan bokor supaya tidak pakai pelastik</br>7.Kurangi sampah pembelian makanan dengan kemasan dan hindari penggunaan kantong plastik sekali pakai.i penggunaan kantong plastik sekali pakai.)
  • Tata cara mengurangi sampah sisa upacara di pura ulun danu batur  + (Tata Cara Mengurangi Sampah Sisa Upacara dTata Cara Mengurangi Sampah Sisa Upacara di Pura Ulun Danu Batur</br></br>Pura Ulun Danu Batur adalah salah satu pura kahyangan jagat di Bali. Banyak sekali masyarakat Hindu di Bali yang datang kemari, menghaturkan bakti kepada Dewi Danu agar dunia selalu mendapatkan keselamatan. Namun ketika selesai upacara agama di sini, sampah terutama sampah plastik selalu menumpuk dan mencemari lingkungan. Para umat yang akan datang ke sini diharapkan agar menjaga lingkungan bersama-sama di Pura Ulun Danu Batur. Bagaimana caranya?</br></br>1. Yang pertama, jangan membawa sarana yang berbahan dasar plastik di Pura Ulun Danu Batur. Sampah plastik sangat sulit terurai di alam. Sekarang msayarakat harus siap untuk tidak lagi memakai plastik di area pura.</br>2. Yang kedua, membedakan sampah berdasarkan jenisnya. Para pengurus Pura Ulun Danu Batur harus menyediakan tempat sampah yang banyak dan dibedakan atas jenisnya. Para umat harus mengambil sarana persembahyangan setelah selesai bersembahyang dan ditaruh di tempat sampah.</br>3. Yang ketiga, harus ada edukasi atau kampanye lingkungan. Sudah menjadi kewajiban masyarakat sekalian agar menjaga kebersihan area Pura Ulun Danu Batur. Oleh karena itu, edukasi dan kampanye lingkungan menjadi upaya yang sangat penting untung mengurangi adanya sampah.</br>4. Yang terakhir dan yang paling utama adalah membuat peringatan, Perarem, Perdes dan bahkan Pergub mengenai tata cara mengurangi sampah sisa upacara di area suci pura. Yang dapat membuat masyarakat Bali tertib menjaga kebersihan di area pura adalah adanya tata tertib yang mungkin berupa peringatan, Perarem, Perdes hingga Pergub. Apabila pemerintah dan pengurus pura tidak mengeluarkan peraturan, mengenai upaya mengurangi sampah sisa upacara, sudah dapat dipastikan masyarakat tidak akan peduli dengan lingkungan. Begitu pula, perlu diberikan denda atau sanksi kepada masyarakat yang mengotori lingkungan.</br></br>Simpulanː</br>Usaha mengurangi sampah, utamanya sampah plastik sisa upacara agama di puta ulun danu sebagai rasa kasih dengan lingkungan. Dengan tidak membawa sarana plastik, memilah sampah menurut jenisnya, melaksanakan kampanye lingkungan dan membuat peraturan tentang sampah sisa upacara, kita bisa menjaga kebersihan dan kesucian pura dan juga menjaga lingkungan agar tetap asri.</br></br>Ajakanː</br>Mari semuanya menjaga kebersihan Pura Ulun Danu Batur dan tempat suci lainnya dengan cara tidak memakai plastik dan membuang sampah pada tempatnya.lastik dan membuang sampah pada tempatnya.)
  • Modern Teba: A Solution to Reduce Waste from Religious Activities  + (Teba modern merupakan sebuah inovasi dalamTeba modern merupakan sebuah inovasi dalam pengelolaan sampah organik yang dihasilkan dari kegiatan keagamaan. Teba modern adalah sistem pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan lahan kosong di sekitar pura untuk membuat kompos. Sistem ini dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi timbunan sampah sisa kegiatan keagamaan, seperti sampah daun, bunga, dan sisa makanan. Dengan menggunakan teba modern, sampah organik dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat bagi tanaman. Hal ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang dibuang, tetapi juga menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanah. Selain itu, teba modern juga dapat menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah pencemaran akibat penumpukan sampah.</br></br>Penerapan teba modern sebagai upaya mengurangi sampah sisa kegiatan keagamaan dapat menjadi solusi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan melibatkan masyarakat, teba modern dapat menjadi praktik yang ramah lingkungan dan bermanfaataktik yang ramah lingkungan dan bermanfaat)
  • Teba Modern: An Organik Waste Solution Based On Tri Hita Karana  + (temen temen tahu ga, bumi sekarang banyak temen temen tahu ga, bumi sekarang banyak banget sampah yang merusak alam bali terutama sampah plastik dan organik. menurut survei umat hindu bali kalo lagi odalan bisa menghasilkan 10 kilo sampah canang, lungsuran buah dan bunga. di pura atau pantai banyak sampah canang berntakan. karena itu seharusnya ada teba modern disetiap rumah dan banjar sendiri atau pura. teba modern itu nanti sisa canang dimasukan kedalam teba yg sudah dicacah sehingga bisa menjadi kompos. sisa buah itu nanti bisa dijadikan eco enzym yg bisa membantu pencemaran air di sungai. sampah plastik wadah canabg bisa diganti dengan besek, sokasi atau daun pisang. semua itu sejalan dengan ajaran tri hita karana yg berarti keharmonisan bersama antar sesama, lingkungan dan tuhan. oleh karena itu para pemuda dan masyarakat bali ayo lestarikan bumi bali bersama sama.ali ayo lestarikan bumi bali bersama sama.)
  • Use of Woven Bags as Flowers Holders.  + (Tentunya dari kita sudah mengetahui akan bTentunya dari kita sudah mengetahui akan banyaknya informasi mengenai permasalahan sampah di negara Indonesia ini. Permasalahan yang biasanya ada dalam aktivitas keagamaan yaitu banyaknya jumlah sampah yang digunakan selama persembahyangan. Maka dari permasalahan tersebut kami membahas tentang salah satu solusi untuk pengurangan jumlah sampah "Penggunaan Tas Anyaman sebagai Tempat Bunga". Sebagian besar penduduk di Bali sering menggunakan plastik atau kresek sebagai tempat untuk bunga,ik atau kresek sebagai tempat untuk bunga,)
  • The use of woven bags as flower holders.  + (Tentunya dari kita sudah mengetahui akan bTentunya dari kita sudah mengetahui akan banyaknya informasi mengenai permasalahan sampah di negara Indonesia ini. Permasalahan yang biasanya ada dalam aktivitas keagamaan yaitu banyaknya jumlah sampah yang digunakan selama persembahyangan. Maka dari permasalahan tersebut kami membahas tentang salah satu solusi untuk pengurangan jumlah sampah "Penggunaan Tas Anyaman sebagai Tempat Bunga". Sebagian besar penduduk di Bali sering menggunakan plastik atau kresek sebagai tempat untuk bunga. Selain bokor, pada saat ini juga sudah banyak diproduksi tas anyaman sebagai tempat bunga, dengan masyarakat Bali membeli tas anyaman ini sangat berdampak besar untuk meminimalisir jumlah sampah plastik diaktivitas keagamaan. Dari sini kita dapat ketahui bahwa tas anyaman ini bisa mengefisienkan tempat karena dupa dan bokor tersebut sudah terdapat dalam satu tas. Kemudian untuk sampah bunga, kami dapat memberikan solusi seperti memperketat adanya penyediaan tempat sampah Organik dan juga memberikan papan informasi agar masyarakat tidak sembarang membuang sampah di area Pura.ak sembarang membuang sampah di area Pura.)
  • THE POINT IS, AWARENESS!  + (Terima kasih, saya ingin menyampaikan pendTerima kasih, saya ingin menyampaikan pendapat tentang sampah dalam upacara keagamaan.</br></br> Menurut saya, sebelum mengajak orang lain sadar, kita harus memulainya dari diri sendiri. Kita harus mengubah kebiasaan buruk, seperti membuang sampah sembarangan, termasuk sampah upacara.</br></br> Langkah awalnya adalah membuang sampah pada tempatnya. Jika kita konsisten, orang lain mungkin akan mengikuti. Bukan untuk mengejek, tapi sebagai contoh yang baik. Mereka mungkin berpikir, "Kalau dia bisa, kenapa saya tidak?" Dari satu orang, kebiasaan ini bisa menyebar.</br></br> Dengan kebiasaan sederhana ini, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sadar akan pentingnya membuang sampah. Ini bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga kesadaran akan dampak buruk sampah bagi lingkungan dan kehidupan bersama.pah bagi lingkungan dan kehidupan bersama.)
  • $  + (Terimakasih atas kesempatan yang telah dibTerimakasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan cara pengurangan sampah dalam aktivitas keagamaan.</br>1. Penggunaan Bahan Ramah Lingkungan</br>2. Pengelolaan Sampah dengan Baik</br>3. Mengurangi Penggunaan Bahan Berlebih</br>4. Pemanfaatan Kembali bahan bahan upacara </br>5. Edukasi dan Sosialisasi</br>6. Inovasi dalam Upacara</br>Sekian pendapat yang bisa saya sampaikan untuk mengurangi sampah dalam aktivitas ke agamaan, terimakasih.h dalam aktivitas ke agamaan, terimakasih.)
  • REDUCING WASTE WITH THE PURPOSE OF BALI MATAKSU  + (Terlahir menjadi manusia yang hidup di BalTerlahir menjadi manusia yang hidup di Bali, sudah pasti banyak menemukan upacara keagamaan. Terlebih lagi upacara agama di Bali banyak menghasilkan sampah yang tidak bisa diolah oleh masyarakatnya. Jika diperhatikan, sampah tersebut semakin lama semakin banyak dan menyebabkan permasalahan lain seperti demam berdarah dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya masyarakat seharusnya mengurangi sampah bekas persembahyangan. Adapun beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai berikut: 1. Mengganti pemakaian plastik, masih banyak masyarakat yang menggunakan plastik disaat akan melaksanakan persembahyangan hal tersebut seharusnya dibuatkan peraturan yang ketat. 2. Membuat Biopori, selayaknya penggunaan biopori pada umumnya, bisa diisi dengan sampah organik bekas persembahyangan yang nantinya akan menjadi pupuk kompos. 3. Menciptakan ide terbaru, sampah organik bekas persembahyangan bisa diolah menjadi barang yang memiliki nilai, misalnya: lilin aromaterapi dan parfum jika diolah oleh masyarakat berdasarkan hasil penelitian laboratorium. Jika ketiga cara tersebut diterapkan astungkara Bali kembali mataksu.iterapkan astungkara Bali kembali mataksu.)
  • rusbbish publick  + (tidak boleh ada sampah plastik di pura)
  • Rubbish public  + (Tidak boleh membuang sampah plastik di pura)
  • Reduce plastic waste in rivers  + (Tidak membuang sampah disungai karena akan menimbulkan ikan-ikan mati dan air sungai menjadi sangat kotor)
  • waste management policy  + (tidak menggunakan plastik untuk sarana sembahyang namun bisa diganti dengan keben)
  • Ngukuhin Taman Anyar Sarining Winangun  + (Tokoh A: Sebentar lagi tahun 2025, masih sTokoh A: Sebentar lagi tahun 2025, masih saja ada yang buang sampah sembarangan, bahkan di area Pura</br>Tokoh B: Kenapa, sih? Marah-marah terus. Nanti ibadahmu ngga diterima sama Tuhan, loh.</br>Tokoh A: Bagaimana bisa pikiran bersih dan tenang kalau kotor begini? Sampah berserakan di mana-mana</br>Tokoh B: Sudah, jangan marah-marah. Emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Yuk kita pungut dulu sampah-sampah ini sambil diskusi tentang solusi-solusi yang bisa kita tawarkan kepada masyarakat</br>Tokoh A: Berarti kita mungutin sampah dulu, nih?</br>Tokoh B: Iya, aku selalu bawa kantong kok. Untuk jaga-jaga kalau menghadapi hal seperti ini. Ayo, pungut saja biar bersih.</br>Tokoh A: Wah, kok jadi mungutin sampah orang begini, ya.</br>Tokoh B: Salah satu solusi permasalahan ini adalah dengan meningkatkan kualitas SDM secara bertahap. Kalau tidak, pasti akan begini terus. Kita susah payah memungut sampah, tapi akan ada lagi orang yang membuang sampah sembarangan. Peningkatan kualitas SDM bisa dengan mengadakan workshop mengenai sampah anorganik yang bisa diolah menjadi kerajinan tangan. Sementara sampah organic bisa diolah menjadi kompos atau eco enzym. Setiap KK harus mengirim perwakilan untuk mengikuti workshop.</br>Tokoh A: Kalau nanti SDM berkualitas sudah terbentuk, perlu ada tindakan lanjutan. Sarana dan prasarana harus mampu mengakomodasi ide baik dari SDM berkualitas itu. Misalnya, sampah dapat dibagi dua, sampah organic dan anorganik. Di setiap pura harus kita sediakan tempat sampah sesuai dengan perbedaan jenisnya sehingga memudahkan kita dalam memilah sampah. Selain itu, masyarakat wajib membuat teba modern (bio pori) di rumah maupun tempat ibadah. </br>Tokoh B: Aku Setuju! Yang tidak kalah penting, Pemerintah Desa harus menghubungkan masyarakat dengan pengepul sampah plastic agar sampah-sampah itu tidak hanya menjadi residu, masyarakat juga mendapatkan penghasilan tambahan lewat pemilahan sampah.</br>Tokoh A: Benar sekali. Aku sepakat. Ternyata dengan mengendalikan emosi dan amarah, lewat diskusi seperti ini kita dapat menghasilkan ide serta solusi. Apa yang harus dilakukan, di mana harus membuang sampah. Kalau hanya masyarakat yang bicara, aku rasa ide ini tidak akan didengar oleh pemerintah. Lebih baik kita berkolaborasi langsung dengan pemerintah terdekat (Pemerintah Desa) biar nanti Kepala Desa yang melanjutkan aspirasi kita kepada pemerintah di tingkat yang lebih tinggi. Ayo kita hubungi Kepala Desa sekarang.gi. Ayo kita hubungi Kepala Desa sekarang.)
  • Uniting the Balinese people in the "Pilah dan Olah" programme to solve Bali's waste problem  + (Tri Hita Karana adalah keselarasan antara Tri Hita Karana adalah keselarasan antara manusia dengan semesta dan merupakan pedoman Masyarakat Bali. Pura Besakih menjadi salah satu contoh interaksi keselarasan antara manusia dengan Tuhan. Menurut laman resmi Pemerintah Kabupaten Karangasem, Pura Besakih mencatatkan total pengunjung sebanyak 248.675 orang pada tahun 2023. Interaksi pengunjung tersebut menghasilkan sampah sebesar 1 ton setiap harinya. Hal ini juga diperburuk dengan minimnya persediaan tempat sampah yang ada, sehingga dapat menimbulkan penumpukan sampah. Penumpukan sampah organik menimbulkan gas metana yang memicu ledakan. Sebagai Masyarakat Bali harusnya kita sadar dengan permasalahan ini, saya mencanangkan program “Pilah dan Olah”. Program ini akan menambahkan tempat sampah khusus pada area pura, di setiap pura akan diberikan 2 tempat sampah khusus dengan masing-masing sebagai tempat sampah buah-buahan dan canang. Program ini akan melakukan pengolahan limbah buah-buahan menjadi eco-enzym, dan limbah canang menjadi kompos. Adanya program ini saya berharap dapat meningkatkan prinsip 3R dan prinsip Tri Hita Karana Masyarakat Bali.n prinsip Tri Hita Karana Masyarakat Bali.)
  • Waste management At religious ceremonies in Bali  + (Untuk memulai pengelolaan sampah pada acarUntuk memulai pengelolaan sampah pada acara agama Hindu di pura, diperlukan pendekatan yang berkelanjutan serta menghargai nilai kesucian. Pertama-tama, lakukan sosialisasi dan edukasi kepada umat Hindu mengenai pentingnya pemilahan sampah organik dan non-organik. Sediakan tempat sampah yang terpisah sesuai jenis sampah tersebut. Usahakan untuk mengurangi penggunaan plastik, seperti mengganti bahan upakara atau bungkus dengan bahan alami seperti daun pisang. Bentuk tim relawan kebersihan yang bertugas mengumpulkan sampah untuk menjaga kebersihan selama acara berlangsung. Selain itu, jalin kerja sama dengan dinas kebersihan atau komunitas daur ulang untuk mengolah sampah secara berkelanjutan."tuk mengolah sampah secara berkelanjutan.")
  • how to deal with community waste  + (Untuk menanggulangi sampah masyarakat, lanUntuk menanggulangi sampah masyarakat, langkah-langkah efektif meliputi peningkatan kesadaran tentang daur ulang, pengelolaan sampah yang lebih baik dengan memisahkan sampah organik dan anorganik, serta penerapan kebijakan pemerintah yang mendukung pengelolaan sampah. Selain itu, edukasi tentang pengurangan sampah dan partisipasi komunitas dalam kegiatan bersih-bersih juga sangat penting.egiatan bersih-bersih juga sangat penting.)
  • waste management in the temple area  + (untuk menanggulangi sampah pada acara ke auntuk menanggulangi sampah pada acara ke agamaan area pura, perlu adanya kesadaran diri pada masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan,dan juga mengingat kan tentang masalah sampah pada area suci pura dengan menempatkan beberapa tempat sampah pada setiap sudut area pura agar masyarakat tidak membuang sampah sembarangan,cara lain juga bisa dilakukan dengan cara mengganti plastik sebagai wadah tempat canang,bunga dan wadah tirta di gantikan dengan menggunakan sokasi dan toples bekas.cara ini dapat mengurangi sampah plastik yang menjadi masalah saat ini.sekian pendapatan saya terimakasihaat ini.sekian pendapatan saya terimakasih)
  • Reduce waste when you finish praying  + (Untuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivUntuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivitas keagamaan, kita dapat menyediakan tempat sampah, tidak membuang sampiyan banten di Pura dan bisa melalui edukasi dan kolaborasi dengan komunitas. kita sebagai umat beragama harus bisa menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik dalam kegiatan keagaaan. Selain itu, mengolah sampah dari aktivitass keagamaan menjadi pupuk kompos juga merupakan cara yang sangat bagus untuk mengurangi sampah. Karena sampah yang berasal dari aktivitas keagamaaan kebanyakan berasal dari sampah organik seperti bunga dan janur. Kita juga bisa memasang banner di sekitar area pura untuk selalu mengingatkan umat yang bersembahyang agar tidak membuang sampah. bersembahyang agar tidak membuang sampah.)
  • How reduce waste in every religious activity  + (Untuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivUntuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivitas keagamaan, kita bisa menggunakan barang yang dapat digunakan kembali, seperti piring dan cangkir, serta mengalihkan materi ke format digital. Selain itu, penting untuk merencanakan jumlah makanan dengan baik dan menyediakan tempat sampah terpisah untuk daur ulang dan kompos. Pilih dekorasi ramah lingkungan, manfaatkan energi secara efisien, dan dorong penggunaan transportasi umum atau carpooling. Dukungan terhadap program keberlanjutan juga dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan tersebut. dampak lingkungan dari kegiatan tersebut.)
  • tackling waste in religious ceremonies  + (Untuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivUntuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivitas keagamaan di pura, kita perlu menerapkan beberapa langkah ramah lingkungan yang tetap menjaga kesucian upacara dan kelestarian alam. Pertama, edukasi kepada umat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pura. Ini bisa dilakukan melalui ceramah sebelum atau sesudah persembahyangan, mengingatkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab spiritual.</br></br>Penggunaan bahan-bahan alami dalam upacara juga menjadi solusi utama. Alih-alih menggunakan plastik atau kertas yang sulit terurai, umat bisa menggunakan daun pisang, janur, atau bahan alami lain untuk bungkus banten atau sesajen. Ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga lebih selaras dengan tradisi dan budaya Hindu yang menghargai alam. </br></br>Pengelolaan sampah di sekitar pura juga harus diperbaiki. Sediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik di area pura, serta dorong umat untuk mematuhi aturan pemisahan sampah. Sampah organik, seperti bunga atau daun dari sesajen, bisa dijadikan kompos dan dimanfaatkan untuk menyuburkan taman di sekitar pura.</br></br>Pada acara besar seperti odalan atau upacara besar lainnya, peralatan makan yang digunakan juga bisa diganti dengan barang-barang yang bisa dipakai ulang, seperti piring, sendok, dan gelas dari bahan yang tahan lama dan ramah lingkungan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi kekhusyukan ritual keagamaan di pura.angi kekhusyukan ritual keagamaan di pura.)
  • dealing with waste in religion  + (Untuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivUntuk mengurangi jumlah sampah dalam aktivitas keagamaan di pura, kita perlu menerapkan beberapa langkah ramah lingkungan yang tetap menjaga kesucian upacara dan kelestarian alam. Pertama, edukasi kepada umat sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pura. Ini bisa dilakukan melalui ceramah sebelum atau sesudah persembahyangan, mengingatkan bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab spiritual.</br></br>Penggunaan bahan-bahan alami dalam upacara juga menjadi solusi utama. Alih-alih menggunakan plastik atau kertas yang sulit terurai, umat bisa menggunakan daun pisang, janur, atau bahan alami lain untuk bungkus banten atau sesajen. Ini tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga lebih selaras dengan tradisi dan budaya Hindu yang menghargai alam. </br></br>Pengelolaan sampah di sekitar pura juga harus diperbaiki. Sediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik dan non-organik di area pura, serta dorong umat untuk mematuhi aturan pemisahan sampah. Sampah organik, seperti bunga atau daun dari sesajen, bisa dijadikan kompos dan dimanfaatkan untuk menyuburkan taman di sekitar pura.</br></br>Pada acara besar seperti odalan atau upacara besar lainnya, peralatan makan yang digunakan juga bisa diganti dengan barang-barang yang bisa dipakai ulang, seperti piring, sendok, dan gelas dari bahan yang tahan lama dan ramah lingkungan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, kita dapat mengurangi dampak lingkungan tanpa mengurangi kekhusyukan ritual keagamaan di pura.angi kekhusyukan ritual keagamaan di pura.)
  • how can we reduce the amount of aste in religious activities?  + (Untuk mengurangi jumlah sampah dalam kegiaUntuk mengurangi jumlah sampah dalam kegiatan keagamaan, kita bisa memulai dengan beberapa langkah sederhana. Pertama, gunakan alat makan dan minum yang bisa dipakai ulang seperti gelas, piring, dan sendok. Kurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan menyediakan tempat sampah yang memadai untuk daur ulang. Kedua, rencanakan konsumsi makanan dengan lebih baik untuk menghindari pemborosan. Ketiga, pilih bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk dekorasi dan perlengkapan acara. Keempat, sosialisasikan pentingnya pengelolaan sampah kepada jamaah dan panitia acara. Terakhir, pastikan ada proses pembersihan yang efektif setelah acara untuk memastikan sampah didaur ulang atau dibuang dengan benar. Dengan langkah-langkah ini, kegiatan keagamaan bisa lebih ramah lingkungan.tan keagamaan bisa lebih ramah lingkungan.)
  • dealing with rubbish in the temple  + (Untuk mengurangi penumpukan sampah bekas uUntuk mengurangi penumpukan sampah bekas upacara keagamaan dan persembahyangan di pura kita dapat menerapkan beberapa cara, yang pertama sebaiknya setelah kita sembahnyang di pura sisa sisa bunganya itu di buang ke tong sampah, jangan di biarkan dan di buang sembarangan, yang ke dua kita dapat memilah dulu antara sampah organik seperti sisa sisa bunga dan canang, dan sampah anorganik seperti plastik dan botol plastik, kemudian kita dapat mendaur ulang sampah organik menjadi pupuk dan mengolah sampah anorganik menjadi kerajinan yang bermanfaat, cara ketiga kita sebaiknya mengguna wadah bunga yang bisa di pakai berulang kali seperti wadah bunga dari kayu, jangan menggunakan kresek plastik yang sekali pakai untuk membawa bunga, canang maupun sarana upacara lainya, Yang terakhir kita dapat mengajak atau bersosialisasi agar semua masyarakat mau menerapkan cara cara di atas dan agar masyarakat sekitar mau bergotong royong untuk membersihkan area pura agar dapat mengurangi penumpukan sampah bekas upacara keagamaan maupun persembahyangan di puraa keagamaan maupun persembahyangan di pura)
  • "Sacred Rituals, Preserved Nature: Reducing Waste at Every Step"  + (Untuk mengurangi sampah dalam aktivitas keUntuk mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Pertama, gunakan bahan ramah lingkungan seperti peralatan makan dari daun atau bahan biodegradable, menggantikan plastik sekali pakai. Kedua, edukasi para peserta tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan pengelolaan sampah yang baik. Ketiga, terapkan konsep "bawa tempat sendiri" untuk botol minum atau wadah makanan guna mengurangi sampah plastik. Keempat, sediakan tempat sampah yang memisahkan sampah organik, non-organik, dan daur ulang agar proses pembuangan lebih efektif. Kelima, kurangi penggunaan kertas dengan mengganti selebaran fisik dengan media digital seperti aplikasi atau poster elektronik. Langkah-langkah ini bisa membantu menciptakan aktivitas keagamaan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.)
  • Preserving the Environment Through Waste-Free Religious Practices  + (Untuk mengurangi sampah dalam aktivitas keUntuk mengurangi sampah dalam aktivitas keagamaan, kita bisa kembali pada penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan. Sarana upacara yang terbuat dari daun, bambu, dan bunga lebih mudah terurai. Selain itu, penggunaan plastik sebaiknya dibatasi, dengan mengganti kantong plastik dengan tas kain atau bahan yang bisa digunakan kembali.in atau bahan yang bisa digunakan kembali.)