Suba dadi tradisi pasti ada dogen artis ane maju dadi wakil rakyat. Yadiastun tusing ngelah kapasitas dadi pemimpin, apa kaden ane ngaenang pongah juari maju nyaleg. Mamodal popularitas lan pipis tabungan ane kapunduhan dugas dadi artis. Partai politik masih kadang-kadang tusing ja ngidang kagulgul kebijakane. Suba tawange artise ento tusing ngelah kemampuan mimpin, enu masih piliha anggona anggota partai lakar dadi caleg di dapil-dapil tongos artise ento liu ngelah penggemar. Ingetang nah semeton, milih pemimpin ento tusing dadi madasar popularitas. Artist using ja pasti dueg, anak liu ngelah penggemar tusing ja pasti bisa magae. Ingat nah semeton, ingat
Sudah menjadi tradisi, pasti ada saja artis yang maju menjadi wakil rakyat. Walaupun tidak memiliki kapasitas menjadi pemimpin, entah apa yang membuatnya tidak tahu malu mencalonkan diri menjadi caleg. Bermodalkan popularitas dan uang tabungan yang dikumpulkan ketika menjadi artis. Kebijakan partai politik juga terkadang tidak dapat diganggu gugat. Sudah jelas diketahui bahwa artis tersebut tidak memiliki kemampuan memimpin, tetapi masih saja dipilih menjadi anggota partai yang nantinya menjadi caleg dapil di daerah yang ada banyak penggemar dari artis tersebut. Ingat ya saudara, memilih pemimpin itu tidak boleh berdasarkan popularitas. Artis tidak serta merta cerdas, orang yang banyak memiliki penggemar tidaklah tentu bisa bekerja. Ingat ya saudara, ingat!
Enable comment auto-refresher