Where did this ceremony take place:
In English
[EN] Perang Pandan or Siat Pandan (Pandanus war) is held at Tenganan Pagringsingan Village, Karangasem. This combat comes simultaneously with a temple celebration called Usaba Sambah to appease Lord Indra, the chief deity for Tenganan people. During the Pandanus War, young men combat with one another by using thorny pandanus and rattan shield. They try to injure each other by using the thorns. Wounds on their bodies are the most pleasing offering to Lord Indra.
This festival is held in Sasih Sada, aroud June every year. The meaning of this ceremony is as a rite of passage from teenage to adulthood. Not only adolescents join this festival, but also children. They are very enthusiastic and never feel hurt because of the wounds on their bodies. This celebration is open for public. Guests can also join the bloody pandanus war, including you.
In Balinese
In Indonesian
Perang Pandan atau Siat Pandan dilangsungkan di Desa Tenganan Pagringsingan, Kabupaten Karangasem. Upacara ini dilangsungkan pada saat perayaan Usaba Sambah untuk menghormati Dewa Indra, sebab masyarakat Tenganan adalah para pemuja Dewa Indra. Pada saat Perang Pandan, pemuda laki-laki berduel dengan menggunakan perisai rotan dan senjata pandan berduri. Mereka saling melukai. Luka di badan mereka adalah persembahan yang akan menyenangkan Indra.
Perayaan ini dilakukan pada Sasih Sada, sekitar bulan Juni. Makna perayaan ini adalah sebagai ritual yang menandakan seorang laki-laki beranjak dari anak-anak ke dewasa. Tak hanya pemuda belasan tahun yang mengikuti Siat Pandan ini, namun juga anak-anak. Mereka sangat bersemangat dan tidak merasakan sakit akibat luka dari duri pandan itu. Perayaan ini dibuka untuk umum. Orang-orang luar juga bisa ikut berpartisipasi dalam Perang Pandan, termasuk Anda.
Bali ID Channel
https://www.youtube.com/channel/UC-dWt6wZFJfv3MmdUg49YbQ
Enable comment auto-refresher