Soma ribek falls two days after Saraswati day (see Saraswati ini Ceremony section). The day after Saraswati day is called Banyu Pinaruh, and Soma Ribek is celebrated on the following Monday. In Soma Ribek day, Goddess Laksmi, or Sri, is said to be residing on beds during the day, and therefore it is forbidden for the people to take afternoon slumber on Soma Ribek if they desire sufficient wealth and fortune throughout the year.
Olden tradition prescribes that people should put some simple offerings on their bed in Soma Ribek day. Since this holiday is special for Goddess Laksmi and Lord Madhusudana (Lord Wisnu, her eternal consort), people pray for protection of wealth and knowledge. Although Soma Ribek has now become less popular than Galungan and Nyepi, the significance of this celebration is very important.
Soma Ribek jatuh dua hari setelah hari raya Saraswati (lihat entri Saraswati di Ceremony). Sehari setelah hari Saraswati disebut Banyu Pinaruh, dan Soma Ribek jatuh pada hari Senin. Pada hari Roma Ribek, Dewi Laksmi, atau Dewi Sri, dinyatakan bersemayam di tempat tidur sehingga orang dilarang tidur siang pada hari ini apabila mereka menginginkan kekayaan dan keberuntungan sepanjang tahun.
Tradisi lama menyatakan bahwa seseorang hendaknya mempersembahkan persembahan sederhana di atas tempat tidur pada hari Soma Ribek. Karena hari ini adalah hari khusus untuk Dewi Laksmi dan Bhatara Madhusudana (Wisnu, pasangan kekal-Nya), orang-orang berdoa memohon perlindungan atas kekayaan dan pengetahuan mereka. Walaupun Soma Ribek tidak sepopuler Galungan atau Nyepi, manfaat hari raya ini sangatlah penting.
Enable comment auto-refresher